Chapter 12

408 33 57
                                    

"Zaa jawab dong kamu suka ya sama ustadz Ahkam," Syahma menyipitkan matanya.

"Enggak kok."

"Aaa yang bener, kalau kamu enggak suka buat aku aja deh," ucap Syahma.

"Ehh kok gitu."

"Emangnya kenapa lagian kamu enggak suka sama ustadz Ahkam."

"Emm bukan enggak suka tapi aku itu," sahut Zaza.

"Zaa, sini dulu nak," panggil ayah Fahmi.

"Tunggu ya aku di panggil ayah."

"Ikut deh."

Mereka berdua berjalan menuju ke tempat ayah Fahmi berada ternyata di sana sudah ada ibu Fatimah juga sedang duduk menunggu putrinya. Zaza dan Syahma duduk bersebelahan, kedua bola mata ayah Fahmi menatap wajah sang putri seperti ada sesuatu yang akan di sampaikan.

"Za, ayah mau bicara penting," ucap ayah Fahmi dengan tatapan serius.

"Iya ayah," sahut Zaza sedikit merasa takut.

Drett drett bunyi getaran handphone milik Syahma, "Om, tante permisi mau angkat telfon."

"Iya silahkan," ucap ayah Fahmi.

Syahma buru-buru menghampiri mereka kembali dan meminta izin kepada kedua orang tua Zaza untuk pamit pulang, karna kakek dan nenek Syahma sedang berkunjung ke rumahnya.

"Ayah mau bicara penting dengan Zaza," ucap ayah Fahmi setelah Syahma pamit dari rumahnya.

"Iya ayah boleh," sahut Zaza.

"Apa kamu sudah siap untuk menikah?" tanya ayah Fahmi.

"Hah menikah," kedua bola mata Zaza terbuka sangat lebar.

"Iya menikah," sambung ibu Fatimah.

"Iya nak apa kamu sudah siap jika menikah?" tanya ayah Fahmi lagi.

"Tapi ayah siapa yang mau menikah dengan Zaza," menundukkan pandangan.

"Ada nak," ayah Fahmi menjawab dengan santai.

"Tapi siapa ayah," Zaza masih terlihat bingung.

"Nanti akan ayah kenalkan kamu dengannya," ucap ayah Fahmi terlihat dingin dan serius.

"Tapi ayahkan tau sendiri kalau Zaza dulu pernah jadi cewek yang nakal tidak menutup aurat seperti ibu," kedua bola matanya berkaca-kaca.

"Nak yang akan ayah kenalkan sama Zaza in sya Allah dia cowok yang baik," sambung ibu Fatimah.

"Tapi Bu kalau dia itu cowok yang baik enggak pantas untuk Zaza," sahut Zaza.

"Enggak in sya Allah Zaza pantas untuknya, ibu yakin dia akan melihat Zaza yang sekarang dan seterunya," mencoba menenangkan.

"Baiklah Zaza mau jika ayah dan ibu ingin kenalkan cowok itu ke Zaza," ucap Zaza sedikit berat.

"Alhamdulillah," sahut kedua orang tuanya dengan serempak.

"Kalau gitu Zaza permisi ke kamar dulu ya ayah, ibu," pamit Zaza.

Zaza melihat dirinya di depan cermin, hatinya begitu ribut dengan hal yang baru saja di sampaikan oleh kedua orang tuanya. Zaza mengecek handphonenya dan ingin langsung menghubungi Syahma dan bercerita.

Pesan WhatsApp zaza

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Syahma, kamu udah sampai rumah belum, aku mau ngasih tau sesuatu.

Aku mau dikenalkan sama cowok, padahal aku suka dengan ustadz Ahkam. Gimana yah tadi aku enggak berani nolak permintaan ayah ibuku. Mungkin aku akan kenalan dulu sama cowok itu, dan aku buat masalah deh biar dia enggak mau kenal aku, dan gagal menikah.

Setelah selesai mengetik panjang lebar, Zaza mengotak-atik handphonenya membuka media sosial instagram. Zaza mencari beberapa orang yang di follow oleh ibunya, kemungkinan Zaza akan sedikit tau kira-kira siapa yang akan di kenalkan dengannya. Zaza sedikit tertawa melihat satu profil instagram cowok berkumis tebal.

"Apa iya aku di kenalkan cowok kek gini sama ayah dan ibu," ucap Zaza.

*****
"Umma, kemungkinan Ahkam satu pekan lagi mau ke Mesir untuk ikut belajar daurah sebulan," ucap Ahkam dengan umma Rahma.

"Kok dadakan nak?" tanya umma Rahma terlihat terkejut.

"Iya umma, maaf Ahkam baru kabarin umma karna Ahkam baru dapat pengumuman hari ini," jelas Ahkam terlihat takut.

"Oh ya jangan lupa kasih tau Abah juga ya nak," ucap umma.

"Iya umma in sya Allah nanti Ahkam kabarin Abah," jawab Ahkam dengan senyuman.

"Iya nak, eh itu Abah coba bicara langsung sama Abah," ucap umma Rahma.

"Abah Ahkam mau izin kemungkinan satu pekan lagi mau ke Mesir," ucap Ahkam kepada Abah Yusuf.

"Iya nak silahkan, tapi sebelum itu Abah mau ajak kamu main ke rumah teman Abah," ajak Abah Yusuf.

"Untuk apa bah?" tanya Ahkam yang penasaran.

"Abah ingin kenalkan Ahkam dengan seorang wanita yang baik," jawab Abah Yusuf terlihat sangat santai.

"Jadi wanita itu akan Ahkam jadikan seorang istri Abah?" Ahkam melontarkan pertanyaan cukup perlahan.

"Iya Abah sama umma berharap seperti itu, jika kamu cocok dengannya tapi Abah yakin dia cocok untukmu," jelas Abah Yusuf.

"Iya nak lagian usia Ahkam sudah sangat cukup untuk menikah," sambung umma Rahma.

"Baik Abah umma in sya Allah," sahut Ahkam terlihat sangat santai didepan orang tuanya.

Setelah pembicaraan ini selesai Abah Yusuf dan umma Rahma berjalan menuju ke kamar, sedangkan Ahkam duduk di belakang rumah menikmati suasana sambil memijit pelipisnya. Mungkin jika Ahkam lebih dulu megenalkan seorang cewek ke orang tuanya, Ahkam tidak akan di kenalkan dengan seseorang yang memang tidak dirinya kenali.

Tapi Ahkam menerima itu semua, mungkin itu adalah jalan terbaik untuk dirinya menemukan seseorang yang akan dirinya jadikan seorang istri. Ahkam berusaha berpikir baik kepada Allah, tentang hal ini. Ketika dirinya mulai tenang ada satu banyangan wajah wanita yang melintasi pikirannya itu.

"Astaghfirullah kenapa cewek ini muncul di banyangan pikiran ku," ucap Ahkam terlihat sangat frustasi.

Syukron Katsir teman-teman, semoga suka bacanya

AhzaWhere stories live. Discover now