05 : Aku Menyerah Setelah Menundanya Berkali-kali

142 29 5
                                    

Alur chapter kali ini maju mundur, jadi bacanya jangan di skip-skip, ntar bingung sendiri.

Tulisan miring berarti kejadian yang telah berlalu.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Seperti biasa, hari ini Saint kembali pulang ketika hari sudah dini hari.

Kedatangannya disambut dengan hangat oleh Jennie beserta pelayan lainnya, namun kali ini tidak ada sambutan dari istrinya seperti biasanya. Istri yang sudah 5 tahun lalu dia nikahi.

"Selamat datang tuan besar! Bagaimana pestanya tuan, apakah menyenangkan?" Tanya Jennie sembari melepas jaket Saint, sementara dua orang pelayan lainnya melepas sepatu Saint.

Saint melirik Jennie, lantas dia teringat dengan memori yang telah berlalu. "Tuan Saint, ayo kita makan bareng! Aku sudah masak makanan kesukaan tuan." Ajak Perth dengan senyuman manisnya.

"Kau makan sendiri saja, aku capek! Aku mau tidur!" Jawab Saint datar langsung melenggang pergi tak memperdulikan istrinya yang sudah memasakkan makanan untuknya dan menunggunya sampai pulang.

Tapi tidak papa, Perth sudah terbiasa dengan sikap suaminya yang seperti itu. Walau sebenarnya Perth sering kecewa karena usahanya tak pernah dihargai oleh Saint, tapi dia berusaha bersabar dan terus berusaha untuk bisa meluluhkan hati suaminya itu. Dia percaya, suatu hari nanti Saint pasti bisa mencintainya, seperti dia mencintai Saint.

Itu kejadian yang sudah berlalu, kejadian yang membuat Saint menghela nafas. Entah kenapa dia rindu.

"Dimana dia? Apakah dia sudah tidur?" Suaranya terdengar berat dengan sorot mata yang tajam pada Jennie.

"Sudah sedari tadi tuan Perth tidurnya. Kenapa? Apakah tuan besar menginginkan sesuatu dari tuan kecil? Perlukah saya membangunkan dia?"

Saint menggeleng, lantas dia minta Garfield memberikan satu buket mawar merah yang berjumlah 1004 tangkai. "Berikan bunga itu pada dia. Katakan itu hadiah dariku karena dia tidak datang ke pesta. Kedepannya jika dia menurut seperti hari ini, maka hadiahnya jauh lebih baik dari ini!" Titah Saint pada Jennie.

Tampak ekspresi kesombongan dari dirinya, dia pikir dia sudah melakukan hal yang luar biasa untuk Perth. Dia sangat yakin, Perth pasti sangat bahagia mendapatkan buket mawar merah itu.

Semoga saja memang begitu.

⏩⏩

"Tuan! Tuan Saint! Siapa Omega itu, Tuan? ... Tuan! Tuan Saint jangan pergi! Aku mohon tuan jangan pergi... kumohon ...." Dia melihat sang suami melangkah tanpa ragu meninggalkan nya. Suaminya menggendong bayi dan didampingi seorang Omega pria cantik. Tangisnya langsung pecah, dia luruh begitu saja di lantai. Pria manis itu membekap mulutnya dengan gelengan tak percaya.

Sakit sekali... bagai ada bilah pisau tajam yang menyayat hatinya. Begitu miris, cinta tulusnya ternyata dicabik-cabik dan diinjak-injak seperti sampah.

Keringat telah membasahi keningnya. Nafasnya memburu berat dengan kepalanya yang bergerak tak karuan. Detik berikutnya mata terpejam itu terbuka. Ternyata dia baru saja mimpi buruk. Mimpi yang terasa sangat nyata.

Biasanya, jika dia mimpi buruk begini, dia akan langsung menyambar ponselnya di nakas lalu menghubungi Saint. Tapi kali ini tidak dia lakukan jika dia ingin melupakan Saint. Step by step.

Decitan mobil yang berhenti di depan mansion 3 lantai itu terdengar jelas.

"Apa itu tuan Saint? Suamiku pulang?" Monolog Perth yang biasanya selalu menunggu kepulangan suaminya  setiap malam. Dan seringkali dia menangis ketika  menunggu suaminya itu, menyeka air matanya sembari berlari keluar dengan rasa harap jika itu benar suaminya.

Minefields - SaintPerthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang