Chapter 5

713 55 2
                                    

Zaza terbangun dari tidurnya, kedua bola matanya melihat ke arah jam dinding yang berada di kamarnya. Dirinya langsung bangkit dari tempat tidur namun tiba-tiba Zaza terjatuh, sekelilingnya terlihat berputar-putar rasa sakit di kepalanya masih terasa.

"Astaghfirullah, aku ketiduran pasti udah lama banget ketinggalan materi ustadz," ucap Zaza berbaring di atas lantai.

Zaza membuka pintu kamarnya melihat ayah dan ibunya apakah sudah pergi ke masjid, rumah begitu sepi mungkin kedua orang tuanya sudah pergi. Zaza minum air putih dan berjalan kembali ke kamar untuk melaksanakan sholat isya.

Setelah dirinya selesai melaksanakan sholat, Zaza berusaha untuk mencoba mendengarkan kajian dari kamarnya. Suara ustadz terdengar namun tidak terlalu jelas, Zaza berjalan keluar kamar menuju ruang tamu berharap suara ustadz terdengar jelas olehnya karena, dirinya ingin mencatat semua materi yang di sampaikan oleh ustadz.

"Hemm sama aja, tapi ini lebih mendingan sih dari dari pada tadi," ucap Zaza kembali mendengar suara ustadz.

Tidak lama setelah Zaza duduk di ruang tamu, kajian pun juga mulai berakhir Zaza melihat bukunya yang masih benar-benar kosong tanpa secoret tinta kajian hari ini sedikit pun.

******
"Alhamdulillah sampai juga ke rumah," ucap Ahkam.

"Gimana kajian tadi nak," umma Rahma menyambut putra kesayangannya.

"Iya umma Alhamdulillah sih walau agak beda tadi," sahut Ahkam.

"Beda kenapa?" umma Rahma penasaran.

"Iya beda karena banyak jama'ah kajiannya," ucap Ahkam.

"Masya Allah, bagus dong makin banyak yang mau belajar Al Qur'an," sahut umma Rahma antusias.

"Iya umma alhamdulilah," ucap Ahkam, dengan menaruh sepatu di rak.

"Oh ya gimana nak udah ada belum calon mantu untuk umma," ucap umma Rahma.

"Nanti kalau udah ketemu juga Ahkam kenalkan sama umma," jawab Ahkam sambil tersenyum.

"Umma tunggu ya," umma Rahma membalas senyum.

"Iya umma, ya udah kalau gitu Ahkam pamit ke kamar dulu ya umma mau bersihkan badan sama mau istirahat," pamit Ahkam.

"Iya nak," sahut umma Rahma.

Ahkam menuju kamarnya, dan langsung membersihkan badan sebelum istirahat. Ahkam duduk di atas tempat tidur nya dan memikirkan perkataan ummanya yang beberapa hari ini terus membahas tentang menikah. Saat ini dirinya belum memikirkan hal itu, tapi mungkin sudah saatnya dirinya juga memikirkan hal itu.

Jam terus berputar, adzan shubuh berkumandang Ahkam sudah siap dengan jubah dan sorbannya dan siap berangkat menuju masjid. Aba Yusuf dan umma Rahma sudah lebih awal pergi ke masjid, Ahkam mengunci pintu rumahnya. Langkahan kaki menunju masjid adalah hal yang sangat dirinya suka di waktu shubuh karna udaranya sangatlah begitu segar.

Sajadah pun sudah terbentang, Ahkam duduk di antara jama'ah sholat shubuh lainnya. Sambil menunggu iqomah Ahkam menikmati keindahan masjid, tanpa dirinya sadari ternyata iqomah sudah berkumandang.

"Pak Sholeh sedang tidak hadir ada yang mau menjadi imam sholat shubuh ini?" tanya salah satu pengurus masjid.

Ahkam melihat kanan kiri tidak ada satu orang pun yang mengajukan diri "Boleh saya aja pak."

"Masya Allah boleh," sahut pengurus masjid dengan senyum.

Allahu Akbar

Setelah kegiatan sholat selesai para jama'ah keluar masjid, Ahkam melihat ke dua orang tuanya sedang berbicara kepada seseorang yang sebelumnya dirinya pun belum mengenalnya. Tangan umma melambai-lambai mengisyarakatkan Ahkam untuk ikut bergabung, Ahkam berjalan menuju tempat kedua orang tuanya berada.

"Masya Allah ini Ahkam?" tanya pria itu kepada aba Yusuf.

"Iya ini anak aku," sahut aba Yusuf.

"Om," sapa Ahkam dan menyalami tangan pria itu.

"Kenalin saya Randi, kamu bisa panggil saya om," kenal pria itu kepada Ahkam.

"Baik om," sahut Ahkam.

"Jadi yang jadi imam tadi anak kalian," ucap om Randi.

"Iyaaa Alhamdulillah," sahut umma Rahma.

"Wah Masya Allah," sahut om Randi.

"Ahkam" panggil aba Yusuf.

"Iya aba," sahut Ahkam yang masih sibuk melihat kanan kiri.

"Cari siapa?" tanya aba Yusuf.

"Cari Rasyid aba," sahut Ahkam.

"Eh kalau enggak salah anakmu ini tadi malam isi kajian Tahsin dekat rumah," om Randi mengingat wajah pengisi kajian.

"Hehe iya om," sahut Ahkam.

Tidak lama setelah berbincang-bincang Ahkam meminta izin kepada kedua orang tuanya dan om Randi untuk pamit terlebih dahulu karna ada sedikit kegiatan dengan ustadz Rasyid. Buru-buru Ahkam menyusul temannya itu, khawatir ustadz Rasyid lebih awal sampai ke rumah, karna bila temannya lebih awal sampai rumah kurang nyaman karna ada istrinya.

Ahkam menepuk pundak temannya itu, ustadz Rasyid membalikkan tubuhnya dengan sedikit nafas tersengal-sengal akibat terkejut. Gigi rapi tertampak cara Ahkam agar temannya tidak emosi, Ahkam mengajak temannya untuk duduk sejenak di kawasan masjid untuk membicarakan suatu hal.

Mereka berdua pun pulang ke rumah masing-masing setelah Ahkam selesai menjalankan misi tugasnya bersama ustadz Rasyid. Berjalan kaki menuju rumah adalah suatu kegiatan yang di sukai Ahkam, karna menurut dirinya itu sambil berolahraga.

Suasana di rumah sangat sepi, apakah aba dan ummanya masih asik mengobrol atau pergi kemana. Ahkam memeriksa dapur siapa tau umma Rahma sedang berada di dapur, setiap ujung ruangan di lihat. Ahkam tidak melihat ummanya di dapur mungkin sedang berada di kamar.

Ahkam menuju kamarnya, dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah untuk mengajar. Ahkam menyiapkan segala alat-alat mengajarnya seperti pena, spidol, Al Qur'an dan lainnya sebelum dirinya menuju ke kamar mandi. Setelah beres Rayyan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum pergi mengajar.

Terlihat pakaian masih tersusun rapi karna umma Rahma sangat rajin sekali menyetrika baju keluarga, umma Rahma tidak memperkerjakan orang di rumahnya. Semua pekerja dirinya kerjakan sendiri, di bantu dengan suaminya dan juga Ahkam. Ahkam memilih seragam yang di jadwalkan untuk digunakan hari ini, ketika dirinya sudah selesai semuanya Ahkam keluar kamar tak lupa dengan mengendong tas yang berisi peralatan sekolah yang dirinya susun.

"Umma," sapa Ahkam melihat umma Rahma yang sedang asik menyusun piring.

"Masya Allah anak umma udah rapi aja mau ke sekolah, barusan aja umma mau manggil kamu," sahut umma Rahma dengan senyuman.

"Iya umma," sahut Ahkam sambil membantu umma Rahma menyusun piring.

"Sudah-sudah biar umma aja, kamu udah rapi nanti berantakan dan kotor lagi. Panggil aja aba suruh ke sini bilang mau sarapan," umma Rahma melarang Ahkam untuk membantunya.

"Enggak papa umma, baik Ahkam panggil aba dulu ya," ucap Ahkam bergegas menuju teras rumah.

Tidak lama kemudian aba Yusuf dan Ahkam datang menunju ruang makan, semua menu sarapan sudah tersusun rapi. Hari ini umma membuat menu makan kesukaan Ahkam yaitu nasi goreng dengan irisan telur dadar, ini adalah makanan kesukaan Ahkam sejak kecil.

"Aba umma, Ahkam pamit pergi dulu ya ke sekolah," pamit Ahkam kepada kedua orang tuanya.

*****
Pagi ini Zaza pergi ke mini market untuk membeli beberapa sosis untuk stok di rumah, karena ayah dan ibunya sore ini akan pergi keluar kota untuk pekerjaan ayahnya. Zaza pun memarkirkan motornya di depan mini market, yang berada di dekat sekolah tahfidzul Qur'an.

"Ehh itu kayak kenal," ucap Zaza melihat seseorang yang masuk ke dalam gerbang sekolah.

Alhamdulillah bisa up
Maaf ya banyak typo, masih pemula
Terima kasih atas dukungan

AhzaWhere stories live. Discover now