Chapter 3

838 59 2
                                    

Enggak papa di bilang kayak ibu-ibu yang penting pakai pakaian yang sesuai
(Naura Muhafidzah)

Angin begitu kencang mungkin hujan akan turun, Zaza bergegas membersihkan diri ke kamar mandi sebelum hujan turun dan ada gemuruh. Belum selesai Zaza berada di kamar mandi hujan sudah turun, Zaza sedikit buru-buru. Sebelum tidur Zaza melihat handphonenya cukup banyak pesan yang masuk dari temanya itu, dirinya merasa sedikit merasa bersalah karena lupa mengabari keberadaan dirinya sekarang.

Assalamualaikum, maaf aku baru balas chat kamu

Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh iya enggak papa Zaa

Maaf ya

Iya enggak pa

Makasih ya kamu paling ngerti deh

Emangnya kamu tadi kemana?

Aku ikut belajar di masjid

Wah kamu udah berubah

Berubah jadi apa Wee

Manusia benerrrrrr

Jadi selama ini aku hantu

Haha kagak sih

Waduh bahaya

Setelah Zaza dan temannya yang bernama Syahma selesai chat, Zaza kembali menuju ke kamar mandi untuk wudhu sebelum tidur. Bunyi notifikasi pesan begitu banyak namun, Zaza menghiraukan hal itu lebih memilih untuk istirahat.

****

Kicauan burung-burung terdengar di telinga terik matahari menghangatkan tubuh Zaza berjalan berkeliling kampung untuk berolahraga pagi, Zaza duduk sejenak di bawah pohon untuk beristirahat karena susah cukup jauh berjalan.

Zaza kembali berjalan berputar arah karna dirinya ingin pula ke rumah, di perjalanan menuju rumah Zaza melihat penjual siomay dirinya memutuskan untuk membelinya karna sangat ingin.

"Pakde bisa beli siomaynya," ucap Zaza.

"Bisa neng, mau apa aja siomaynya," sahut pakde penjual siomay.

"Tahu aja sama siomay nya jangan pakai kol yang pakde," pesan Zaza kepada penjual siomay.

"Siap neng, tunggu sebentar ya," sahut penjual siomay.

Sambil menunggu siomaynya selesai, Zaza melihat sekeliling banyak orang-orang yang juga berolahraga pagi dengan berjalan kaki dan juga bersepeda. Zaza melihat Ahkam di seberang jalan yang sedang berolahraga juga bersama teman-teman, terlihat sangatlah beda penampilan Ahkam yang dengan teman-temannya.

"Neng, ini siomaynya," ucap penjual siomay.

"Eh iya pakde," sahut Zaza yang sedikitpun terkejut.

"Lagi ngeliatin siapa sih neng, sampai bengong gitu," penasaran.

"Eh enggak ada kok pakde, siomaynya berapa pakde," Zaza mengalihkan pembicaraannya.

"Oh, lima ribu neng," jawab penjual siomay.

"Ini pakde, terima kasih ya pakde," ucap Zaza dan melanjutkan perjalanannya.

"Sama-sama neng," jawab penjual siomay.

Jantung Zaza berdetak kencang dirinya terkejut, Syahma mengejutkan dirinya. Syahma hanya bisa tersenyum agar Zaza tidak mengamuk, Mereka berdua sama-sama berjalan dan bercerita. Sebenarnya Zaza ingin sekali bercerita dengan Syahma bahwa dirinya sedang aneh saat melihat atau pun mendengarakan suara seseorang akan tetapi, Zaza masih sedikit khawatir untuk cerita hal itu.

AhzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang