08 : Kamu Tahu Sedamba Apa Aku Padamu

177 32 8
                                    

10:10 pm

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

10:10 pm.
Perth bangun ketika dia mendengar suara hairdryer, begitu dia membuka matanya, dia melihat Saint duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

"Apa aku berisik?" Tanya Saint melihat pantulan Perth dari cermin rias.

Perth menggeleng, ada banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Terutama kenapa Saint ingin mereka tidur satu kamar? Padahal dulu Saint sendiri yang meminta mereka tidur pisah kamar.

"Kesinilah, bantu aku mengeringkan rambutku!" Titah Saint pada Perth yang masih bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Emangnya boleh?" Cicit Perth takut Saint marah. Selama ini Saint selalu menolak bantuannya.

Saint mengangguk tersenyum, membuat yang melihatnya jadi auto menurut lalu menghampiri dia.

Kini suara hairdryer itu kembali terdengar tanpa ada yang bicara. Jika fokus Perth pada kepala Saint maka iris gelap Saint terus memperhatikan dengan seksama.

"Tidakkah ada yang ingin kamu tanyakan?" Saint tahu kalau saat ini pikiran istrinya penuh dengan ratusan pertanyaan.

"Memangnya tuan mau menjawab pertanyaan ku? Tuan tidak akan membentakku kan jika aku bertanya?" Selama ini setiap kali dia bertanya, hanya tatapan tajam dan bentakan yang dia dapatkan sebagai jawabannya.

Tangan Perth berhenti menggerakkan hairdryer, dia matikan lalu dia tatap suaminya yang sedari tadi terus memperhatikan dia dari pantulan cermin.

"Mau bicara di sini atau diatas ranjang?" Saint memberikan pilihan pada Perth yang kini menatapnya dengan aneh bercampur bingung.

"Memangnya ada perbedaan bicara di sini dan di ranjang?" Tanya dia polos sambil meletakkan hairdryer didalam laci meja rias.

Saint mengangguk, "Jika bicara di ranjang, kamu aku peluk dan aku cium-cium." Tutur Saint setelahnya dia terkekeh melihat ekspresi wajah Perth yang terkejut lalu memerah.

"Kalau begitu di ranjang aja ya kita bicaranya." Putus Saint sepihak kini menarik pergelangan tangan Perth begitu saja.

Perth yang masih ngeblank hanya bisa mengikuti kemanapun Saint membawanya, dan sekarang dia sudah berada dalam dekapan Saint diatas ranjang yang empuk dan wangi.

Saint memeluk Perth dari belakang disaat kedua kaki mereka menjuntai kebawah. Ya, mereka duduk di tepi ranjang.

"Apa kamu heran kenapa sikapku padamu berubah?" Dia bertanya sembari menautkan jemari tangannya yang ramping pada jemari tangan kanan Perth.

Perth mengangguk ringan seraya melihat jemari tangan Saint menggenggam tangan nya dengan erat.

"Apa kamu tahu kenapa waktu itu aku menerima lamaran dari keluargamu?"

"Karena tuan terpaksa. Sebab jika tuan menolaknya, maka ayah tuan tidak jadi melakukan operasi." Perth tidak mungkin lupa tentang hal itu.

Waktu itu, ketika keluarga Perth masih berjaya, dia menekan keluarga Saint. Supaya Saint bersedia menikahi Perth.

Minefields - SaintPerthWhere stories live. Discover now