xiao zhan adalah single papa. yang harus berjuang untuk membesarkan dan merawat tujuh anak kembarnya.
bagai manakah kisahnya yuk ikuti ceritanya sampai selesai.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
#######
Tak terasa 2 minggu sudah mereka tinggal di mansion Wang. Hari ini papa mereka akan kembali dari shanghai.
Mereka sudah tidak sabar ingin bertemu dengan papa tercinta mereka. Mereka ingin segera menceritakan apa saja yg mereka lihat dan dengar tentang rencana busuk dari Liying, kakek, nenek dan orang yg mengaku sebagai ayah kandung dari Liying itu.
Mereka dengan setia menunggu papa mereka datang. Tak lama Sean dan Wang Yibo pun masuk kedalam mansion Wang.
"papa pulang..."teriak Sean. Dari arah ruang tamu mansion itu.
"papa...."balas mereka langsung berlari dan menerjang tubuh papa mereka.
"papa kami rindu papa" ucap Ibo.
"papa juga rindu kalian" balas Sean.
Mereka belum menyadari ada seseorang yg juga ikut masuk ke mansion besar itu bersama papa mereka.
"ha-hai" sapa Wang Yibo kaku.
Barulah mereka melirik kearah sumber suara tersebut.
"oohh Tuan Wang anda juga ikut?" tanya A-fan.
Wang Yibo yg mendengar anaknya memanggilnya dengan sebutan Tuan pun, semakin merasa sangat jauh dari mereka.
"Tuan Wang kakek dan nenek masih di kantor, jadi kalau anda mau menunggunya silahkan saja" tambah A-xian.
"apa kalian sudah makan?" tanya Sean.
"sudah,,apa papa sudah makan?" tanya balik Lian.
Mereka pun mengajak papa mereka masuk, mereka semua duduk di ruang tengah.
"Tuan Wang kenapa anda diam saja disana?" tanya Yanli.
Wang Yibo pun ikut duduk bersama Sean dan ketujuh anaknya.
"aku,,aku mau minta maaf kepada kalian"ucap Yibo tiba-tiba.
"minta maaf untuk apa?" tanya A-yan.
"semuanya,,,semua yg telah ku lakukan kepada kalian dan papa kalian" jawab Yibo.
"memang apa yg telah anda lakukan kepada kami?" tanya A-fan.
"karna aku telah menyia-nyiakan kalian dan menuduh papa kalian berselingkuh dari ku, padahal aku lah yg berselingkuh" ucap Yibo menunduk ia malu untuk menatap anak-anaknya. Karna kesalahan yg ia perbuat itu.
