26 - Perseteruan

214 28 0
                                    

Hermione menatap wajah pemuda yang sedang tertidur di atas ranjang hospital wings, tampak begitu damai, sangat berbeda dengan ekspresi yang pemuda itu tunjukan beberapa jam lalu setelah jatuh dari ketinggian awan. Wajah pucat dan mata abu-abu yang menampakan kengerian, bertapa Hermione merasa begitu khawatir.

Draco Malfoy memang tidak mengalami luka yang begitu parah karena profesor berhasil menyelamatkan tubuh Draco sebelum menghantam bumi. Madam Pomfrey juga sudah memeriksanya dan memberikan ramuan. Tapi tampaknya, mental Malfoy tidak baik-baik saja.

Mata Hermione melirik lengan kiri Malfoy, untuk sekian lama, dia kembali melihatnya, dan perasaanya masih sama saat melihatnya sekali lagi. Begitu mengerikan. Dark mark adalah simbol dari kegelapan dan seperti luka di lengan Hermione, meski orang yang memberikan tanda itu telah pergi, tandanya masih akan ada di sana, membekas seumur hidup, bagai ciri yang membangun identitas mereka.

"Hermione!"

Ginny, Luna, Pansy, Daphne dan Astoria masuk secara bersamaan. Kelima gadis itu tampaknya tidak datang bersama, tapi berpapasan tepat di pintu masuk hospital wings.

Astoria berlari lebih dulu, menghampiri bangsal Draco, tampak begitu cemas. Pansy dan Daphne menyusul kemudian.

Hermione mundur dan menarik diri menjauh, menghampiri Ginny dan Luna yang masih berdiri di ambang pintu hospital wings. Memandang sejenak Draco yang masih terbaring di atas ranjang, Hermione menghembuskan nafas berat. Setidaknya sekarang, ada yang menemaninya sekarang, apalagi tidak lama setelah itu, Zabini dan Nott juga datang. Hermione pun berjalan pergi bersama Ginny dan Luna.

"Beberapa anggota orde datang. Kepala sekolah dan para profesor sudah mulai mengevakuasi para murid. Ayahku dan sebagian anggota masih berada di kementrian. Mereka menyerang di berbagai tempat, harus ada yang membantu di sana," ucap Ginny.

"Katanya mereka menyerang secara tiba-tiba. Kementrian sedang kacau. Godric Hollow di hancurkan, Diagon alley dan Hongsmaede juga. Dan berikutnya Hogwarts," timpal Luna.

"Jadi perang itu benar-benar datang?" Hermione berkata lebih pada dirinya sendiri.

Ginny menghela nafas khawatir. Luna, meski tampak tenang, sebenarnya menghawatirkan hal yang sama. Perang tidak pernah menjadi hal yang baik. Banyak orang kehilangan nyawa pada perang satu tahun lalu, dan kini akan ada lebih banyak nyawa yang hilang.

"Di mana Harry dan Ron?" Tanya Hermione.

"Bersama Laskar Dumbledore, mereka sudah bersiap di posisi, kita harus segera bergabung."

Ketiga gadis itu sesegera mungkin pergi ke luar Hogwarts. Ada begitu banyak orang di sana. Hermione mengenali beberapa wajah familiar anggota orde phoenix. Ada Molly, Fleur, Charlie, Hestia Jones, Dedalus Diggle, Elphias Doge, dan Aberforth Dumbledore. Hagrid dan kepala sekolah Mcgonagall juga ada di sana bersama para profesor.

Sebagian anak Huflepuff, Ravenclaw dan Gryffindor juga turut berada di sana. Dengan tekad kuat mempertahankan sekolah dari serangan yang akan segera datang. Hogwartas akan kembali menjadi arena perang untuk yang kedua kalinya.

Para orang dewasa mengangkat tongkat, mulai merapal mentra-mantra pelindung yang kemudian membentuk tabair berbentuk kubah. Sama seperti saat perang sebelumnya.

Hari hampir mencapai malam, matahari mulai menghilang dan digantikan bulan. Malam datang bersama kegelapan.

"Hermione! Di sini!"

Suara teriakan Harry mengambil fokus Hermione. Dia berpisah dengan Luna dan Ginny yang pergi ke arah Neville, sementara Hermione menghampiri Harry dan Ron.

"Sudah selesai menjenguk pacarmu?" Ron berkata sarkas dan menyindir, membuat Hermione mendelik tidak senang pada pemuda berambut merah jahe tersebut.

Alisnya mengerut "perang akan datang, Ron. Aku tidak mau terlibat pertengkaran denganmu di situasi ini," balas Hermione. Menatap Ron dengan peringatan.

ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ғɪɢʜᴛ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant