Shell on Your Ears (3/5)

66 9 0
                                    

Yaowen tengah duduk santai di tribun lapangan sekolah.

Bersama sekotak susu yang ia nikmati, matanya dengan santai menatap lurus ke rumput di pinggir lapangan yang menari-nari karena angin...- namun sayang tak lama bertahan setelah Xida dan yang lain berjalan menghampirinya.

"Yaowen."

Yaowen meliriknya sekilas, masih asik menggigiti sedotan di susu kotaknya.

"Soal tadi malam... Maaf banget kita...-"



BUAGH!



Xida terlonjak mundur saat Yaowen tiba-tiba membanting susu kotaknya dengan kasar, membuat isinya muncrat kemana-mana. Saat ia mendongak, Yaowen sudah menatapnya tajam. 

Sosok itu mengusap mulutnya, lalu berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun.

"Yaowen!" panggil Xida, tapi tak mendapatkan tanggapan.

Sekarang Yaowen sadar kalau anak-anak di sekolahnya memang benar...- kelompoknya adalah kumpulan bajingan.

Bajingan yang melabeli diri sebagai teman, tapi menjadikan temannya sendiri sebagai umpan pengeroyokan. Kurang bajingan bagaimana lagi?

Dan sekarang ia jijik jika harus disamakan dengan mereka.


Yaowen berjalan memasuki lobby sekolah. Karena merasa bosan, ia ingin sedikit iseng mendatangi kelas Yaxuan dan melihat apa yang sedang laki-laki aneh itu lakukan. Namun siapa sangka, ia justru berpapasan dengannya saat menaiki tangga lantai dua...-

"Oh!" seru Yaxuan. "Yaowen! Gimana luka lo?" tanyanya sambil menunjuk wajahnya sendiri.

Tianze yang berdiri di sampingnya hanya bisa menatap Yaxuan dan Yaowen bergantian dengan wajah bingung bercampur kaget. Disenggolnya lengan sang teman.

"Lo ngapain sok akrab sama dia?" bisik Tianze, namun Yaxuan tak mengindahkannya.

Ia malah berjalan turun untuk menghampiri Yaowen.

"Masih parah, ya?"

Yaowen hanya diam saat Yaxuan mencoba menoel-noel plester di bekas lukanya. Tatapannya perlahan naik, menatap Tianze yang jelas langsung memalingkan muka.

Benar.

Yaxuan juga punya kehidupan sendiri, teman sendiri, dan...- ia mungkin hanya bagian kecil dari banyak orang yang pernah numpang lewat di kehidupannya.

Bukan seorang teman seperti laki-laki di ujung tangga sana.

'Ck!'

Entah kenapa ia merasa kesal. Didorongnya bahu Yaxuan, lalu melangkah menaiki tangga. Seketika Yaxuan mengerjapkan matanya heran, lalu menoleh dengan mata yang sudah mendelik.

Apa yang salah?

"Kenapa coba...- balik jutek lagi..." gumamnya.

Melihat Yaowen yang sudah pergi jauh, Tianze langsung berlari mendekati Yaxuan dan menarik lengan temannya itu dengan wajah resah.

"Kenapa lo jadi kenal dia, hah?! Jangan deket-deket dia, Xuan."

"Emangnya kenapa, sih?"

"Lo bener-bener gak punya rasa takut, ya..."

Yaxuan berkacak pinggang, menatapnya dengan senyum tengil di bibirnya.

Roomates 18 | TNT & TF FAMILYजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें