Chapter 16

642 62 7
                                    

"ALEX! GUE KANGEN BANGET SAMA LO!" teriak Gabriel dari jauh sana. Alesha yang melihat hanya terkekeh pelan, saat dalam perjalanan ke kelas. Banyak sekali yang menanyai keadaannya saat ini, Alesha senang banyak orang yang perduli. Salah satunya Gabriel.

"Lo kemana aja? Gue lumutan tau," ujarnya dengan wajah yang di buat sedih.

Alesha tertawa. "Gue sakit beberapa hari ini. Ponsel gue rusak, jadinya gue gak bisa ngabarin kalian."

"Kesepian gue gak ada lo," ujarnya dramatis.

Alesha memutar bola matanya malas. "Gak usah lebay."

"Serius gue, gak ada lo tu kayak dunia gue berhenti," katanya lagi, masih dramatis. Tak lama dia berkata seperti itu, sebuah botol plastik mendarat di punggung nya.

"Aw!" Gabriel menoleh, dan mendapati sang pelaku yaitu Zahra. Siapa lagi?

"Lo benar-benar ya, nenek lampir!" Teriaknya tak terima. Alesha menatap ngeri kearah Zahra yang terlihat sangat menyeramkan.

"H-hai mak," sapa Alesha ragu. Zahra terlihat menyeramkan sekarang.

Zahra mendekat, mengikis jarak antara dia dan Alex. Zahra melihat wajah Alex yang sangat dekat dengan wajahnya, sedangkan Alesha menelan Saliva nya gugup.

"Dari mana aja lo?" Tanyanya pada Alex.

Alesha tertawa hambar. "Haha, lo kangen sama gue ya mak?"

"Gak bisa bohong sih, gue. Bener, gue gak ada temen debat kalau gak ada lo, Ale-Ale seribuan!" Ujarnya. Sedangkan Gabriel menatap malas, tuh, kan, dia jadi nyamuk lagi dan lagi.

"Hehehe, serindu itukah lo mak?"

"Pake nanya lagi lo!" Bukan Zahra yang menjawab, melainkan Gabriel. Lelaki itu terlihat sangat kesal pada Zahra.

"Dia bahkan sampe kek orang gila waktu lo gak ada!" Lanjutnya. Zahra diam, dia menatap tajam kearah Gabriel, dan dia maju langsung menginjak kaki Gabriel dengan kencang, sehingga pemuda itu langsung berteriak kesakitan.

"Setan lo nek lampir!" Teriaknya pelan. Sungguh itu adalah ijakan maut.

Alesha diam saja, kepala nya pusing ketika melihat dua orang itu bertengkar, tubuhnya juga belum seutuhnya sembuh. "Berhenti berantem," katanya.

Gabriel mengangguk. "Tau tuh, Alex, lihat dia. Buang gih, kelaut atau ke mana gitu," katanya dan memegang lengan Alex dramatis.

Zahra menatap ngeri mereka berdua, terutama Gabriel. "Lo gay ya?" Tanyanya geli.

Gabriel langsung tersenyum manis, dia langsung memeluk Alex posesif. "Kalau iya kenapa?"

"Si anjir! Benar-benar gila kalian!" Zahra pergi dengan bulu kuduk yang merinding. Alesha menatap datar Gabriel, dia tau Gabriel hanya bercanda tadi.

"Hehe, sorry lex. Habisnya tu nenek lampir ngeselin amat," katanya.

"Orang salah paham baru tau rasa lo," celetuk Alesha dan pergi begitu saja.

"LEX! TUNGGUIN!"

***

Alesha sekarang sedang berjalan di koridor sekolah, dia ingin menuju ke UKS saja. Kepalanya terus terasa sakit dan pusing, dia tidak fokus ketika menyimak pelajaran, dan itu membuat Alesha kesal juga.

Saat dalam perjalanan, Alesha berjalan dengan sangat lemas. Sampai tubuhnya rasanya akan roboh. Untung saja dia langsung memegang dinding sekolah.

"Alex?" Panggilan lembut itu langsung membuat Alesha menoleh pelan. Disana ada Indri yang menatap nya khawatir.

ALESHADonde viven las historias. Descúbrelo ahora