Chapter 12

467 38 2
                                    

Haruka, Alesha, dan Alex.


"ALESHA, BURUAN TURUN! LO MAU GUE TINGGAL, HAH?" teriakan itu memenuhi isi mansion tempat tinggal Alesha. Alesha yang mendengar itu buru-buru turun kebawah di mana tempat Ariel berada.

"Sabar, sabar. Gue lagi masang sweater ini." Alesha turun dengan Sweater yang masih dia pakai. Ariel menatap bodoamat, dan menarik langsung tangan Alesha.

"Lo tau kan, hari ini lo ada latihan di tempat papa gue! Papa gue gak suka orang yang lambat!" Katanya. Alesha mengangguk, tapi ini masih pagi! Ariel datang sekitar jam 4 subuh dan membangunkan Alesha yang terlelap tidur.

"Ayolah, el. Ini masih jam 6! Gue masih mau tidurrr," rengeknya.

Ariel yang lebih pendek dari Alesha itu mendongak dan meraup wajah Alesha dengan tangannya. "Jangan banyak bacot, lebih cepat lebih baik!" Ujarnya. Dan dia kembali menyeret Alesha menuju mobilnya.

Saat di perjalanan, Ariel terus mengoceh dan Alesha yang menguap karena masih mengantuk. Padahal ia tadi sudah mandi, tetapi kenapa masih ngantuk? Apakah jiwa nya ini tak rela?

"Sampai! Buruan turun," kata Ariel dan menyeret Alesha untuk turun. Terlihat bagunan yang besar dan luas, digunakan untuk pelatihan militer.

Alesha masuk dan menatap sekeliling, ini bukan petama kali dia kemari. Tetapi ia sudah lama tak kemari dan banyak perubahan yang terjadi. Sebenarnya ia latihan hari ini di ruangan khusus yang kakek nya buat, tapi kali ini kakek nya menyuruhnya untuk latihan bersama papanya Ariel.

"Papa!" Ariel berlari kearah papanya dengan antusias. Bagas-papanya tersenyum saat melihat putrinya berlarih kearahnya. Dan memeluknya.

Dia menatap Alesha yang berjalan dengan santai di belakang Ariel. "Alesha? Tumben kau datang tepat waktu," katanya heran.

Alesha terkekeh dan menatap Ariel sekilas. "Putri kecil om membangunkan ku pukul 4 subuh."

"Benarkah?" Bagas menoleh kearah Ariel. Ariel mengangguk. "Bagus," lanjutnya. Alesha hanya bisa tersenyum tertekan saja.

"Lebih cepat lebih baik kan, pa?" Ariel menatap mengejek kearah Alesha.

"Iya, sayang."

Alesha memutar bola matanya malas. Untung temen,batinnya kesal.

"Baiklah, Alesha. Mari kelapangan dan saya akan melatih mu." Bagas langsung berjalan kelapangan yang luas itu. Alesha melepaskan sweater nya, dan dia hanya memakai tentop batas dada saja. Jadi terlihat lah perutnya yang ada kotak-kotak nya.

Ariel menatap itu dengan mata melotot, kemudian dia memegangi perutnya yang rata. Kok bisa kotak-kotak? Tanyanya dalam hati.

"Kenapa? Ini karena hasil latihan gue satu tahun lebih ini. Keren kan?" Dia menunjukkan perutnya ke Ariel. "Mana ada cewek yang punya ini, jarang," lanjutnya.

Ariel memutar bola matanya malas. "Iya deh, si paling," katanya. Alesha tertawa dan langsung pergi menuju halaman. Alesha di latih dengan tidak main-main, bayangkan saja. Dia harus di suruh berlari 30putaran di lapangan. Dan aktifitas fisik lainnya.

Ariel menetap kagum Alesha yang sangat tangguh itu. Bahkan anak itu tidak mengeluh sama sekali, kalau dia yang berada di posisi Alesha, mungkin ia tak akan sanggup dan memilih mundur.

Beberapa jam berlalu, dan Alesha mengusap keringat nya dan duduk di samping Ariel. Ariel memberikan air mineral kepada Alesha. "Nih, capek ya?" Tanyanya.

Alesha mengangguk dan menenguk air itu sampai habis. Ariel menenguk ludahnya kasar, Alesha sangat hott!

Sial! Dia itu cewek Ariel!! Ariel menggelegkan kepalanya bruntal. Membuat Alesha heran. "Lo kenapa?"

ALESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang