Chapter 14

456 46 5
                                    

Pria Gila!

Marlin sedang di depan pintu ruangan Tuan mudanya, Alex. Dia sedang menemani nyonya Farah yang sedang melamun terduduk di kursi tunggu. Sebagai seorang ibu, nyonya Farah pasti tidak suka dan menderita dengan situasi ini. Putra yang koma, dan putrinya yang menyamar demi Alex.

Tiba-tiba saja jam di tangan Marlin berbunyi dengan lampu merah yang berkedip-kedip. Dia tersentak, dan tanpa basa basi dia berlari dari sana dan langsung mengecek lokasi Alesha berada. Farah menatap heran Marlin, ada apa dengan nya?

"Marlin!" Marlin menoleh, sebenarnya dia tidak ingin mengatakan ini. Tetapi dia tidak ada hak apapun.

"Kita harus buru-buru nyonya. Nona Alesha dalam bahaya," katanya dan berlaku dengan para bodyguard di sana.

Farah memegang kepala nya yang pusing. "Alesha...!" Kemudian dia kehilangan kesadarannya nya.

***

Di tempat minim cahaya, Alesha sedang tertidur di salah satu kursi dengan kedua tangan dan kaki yang di ikat di sana. Tiba-tiba ada seseorang yang menyirami wajah nya dengan air es, membuat Alesha langsung terbangun dengan nafas tersengal-sengal.

"Sudah bangun, heh?" Seorang yang berbadan besar dan kekar menarik dagu Alesha dengan kasar. Alesha menatap nyalang orang itu. "Dasar bocah ingusan, sok-sok an!" Cibirnya.

Cuih! Alesha langsung meludahi wajah orang  itu. Dan terlihat otot lehernya yang tercetak pertanda dia marah.

"SIALAN!"

BUGH

Satu buah pukulan di pipi Alesha dapatkan. Dia meringis karena pukulan itu, kemudian dia malah tertawa mengejek.

"Kurang ajar! Tunggu sampai bos saya menghabisi kamu!"

"Iyakah? Takutnya," ejek Alesha tak kenal takut. Orang itu ingin memukul Alesha lagi, tapi suara lonceng berbunyi dan membuat dia berdecak kesal sekaligus senang.

"Habis kau bocah ingusan," desisnya tajam. Kemudian langkah kaki terdengar di ruangan tersebut. Terlihat seorang pria dengan pakaian formalnya mendatangi Alesha yang terikat.

Alesha memandangi tajam wajah pria itu, mata pria itu sangat tajam seperti elang, seperti menusuk jantung orang. Tetapi Alesha tak takut dengan tatapan itu, dia malah menatap tak kalah tajam.

"Hahaha, ternyata kau berani juga, hm?" Alesha tidak perduli, dia malah berdecak kesal.

"Om, ngapain nyulik gue? Mau harta gue atau apa? Om kurang uang ya?" Ejeknya. Tampak pria itu tak merespon dan masih menatap datar Alesha.

"Miskin ya?" Celetuk Alesha. Dan hal itu mendapatkan tamparan cukup kuat di pipi nya.

Plak!

"Mulutmu sepertinya harus di jahit," kata pria itu.

Alesha terkekeh pelan, dia menatap tajam pria yang sialnya tampan. "Om mending cari istri deh, dari pada entar mati sendirian," sindirnya.

Bukannya marah, malah pria itu tertawa terbahak-bahak. "Kamu benar, sepertinya saya butuh seorang istri untuk menemani saya." Dia mendekatkan wajahnya di depan wajah Alesha, "bagaimana jika kamu?" Lanjutnya.

Alesha melotot. "OM GAY YA?!" teriaknya kencang. Membuat pria itu memejamkan matanya.

Dia memundurkan wajahnya seraya mengusap telinga nya. "Kamu terlalu cantik untuk ukuran laki-laki, Alex."

Alesha menatap horor pria itu. "Hiii, amit-amit om. Gue masih normal. Lagian kalau gue perempuan, gue ogah nikah sama lo!"

"Kau tidak takut?" Tanyanya.

ALESHAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz