Chapter 9

531 38 4
                                    

Zaza terkejut melihat pesan itu rasa penasaran dengan pesan itu begitu kuat, ketika Zaza sedang memperhatikan pesan itu dirinya di kejutkan dengan temannya itu.

"Hayoo baca apa tu," tegur Syahma.

"E_nggak," sahut Zaza dengan tatapan bingung.

"Emmm yang bener."

"Iya Syahma," Zaza melihatkan giginya.

"Cieee yang pagi-pagi dapat chat," Syahma mengedipkan sebelah matanya.

"Chat apa sih Syahma," Zaza masih terus berusaha menyembunyikan sesuatu.

"Aaa ayolah jujur hihihi, aku tadi enggak sengaja ngeliat handphone kamu Zaza," ucap Syahma.

"Sudahlah lupakan saja aku juga enggak tau itu nomer siapa," sahut Zaza.

"Apa enggak kamu balas chatnya mana tau itu penting," Syahma mengedipkan sebelah matanya.

"Enggak Syahma itu nanti aja deh yang penting kita sholat dulu shubuh," Zaza berusaha membuat Syahma lupa akan chat itu.

"Emm iya iya," sahut Syahma mengganguk.

****
Sejuknya shubuh hari adalah suatu suasana yang paling di sukai Ahkam setiap shubuh ia berusaha menunju ke masjid untuk melaksanakan sholat shubuh, sejak kecil umma Rahma sangat kuat mengajar Ahkam untuk melaksanakan sholat terutama di masjid. Kata umma Rahma saat Ahkam kecil bila ia malas ke masjid umma Rahma berkata, pergi sholat Ahkam kalau laki-laki di masjid Sholatnya, kalau mau di rumah terus nanti Ahkam berubah loh jadi cewek.

Setiap harinya aba Yusuf membawa putranya itu ke masjid, hal itu di lakukan sampai sekarang. Ahkam dan aba Yusuf menuju ke masjid bersama namun untuk hari ini aba Yusuf lebih awal pergi ke masjid karna ada sedikit urusan.

"Masya Allah sejuk banget," ucap Ahkam yang berjalan kaki menuju masjid.

Sesampainya Ahkam di masjid dirinya langsung masuk dan sudah terdengarlah iqamah.

Kegiatan seperti biasa sesudah sholat shubuh ada sedikit siraman rohani, dengan tema bersyukur. Ahkam menyimak sang ustadz senior dalam menyampaikan dakwah dengan cara baik, Ahkam mempelajari agar ada tingkatan dalam menyampaikan ilmu di sekolah atau mengisi kajian. Setelah selesai Ahkam langsung pulang ke rumah dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah untuk mengajar.

"Nak Ahkam," sapa umma Rahma mendekati putranya yang baru saja pulang dari masjid.

"Iya umma," sahut Ahkam dengan senyuman.

"Setelah kamu pulang sekolah nanti boleh umma titip sesuatu?" tanya umma Rahma.

"Boleh umma mau titip apa," sahut Ahkam menawarkan.

"Mau titip nutrijell satu kotak yang rasa coklat," ucap umma Rahma.

"Ooo yang kayak agar-agar itu kan umma?" tanya Ahkam untuk meyakinkan.

"Iya yang kayak agar-agar, soalnya umma tanya di warung sini udah kada habis, sedangkan aba mu sangat suka nutrijell," jelas umma Rahma.

"Iya umma nanti Ahkam belikan untuk umma in sya Allah," Ahkam tersenyum.

"Terima kasih ya nak," ucap umma Rahma.

"Ya udah umma Ahkam mau lanjut ke dalam dulu ya mau siap-siap ke sekolah," pamit Ahkam dengan sopan.

Pukul tujuh kurang lima menit lagi Ahkam sudah siap untuk ke sekolah dengan menggunakan jubah berwarna navy, tidak lupa membawa tas miliknya untuk membawa buku dan lainnya.

Di perjalanan menuju sekolah Ahkam mampir sebentar ke warung untuk membeli beberapa makanan ringan untuk di bagi kepada murid yang mampu menjawab pertanyaan Ahkam nanti.

"Bu ini ada yang satu kotak?" tanya Ahkam kepada penjaga warung.

"Ada tunggu sebentar ya," jawab ibu penjaga warung pergi mengambil barang yang di cari.

"Iya Bu," Ahkam melihat jajanan sambil menunggu ibu penjaga warung datang.

"Ini nak," ibu penjaga warung menyodorkan jajan yang di tanya Ahkam.

"Berapa Bu satu kotak?" tanya Ahkam lagi.

"Empat belas ribu nak," jawab penjaga warung.

"Baik Bu," Ahkam mengeluarkan beberapa lembar uang.

"Baik nak terima kasih," ucap ibu penjaga warung dan memberikan warung makanan itu.

Ahkam pergi meninggalkan warung dan menuju ke sekolah, di persimpangan jalan dirinya tidak sengaja berjumpa dengan seorang gadis yang pernah ia sukai dan berniat untuk meminangnya akan tetapi gadis itu menolak ajakan Ahkam.

Ia berusaha melupakan apa yang terjadi di masa lalu, ketika lewat berpapasan seperti tidak pernah kenal di antara keduanya. Ahkam sampai di sekolah dan memarkirkan kendaraan, dan bergegas menuju kantor. Bayangan tentang gadis yang menolak ajakan Ahkam terus terbayang di pikirannya membuat ia tidak fokus.

Teng
Teng
Teng

Bel masuk kelas berbunyi, Ahkam masih bergelut dengan pikirannya berusaha menepis bayangan itu agar tetap fokus dalam mengajar.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Ahkam memasuki kelas.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh ustadz," jawab murid comel dengan serempak.

"Apa kabar semuanya sehat," Ahkam menyembunyikan perdebatan pikirannya dengan tersenyum.

"Alhamdulillah baik ustadz," ucap salah satu murid dengan semangat.

"Alhamdulillah, oh ya hari ini ada quiz untuk semua nanti yang dapat akan ustadz beri hadiah," ucap Ahkam memberi tahu.

"Hadiahnya apa ustadz?" tanya salah satu murid.

"Hadiahnya rahasia," jawab Ahkam yang sibuk membuat soal quiz.

"Baik ustadz."

"Bisa kita mulai?" tanya Ahkam dengan semangat.

"Bisaaaa," sahut anak-anak dengan semangat.

"Sambung ayat ini, Allahus Shomad," ucap Ahkam.

"Aku ustadz," teriak salah satu murid dengan mengangkat kedua tangannya.

"Iya boleh nak," sahut Ahkam penuh senyuman.

"Lam yalid wa lam yuulad," jawab salah satu murid.

"Masya Allah benar," Ahkam mengacungkan jempol dan memberi hadiah yang telah di persiapkan tadi.

"Yeeee dapat hadiah," ucap anak itu dengan penuh kebahagiaan.

Ahkam menutup kelas karna jam sudah habis dan anak-anak dapat istirahat "Karna bel udah bunyi jadi kita tutup pelajaran hari ini ya, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Kantin begitu ramai di penuhi murid-murid yang ingin membeli makanan, Ahkam berjalan masih belum sempurna karna kakinya yang sedikit dirasa sakit. Ahkam duduk di kursi kantor tempat yang telah di sediakan, dirinya membuka buku-buku nulai dengan niat memasukan nilai anak-anak tadi.

Senyuman terukir di bibirnya, tidak perlu tau kenapa Ahkam tersenyum kalian bisa tau sendiri Ahkam seperini ini karena, nilai anak-anak yang dirinya ajarkan tadi mendapat nilai yang bagus -bangus.

"Ahkam ente kenapa senyum-senyum sendiri," tegur Ustadz Rasyid.

"Enggak ada," sahut Ahkam yang terlihat bingung.

"Jangan bohong," ucap Rasyid kepada temannya itu.

"Iya aku jujur,  aku cuman senang aja gitu nilai anak - anak ni tinggi semua," Ahkam menepuk pelan buku yang ada di depannya.

"Wah yang bener," Ustadz Rasyid terlihat bahagia mendengar ucapan Ahkam.

"Iya Alhamdulillah tadi aku tu buat game ada tebak-tebakan jadi anak-anak itu bisa jawab, kalau benar jawabannya dapat hadiahnya dua kalau belum benar dapat satu," jelas Ahkam.

Ketika Ahkam dan Rasyid masih sibuk mengobrol Ahkam di kejutkan dengan satu pesan di notifnya.

(Assalamualaikum Ahkam kamu apa kabarnya, kita bisa enggak jumpa aku mau ngomong sesuatu padamu.)

Isi pesan itu membuat Ahkam ingin mengamuk.

Terima kasih udah baca, in sya Allah typo terus di revisi
Teman-teman

AhzaWhere stories live. Discover now