A34

14 1 0
                                    


happy reading










*part Couple LESPONG ya guyss

Pulang sekolah, Awan menepati janji mengajak Arsya membeli eskrim, mereka pergi berdua? tentu saja tidak. akan ada selalu satu setan yang mengikuti mereka, karena katanya kalau berduaan yang ketiganya setan. berhubungan Arsya dan Awan hanya berdua namun ada yang mengikuti jadilah mereka menganggap orang yang mengikuti mereka itu adalah setan, dan setan itu adalah Nicholas, sepupu Arsyana.

Mereka semua berpisah saat diparkiran, ada yang pulang kerumah, ada yang main ada yang ke Markas.

Fir dan Nia sudah lebih dulu pulang menggunakan mobil Yusqi, dan kini tinggal Lesa, Daffa, dan Gema diparkiran.

"Sa? Lo pulang sama Dapa kan?" Tanya Gema.

Lesa hanya menjawab dengan gelengan, mendengar pertanyaan Gema,  Daffa langsung memakai helm dan menyalakan sepeda motornya, lalu dia pun melenggang meninggalkan Lesa dan Gema di parkiran yang menatapnya dengan tatapan bingung.

"Kalian lagi ada masalah ya?" Tanya Gema heran, memang hari setelah Awan dan Arsya jadian, Lesa dan Daffa sedikit renggang.

Lesa menjawabnya dengan senyum, "Engga kok, kayaknya dia lagi buru-buru deh."

Gena mengerutkan keningnya, tak percaya. "Terus ini Lo pulang sama siapa??" Tanya Gema lagi.

"Ouh itu aku pulang sama Cindy, nanti dia kesini sama Ka Regan." Balas Lesa, meyakinkan Gema.

"Yaudah gue duluan ya." Pamit Gema, Lesa hanya mengangguk mengiyakan.

setelah Gema pergi, Lesa menghela nafas panjang, dia berbohong kalau dia akan pulang dengan Cindy, dia sendiri juga bingung akan pulang dengan siapa. Sedikit menyesal tak mengatakan yang sejujurnya pada Gema, namun Lesa tak ingin merepotkan Gema.

Lesa berjalan pelan menuju gerbang, saat dirinya berjalan pelan ditrotoar didepan halte sekolah, terdengar suara klakson motor yang sangat Lesa hafal, *Tinn Tinn*

Senyum Lesa merekah, dia berbalik badan, dan benar. disana ada Daffa yang sedang duduk dimotornya sambil melihatnya, Lesa langsung berbalik, "Ngga aku ngga boleh goyah, kita beda! Daffa ngga mau sama aku, jangan berharap, dia ngga bakal anterin kamu pulang Lesaa." ucapnya pada diri sendiri.

Namun lain dengan apa yang diucapkan Lesa, Daffa turun dari motornya dan menghampiri Lesa, "Ayok pulang bareng, gue mau ngomong." Ucapnya sambil menggandeng tangan Lesa.

Lesa tertegun, "Hem? ngomong apa daf?"

"Ayok ikut aja." Mendapat jawaban seperti itu, Lesa hanya pasrah, pertahanan hatinya goyah. dia tidak bisa menolak perlakuan daffa, meskipun pikirannya menolak namun hatinya sungguh menginginkannya.
hati dan pikiran tidak sinkron.

Daffa memakaikan helm pada Lesa, dan mereka berdua pergi meninggalkan sekolah menuju tempat yang entah hanya Daffa yang tau.

"Kenapa balik lagi?" Tanya Lesa Saat sudah sampai di tempat tujuan, mereka kini di Angkringan sederhana.

"Ayok masuk dulu." Ajak Daffa dengan lembut.

Lesa mengikuti Daffa, masuk duduk di Lesehan, "Sa, mau makan apa?" Tanya Daffa sambil menyodorkan kertas menu.

"Terserah." Jawab Lesa canggung.

"Sa,,, yaudah gue yang pilih tapi harus dimakan ya?" Lesa mengangguk menurut.

Sambil menunggu makanan disajikan Lesa membuka pembicaraan terlebih dahulu, "Daffa mau ngomong apa?" Tanyanya.

"maaf,-"

"engga papa kok, aku juga tau." Ucap Lesa sambil menunduk tak berani menatap Daffa.

"Le..." Panggil Daffa lembut membuat Lesa mengangkat kepalanya sedikit, Tangan Daffa terulur menopang wajah Lesa dan menangkapnya dengan tangannya, "Lee kalau aku ngomong liat mata gue, jangan liat bawah, emang lantainya lebih ganteng dari gue ya?" Tanya Daffa membuat Lesa seketika menggeleng dan menatap Daffa.

Mereka saling tatap beberapa detik, Daffa menangkup pipi Lesa dengan gemas, "Kok muka lele gue udah ngga tembem lagi, jarang makan ya kamu??" Tanyanya.

Lesa hanya diam, "Setelah ini makan yang banyak, karena aku udah buat keputusan aku sendiri untuk kita."

Lesa melihat Daffa dan balik menangkup pipi Daffa, "Kita? kweputusan apa??" Ucapnya karna pipinya masih ditangkup tangan besar Daffa.

"Lele milik gue kan? kalau sekarang gue juga jadi milik lele? lele mau milikin gue?" Tanya Daffa sambil terus menatap mata Lesa hangat.

Lesa terkejut mendengar pernyataan tersebut, dia kaget, senang, bahagia, bahkan dia sekarang malu pipinya terasa panas pasti dirinya kini sudah blushing.

Lesa segera melepaskan tangannya di pipi Daffa, dan memalingkan wajahnya kesamping.

"Daffa lagi bercanda ya?? aku ngga bisa bercanda kalau gini, jadi kalau Daffa mau bercanda bilang aja biar nanti aku ketawa bukan Baper." Ucap Lesa.

Daffa memeluk Lesa dari samping, "gue serius sa, gue ngga mau berpatok, mungkin kita memang beda. tapi perasaan kita sama, so do you want to have me??" Tanya Daffa serius.

Lesa langsung berbalik dan membalas pelukan Daffa, "This is the moment I've been waiting for."

Mereka bahagia, mereka akan menjalaninya bersama-sama apapun yang terjadi, mereka siap melawan badai yang akan datang di hubungan mereka nantinya.

***

Disisi lain, kini Awan dan Arsya tengah sibuk memilih eskrim yang diinginkan Arsya, "Wan aku mau yang Vanilla, sama bubble gum boleh ya??" Ucap Arsya.

"Yang satu dibungkus aja buat dirumah ya tapi??, kamu makan eskrim terus nanti sakit gigi." Nasehat Awan.

"Nyinyinyi Ying Siti dibingkis iji yi ninti kimi sikit gigi." Sinis Nicho.

Arsya menatap Nicho sinis, "apasih Lo setan!!" Ucapnya ngegas.

"Tuh wan aslinya dia tuh begtu, udah kaya singa keluar kandang kalau yang dia mau ngga diturutin, ati-ati aja Lo." Pesan Nicho dengan serius pada Awan.

Awan merangkul Arsya, "Gapapa, apapun yang dia mau bakalan gue kabulin."

"apapun? gue mau Ferrari dong!!" Ucap Nicho semangat.

"Lo bukan Arsya bego!" Umpat Awan, membuat Arsya tertawa menang, membuat Nicho memberengut kesal. dan terjadi lagi Nicho selalu kalah jika berurusan dengan Arsya.

*TBC

𝗔𝗦𝗔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt