Chapter 10

528 37 5
                                    


Emosi Ahkam seperti tidak bisa di kondisikan, karna jam Ahkam telah habis ia akan keluar sebentar untuk membeli nutrijell yang di pesan oleh umma Rahma.

Di perjalanan Ahkam terus membaca istighfar agar emosinya sedikit terkontrol, ketenangan itu kembali rusak saat ia melihat seseorang itu.

*****
Syahma dan Zaza pergi keluar berdua untuk membeli perlengkapan makan siang dan malam, di perjalanan mereka berdua mengobrol dengan ceria. Syahma adalah teman dekat Zaza yang selalu menemani dirinya, walaupun saat ini keadaan Zaza sudah berubah. Syahma tinggal sendiri di kota ini karna kedua orang tuanya harus tinggal di Turki untuk ayah bundanya adalah seorang pengajar di Turki

Syahma keturunan Turki dan Indonesia, bundanya asli orang Turki sedangkan ayahnya orang Indonesia. Syahma lebih memilih untuk tinggal di Indonesia karna ia sudah memiliki teman dekat dan sudah nyaman tinggal di Indonesia.

Mereka berdua berhenti di sebuah supermarket biasa Zaza dan ibu Fatimah membeli jajanan dan lainnya, mereka memasuki supermarket dengan keadaan yang sangat menyenangkan. Hingga ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berdua, mungkin kebahagian mereka berdua dapat merendahkan amarah Yang bergebu-gebu.

"Zaa," tegur Syahma yang menyadari ada orang yang memperhatikan mereka.

"Eh astaghfirullah apa," sahut Zaza heran.

"Diam ihh kayak di hutan tau kita ini ribut banget," ucap Syahma masih memperhatikan orang itu.

"Astaghfirullah hihihi emangnya kenapa sih," Zaza masih dengan tatapan heran.

"Hemmm ada yang liatin kita tau," Syahma memberi tahu.

"Siapa yang liatin kita?" tanya Zaza.

"Itu," bisik Syahma sambil menunjuk ke arah seseorang dengan matanya.

"Ehh ustadz Ahkam," ucap Zaza dengan suara kecil.

"Hah siapa Zaa?" tanya Syahma yang sedikit mendengar ucapan temannya itu.

"Enggak ada nanti aku ceritain di rumah aja," sahut Zaza.

"Kenapa?" tanya Syahma dengan penasaran.

"Kita kesini mau belanja Syahma buku cerita hihihi," tawa kecil Zaza.

"Iya ya, ya udh yuk," mereka pun berbelanja.

Mereka berdua pun asik berbelanja Zaza dan Syahma berpencar karna ada beberapa barang yang di beli masing-masing. Zaza menuju ke tempat parfum mencari parfum kesukaannya, ketika dirinya asik berjalan tidak sengaja ada orang yang menabraknya.

"Haduh, ini orang punya mata enggak sih," omel Zaza.

"Ehh maaf," ucap lelaki bertubuh tinggi.

"Astaghfirullah kalau jalan itu lihat-lihat dong bang jangan main handphone aja," ucap Zaza.

"Iya ka maaf, tadi saya sedang mencari teman saya," jelasnya.

"Iyaaa tapi kalau ja_," belum selesai berbicara ada orang yang muncul di hadapannya.

"Permisi," ucap Ahkam membuat Zaza bingung.

"Astaga ada ustadz ganteng," jerit Zaza dalam hatinya.

"Ada Ustadz?" tanya Ahkam kepada temannya.

"Ini tadi ane tak sengaja nabrak gadis ini, ane buru-buru dan fokus ke handphone cari ente," jelas ustadz Rasyid.

"Oo kalau gitu atas nama teman saya, minta maaf atas ketidak sengajaannya," ucap Ahkam dengan tatapan dingin.

"Iya," sahut Zaza yang terlihat bingung.

"Sudah, yuk pergi," ajak Ahkam.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," sambung Ahkam mengucapkan salam.

AhzaWhere stories live. Discover now