Em7b5 \\ she was the one who waited for his return

1.2K 184 20
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


SEJENAK menepi dari kesibukan sebagai mahasiswa program pendidikan dokter spesialis jiwa, sejenak meninggalkan Belanda, pulang ke negaranya.

Jaehyun telah cukup lama menanti kesempatan ini tiba.

Menghirup aroma bandara, menderek kopernya, juga melihat banyak pasang mata yang mendambakan rumah sebagaimana ia.

Ada rumah yang di dalamnya berisi orang tua lengkap dan satu saudara perempuan lima tahun lebih muda. Ada juga rumah yang di dalamnya hanya berisi satu perempuan  jelita.

"Sebentar lagi, aku sampai. Ini agak macet. Sabar, ya, Cantik."

Di dalam sebuah taksi yang melaju minim kecepatan itu, Jaehyun menelpon seseorang yang ia yakini tengah menunggu. 

Jaehyun menyuruh seseorang agar sabar, tapi ia sendiri justru yang tidak sabar.

Hanya tinggal sedikit lagi, padahal. Tapi, taksi ditinggalkannya sebelum benar-benar sampai tujuan. 

Pelan-pelan, menyebrangi kemacetan jalan. Terburu-buru melangkah, melewati trotoar, masuk ke dalam sebuah gedung megah bertingkat, menekan sandi kunci satu unit di dalamnya. 

Pintu terbuka. Jaehyun tinggalkan koper di dekat pintu, agar mudah baginya berlari menemui perempuan jelita yang ketiduran di sofa sana, barangkali lelah menunggunya.

Dia, perempuan yang nyaris enam bulan belakangan hanya bisa Jaehyun tatap kalau tidak di layar ponsel, ya, di layar televisi.

Dia, perempuan yang setengah mati Jaehyun rindukan, dan konon juga merindukan Jaehyun sama setengah matinya.

Kendati demikian, Jaehyun masih bisa menahan diri untuk tidak buru-buru memeluk sekalipun keinginan itu menumpuk. 

Ia hanya jongkok, menyamaratakan bahunya dengan permukaan sofa tempat perempuannya memejam mata.

Ia hanya menatap wajah damai yang terlelap. Sedikit serakah, jemarinya mengusap,

"Kamu sudah sampai?"

yang mana itu menyebabkan sayup-sayup terdengar suara lembut.

"Hm."

Sepasang mata menatapnya tak kalah lembut. Lambat laun, bibir indah di sana merajut garis lengkung manis. Jaehyun menerima senyum, pun memberi hal yang sama.

Tangannya yang semula mengusap, kini diusap.

"Ayo makan malam. Aku sudah siapkan."

Segala yang berkaitan dengan perempuan ini, sumpah, Jaehyun merindukan. Termasuk, salah satunya adalah masakan.

Menyenangkan sekali bisa merasakan itu kembali, ditambah dengan servis khusus yakni disuapi.

Tidak ada tempat mana pun yang memperlakukan Jaehyun seperti ini.

Hanya di sini, Jaehyun diperlakukan serupa bayi. 

Disiapkan makanan, disuapi, disiapkan air hangat, ditunggui ketika mandi—sambil sang penunggu membaca naskah atau kadang mereka mengobrol ringan—, dikancingkan piayamanya, dikeringkan rambutnya, disediakan pangkuan untuk ia berbaring meletakan kepala.

"Kamu tidak cemburu?"

Ditanya oleh perempuan yang mengusap-usap helaian rambutnya pelan, Jaehyun tersenyum dalam pembaringan di atas sofa dan di pangkuan.

Perempuan yang sekarang sedang bersamanya merupakan salah satu tokoh utama di dalam drama yang sedang mereka tonton. 

"Adegan ciuman di dalam drama seperti jantung di dalam diri manusia."

Perempuan itu tertawa mendengar perkataannya. "Jadi, kamu cemburu atau tidak?"

Jaehyun beranjak. Tak lagi berbaring. Duduk, ia melipat kaki. Tak lagi memandang layar televisi. Pandangan Jaehyun kini hanya tertuang pada seraut wajah dan sepasang mata yang menyimpan keingintahuan meski jawabannya sudah jelas.

"Hm. Aku cemburu. Sampai rasanya aku ingin meninju lawan mainmu."

Bicara Jaehyun sungguh-sungguh. Disambut dengan gelak tawa perempuan di sampingnya. Jaehyun hanya diam sampai tawa sang perempuan mereda.

Lalu mereka saling bertatapan dalam keheningan.

"Tidak ada yang merasakanmu sebanyak aku, 'kan, Rose?"

"Hm. Hanya kamu. Masih kamu. Dan, akan selalu kamu."

"Aku lega."

Sebelum pada akhirnya, dalam kegelapan, mereka saling merapatkan, memeluk, dan merasakan.

"Malam ini, rasakan aku sebanyak yang kamu mau, Jae."

[]

[]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Em7b5
\\ she was the one who waited for his return \\



[SERENADE IN E MINOR]
by linasworld


***


penuh ambiguitas,
tapi aku percaya kalian cerdas-cerdas.

kebayang 'kan plot, setting, sama adegannya?


setelah mempertimbangkan, akhirnya
aku putuskan buat jadiin ini semacam babak
yang di dalamnya ada cuplikan kisah-kisah pendek
alurnya loncat-loncat ke sana kemari,
kadang maju, kadang sorot balik.

dan satu lagi pesan, kalian jangan kaget,
kalau tiba-tiba nemu kata 'tamat'
karena work ini kapan aja bisa tamat

:)

thankyou for support 

SERENADE IN E MINOR [END]Where stories live. Discover now