04 : Tetaplah Kuat Dan Tetaplah Tersenyum.

131 28 3
                                    

"Ayo tuan, kita pulang!" Ajak Billy seraya mempersilahkan Perth masuk kedalam lift.

Perth mengangguk dengan dadanya yang masih berdebar-debar. Lihatlah, kecupan ringan saja sudah berhasil mengusir amarahnya pada Saint. Sebuta itulah cinta dia pada Saint, sementara Saint sama sekali tidak menghargai perasaannya hingga dia tega menginjak-injak perasaannya. Dia senang, tapi segera dia tepis perasaan itu. Dia pikir, Saint pasti punya motif tersembunyi untuk melakukan hal tadi. Sebab selama ini Saint paling benci bersentuhan dengan dia.

Helaan nafas panjang Perth membuat Billy melirik Perth dari kaca spion mobil. Perth duduk di kursi penumpang sementara Billy duduk di kursi kemudi.

"Apa tuan haus?" Tanya dia setelah melirik Perth dari kaca.

Perth menggeleng pelan dan itu dilihat oleh Billy dari kaca spion mobil.

"Kak Jennie bilang, hari ini tuan Saint ada pesta yang harus dia hadiri?" Tanya dia terdengar lemah. Sebenarnya dia meragu tuk bertanya.

Billy mengangguk, "Nanti malam tuan Mew Gulf mengadakan pesta anniversary mereka yang ke 7 tahun." Jelas Billy terkadang dia bicara jujur pada Perth, terkadang tidak. Kecuali pada Saint, baru sepenuhnya dia bicara jujur.

"Anniversary ya," Lirih Perth iri dengan rumah tangga orang-orang. Lihatlah rumah tangga dia, jangankan Anniversary pernikahan mereka, ulang tahun dia saja Saint tidak ingat. Perth kembali menghembuskan nafas panjang, matanya tampak berkaca-kaca kemudian dia seka. "Lalu dengan siapa dia pergi ke pesta itu?" Dia mencoba untuk tetap kuat.

Billy mengusap wajahnya dengan kasar, ah... haruskah dia katakan dengan siapa Saint pergi.

"Dengan pasangannya yang biasa." Jawab Billy akhirnya memilih jujur, toh nanti Perth juga tahu.

"Mereka pacaran ya?" Pertanyaan itu kembali Perth tanyakan pada Billy.

"Tidak. Itu hanya hubungan antara atasan dan bawahan." Jelas Billy tentu Perth tidak percaya dengan perkataannya.

"Tapi kenapa mereka sangat dekat? Bahkan setiap kali ada pesta, tuan Saint selalu membawa dia, bukannya aku. Padahal aku istrinya. Apa aku sangat memalukan jika dibawa ke pesta?" Suaranya bergetar, hatinya sakit dan matanya mengerjap-ngerjap supaya butiran bening itu tidak jatuh.

"Sebenarnya tuan Saint dan dia itu sudah kenalan lama. Mereka satu kampus dulu, bahkan satu jurusan dan sekelas. Jadi wajar jika mereka dekat. Sungguh mereka tidak ada hubungan apapun, aku saksinya." Terang Billy  berharap Perth percaya dan berhenti memikirkan hal yang membuat dia terluka.

"Entahlah, apapun itu, yang jelas hubungan mereka jauh lebih dekat dariku. Tuan Saint bahkan membela dia ketimbang aku." Ini kenyataan yang tidak bisa Billy bantah.

Billy kembali melirik Perth dari balik kaca spion, tampak jelas dimatanya Perth mengusap matanya yang basah.

Sampai sekarang Billy sungguh tidak mengerti dengan Saint, jika dia memang tidak mencintai istrinya maka ceraikan dia agar Perth tidak membuang-buang usianya menunggu Saint.

Karena rasa hormat Billy sangat tinggi, dia sengaja menyetel music agar Perth lebih leluasa untuk menangis. Sebab dia tahu kalau saat ini Perth ingin menangis. Dan itu benar adanya, buktinya sekarang air mata Perth mengalir deras dari balik telapak tangannya.

Lagi.
Lagi-lagi Billy menjadi saksi bisu tangisan istri dari atasannya. Yah, ini bukan pertama kalinya Billy melihat Perth menangis, sudah sering dia melihat Perth menangis. Dan yang parahnya, bisa dia hitung dengan jari dia melihat Perth tersenyum.

Sebenarnya seberapa dalam luka Perth?

⏩⏩

07:00 malam, Saint datang menjemput Orn di apartemennya.

Minefields - SaintPerthحيث تعيش القصص. اكتشف الآن