06. Mencoba Berteman

940 111 3
                                    

Aku pikir setelah apa yang aku perbuat pada Jake, akan membuatku kembali dikejar oleh para murid di sekolah agar Jake bisa balas dendam.

Namun ternyata tidak, aku sama sekali tidak mengalami hal yang sama yang membuatku harus bersembunyi dari kejaran para murid.

Tentu aku sudah bersiap menghindari segala hal buruk yang mungkin akan terjadi, tapi melihat tidak ada tanda-tanda yang membuatku dirundung, aku pun bisa dengan santai berjalan di koridor sambil sesekali memperhatikan para murid yang anehnya tidak memandangiku hari ini.

Apakah ini efek dari aku yang tanpa sengaja dibantu oleh Devon?

Entahlah, tapi yang jelas aku cukup lega karena setidaknya aku bisa mengikuti pelajaran lebih awal dari kemarin yang terlambat satu jam lamanya.

"Sungguh! Aku melihatnya dengan mataku sendiri, si Devon itu berbicara pada Milo! Kau tau apa artinya itu, kan?" Ujar seseorang, yang tidak ku ketahui siapa karena sosoknya yang membelakangiku yang hendak melewatinya.

"Apa?" Tanya seorang lainnya, yang menjadi lawan bicara dari orang sebelumnya.

Aku ingin mendengar apa yang orang itu jawab, namun sayangnya tidak ia lakukan karena sosoknya sudah berbalik begitu menerima tepukan dari lawan bicaranya, yang menyadari kehadiranku lebih dulu dengan langkahku yang semakin mendekati mereka.

Tapi sepertinya aku tidak perlu mendengar kelanjutannya, karena sudah pasti yang mereka pikirkan adalah aku yang berteman dengan Devon, yang masih membuatku penasaran dari alasan sebenarnya mereka takut pada sosoknya.

Dan karena mereka sudah berpikir seperti itu, membuatku bertambah yakin, kalau aku harus membuat Devon benar-benar menjadi temanku agar bisa melindungiku dari mereka yang berniat merundungku akibat pengaruh Jake.

Tapi lagi-lagi aku tidak tau, bagaimana cara agar aku bisa berteman dengannya. Terlebih dengan sosoknya yang sulit aku temukan, membuatku sedikit pesimis kalau rencanaku yang menjadikannya pelindungku akan berhasil ku lakukan.

Seperti sekarang ini, yang aku pikir Devon akan berada di ruangan yang kemarin membuatku terselamatkan, ternyata dirinya sama sekali tidak berada di sana yang hanya terdapat seorang gadis yang terkejut saat aku secara tiba-tiba membuka pintu ruangan.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengejutkanmu. Aku mencari seseorang yang mungkin biasanya tidur di lantai ruangan ini." Ujarku, berkata jujur akan tujuanku.

"Ah, apa yang kau maksud itu Devon?" Tanyanya, yang segera ku tanggapi dengan anggukan kepala.

"Benar. Apa kau mengenalnya?" Kini giliran gadis itu yang mengangguk pelan.

Setelahnya, dengan beberapa buku yang ada di tangannya, gadis itu duduk di salah satu kursi yang ada sambil kemudian membalas.

"Aku rasa seluruh murid yang ada di sekolah ini mengenalnya. Dia terkenal dengan dirinya yang nakal dan tidak mematuhi peraturan sekolah. Kau sendiri pasti tau hanya dengan melihat penampilannya, kan?" Ujarnya.

Aku menyetujuinya dalam hati, sambil mengingat penampilan Devon yang sangat menampakan bagaimana kepribadiannya. Telinga yang ditindik, serta alis yang terdapat garis yang terlihat sejajar dengan garis yang ada di bagian samping rambutnya.

Ditambah dengan cara berpakaiannya yang serampangan, sudah sangat jelas kalau dirinya adalah salah seorang murid berandalan yang tidak akan mungkin mematuhi peraturan yang ada.

"Devon memang sering tidur di tempat ini. Tapi tidak setiap hari. Jadi ku rasa, akan sulit bagimu menemukannya, mengingat hampir tidak ada kelas yang dia ikuti setiap harinya. Jika beruntung, kau mungkin akan bertemu dengannya di jalan." Jelas gadis itu, tanpa menatap ke arahku dan hanya membaca buku yang ada di depannya.

No More [TAMAT]Where stories live. Discover now