Eps. 1. Pengenalan

120 4 0
                                    



HAPPY READING ;)

Syurr!!
Duar!!

"Akh!!" pria itu terlempar jauh karena serangan dari musuhnya. Ia memegang perutnya yang sedang sangat sakit dan kemudian memuntahkan darah dari mulutnya.

"Raja!" Anika berlari menghampiri suaminya itu.

"Raja.. hiks.. ayo kita kabur dari sini.." ajak Anika.

"Enggak! aku masih bisa.. kamu bawa anak kita, aku akan menyusul setelah mengalahkannya" ucap Elard kemudian kembali berdiri.

"mengalahkan ku? ck.. mana bisa" Valden tertawa mendengar kata-kata Elard.

"pergi sekarang Anika.." Anika berlari menjauh dari sana.

Sret!!!

"Raja!!!" baru saja berlari 4 meter dari suaminya namun Anika bisa mendengar dengan jelas suara sayatan dari belakang. saat menoleh ke belakang Anika bisa melihat dengan jelas bagaimana sang raja sekaligus suaminya itu terjatuh di tanah dengan mata yang terbuka.

Sret!!!

"Akh.." Valden dengan kecepatan kilatnya menusuk wanita itu dari belakang hingga tembus. "Arvin.."

Bruk!
wanita itu terjatuh setelah mengucapkan nama anaknya.

Arvin menutup mulutnya rapat-rapat agar tak mengeluarkan suara dan berlari dari sana, yang ia pikirkan sekarang adalah kabur dari sana. Arvin bukan lagi seorang anak kecil, ia sudah berumur 17 tahun, memiliki badan yang bagus, tinggi, dan pintar. Namun kekuatan Arvin belum juga muncul, ia belum memiliki kekuatan sama sekali.

"Mau kemana kamu hah?"

Srett!!
ombak air menyebur Arvin dan membuat lelaki itu terjatuh. Arvin bangun lagi dan kembali berlari. Valden mengeluarkan pedang airnya, menebas lelaki itu, tapi hanya mengenai pipi lelaki itu.

"ah.." Arvin kembali tersungkur. Arvin menatap pria itu, menatapnya dengan tajam. Valden malah tersenyum smirk membiarkan lelaki itu pergi.

"Raja.. kenapa dibiarkan saja?" tanya seorang pengawal setelah Valden menghentikan para pengawalnya untuk mengejar Arvin lagi.

"Biarkan saja" ucapnya tersenyum semeringah.

***

"huhh.. huh.." napas Arvin terhengah-hengah dan terus berlari menjauhi kerajaannya, sesekali ia juga menengok ke belakang, berjaga-jaga jika ada yang mengikutinya.

Bruk!

Arvin terjatuh lagi, lagi, dan lagi. namun ia kembali bangun dengan cepat. bersembunyi di balik pohon besar dan mengatur napasnya.

tak lupa ia tetap menengok-nengok ke belakang memastikan tak ada yang mengikutinya, untungnya tak ada yang mengikutinya. ia kembali tenang, mengatur napasnya.

"Awh.." Arvin meringis kesakitan dan memegang perutnya, tanpa ia sadari perutnya sedari tadi sudah terluka, darah keluar juga lumayan banyak, membuat sang empu kesakitan dan pingsan saat itu juga.


"Sudah bangun?" tanya seorang gadis  sambil tersenyum, melihat Arvin yang baru membuka matanya.

Plak!!

Arvin menampar gadis itu dengan keras, membuat gadis itu tersungkur ke lantai.
"Hey.. tenang.. tenang.." seorang nenek-nenek menghampiri mereka berdua, membuat Arvin kembali berjaga-jaga.

"Kamu tidak apa-apa nak?" tanya nenek itu pada gadis yang masih terkejut itu dan membantunya untuk kembali berdiri.

"Iya nek.."

"SIAPA KALIAN?!!" tanya Arvin sambil menodongkan benda tajam disekitarnya pada kedua wanita itu.

"Aduh.. lukanya terbuka.." tanpa rasa takut nenek itu mendekati Arvin dan memegang perutnya yang mulai mengeluarkan darah.

"Ayo tiduran lagi, biar nenek obatin lagi" Arvin menuruti perintah nenek itu, mau bagaimana pun ia tetap butuh pengobatan.

"Jian.. tolong ambilkan obatnya lagi"
"Iya nek" gadis bernama Jian itu berlari kecil keluar dari kamar.

"Kamu ini dari kerajaan mana?" tanya nenek itu tiba-tiba.

"Nenek sendiri dari kerajaan apa?" tanya Arvin balik.

"Nenek hanya rakyat biasa, tak ada kemampuan apa pun" jelas nenek itu sambil tersenyum.

di dunia ini terdapat 3 bagian manusia, yang pertama mempunyai kekuatan api seperti yang dimiliki kerajaan Arvin, yang kedua mempunyai kekuatan air seperti yang dimiliki musuh kerajaan Arvin, dan yang paling terakhir adalah manusia yang terlahir tanpa kekuatan dan hidup seperti manusia pada umumnya.

"Kalau gadis itu?"

"Siapa? Jian?" Arvin mengangguk.

"mungkin sama seperti nenek"

"mungkin?" tanya Arvin dengan ragu.

"Kamu sendiri dari kerajaan apa?" pertanyaan nenek berhasil mengubah topik dan membuat pria itu sedikit ragu untuk menjawab.

"Air atau api?" tanya nenek itu lagi.

"Api.." jawab Arvin dengan singkat, padat, dan jelas.

.
.
.
.
.

This is my new story, mohon dukungannya!hope you enjoy it!

Janji Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin