Bricia 4🔮

36.5K 2.7K 55
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮


⊱﹏﹏﹏﹏﹏










" ... Aira!"

Deg!

Apa ini artinya takdir hidup Bricia tinggal seujung kuku saja? Kenapa ia harus dipertemukan sangat cepat dengan protagonis cantik itu?!

"Bricia? Kesini kamu malah ngelamun," tegur Ibu panti membuat Bricia mengerjap.

Glenka tampak bingung dengan reaksi tegang Bricia.
"Kamu kebelet buang air besar? Wajahmu tampak--"

"Mulai aku kamu nih?" sela Bricia menggoda Glenka sampai wajahnya memerah, ia tidak ingin gadis cerdik ini menaruh curiga padanya. "Makanya jangan galak-galak lah, santai aja kalau sama aku."

"Apasih lo gajelas!" sebal Glenka menabrak bahu Bricia berjalan lebih dulu. "Malu banget... Bricia menyebalkan huh!"

Bricia hanya menggeleng pelan sebelum berjalan kesana, semua tak luput dari tatapan kasihan Aira yang menyangka Bricia pasti dimusuhi disini.

"Nah, ini Bricia. Bricia yang didepan kamu adalah donatur lama disini, ayo kenalan!" Ibu panti merangkul bahu Bricia.

Gadis dengan kaos oblong abu-abu nya menatap terang-terangan wajah Aira yang tersenyum indah padanya.
Gak heran Protagonis sama Antagonis disini suka sama Aira, dia emang tipe cewek idaman banget tambah aura hangatnya.

"Kamu Bricia ya? Yaampun cantiknya kenalin nama Tante, Yuna dan Om, Roy," sapa wanita cantik dengan tampilan berkelas mengusap pipi Bricia gemas. "Oh, iya. Kenalkan ini Aira, anak perempuan Tante."

Bricia bingung harus merespon apa dan hanya bisa menatap Aira dengan kerutan halus.
Gue rasa alurnya ko cepet banget ya? Kalo Aira kesini sekarang berarti... Arthur juga bakal kesini! Gak boleh! Gue gak boleh ikut campur dalam kisah cinta mereka!

"Hai! Aku Aira mari berteman dengan ku!" sampai tiba-tiba Aira menyodorkan tangannya yang mana membuat Bricia melotot, ini tidak ada dalam cerita! "Gak mau ya?"

Melihat wajah sendu Aira dengan terpaksa Bricia menyalaminya dengan senyuman tipis.
"Salam kenal, aku Bricia anak panti disini. Makasih kamu sama keluarga kamu udah mau jadi donatur tetap disini, berkat kalian ada beberapa anak panti yang bisa mulai bersekolah."

Ucapan tulus Bricia disambut senyuman kagum kedua orang tuanya termasuk Aira sendiri.

"Pintarnya, yasudah kalian bermain saja disini Tante ada yang harus diobrolin sama Ibu," ucapnya mengusap surai Bricia.

"Mari," mereka bertiga meninggalkan putrinya untuk bermain dengan anak-anak panti.

Detik itu juga anak-anak panti mulai mengerubuni Aira sampai tubuh Bricia terdorong kebelakang sampai terjatuh.
"Aduh, bisa santai aja gak sih. Udah kaya pembagian sembako!"

"Bri, kamu gapapa?" tanya Glenka membantu Bricia berdiri namun setelahnya ia menghempas tangan Bricia dengan wajah di palingkan. "Lemah banget mentang-mentang udah tua! Bangun sendiri!"

Bricia terkekeh berpura-pura menekan pinggangnya.
"Aduh iya nih, udah encok malah. Kayaknya faktor umur."

"Iihh!!! Bricia!" kesal Glenka menjambak sekali rambut Bricia sampai mengaduh. "Makanya jangan nyebelin!"

"Aira cantik!"

"Gimana rasanya jadi orang kaya?"

"Aku mau juga punya Ayah sama Ibu."

Bricia's world (On going) Where stories live. Discover now