15. Kelab Malam

971 104 10
                                    

Aku segera keluar dari dalam kamar begitu melihat jam pada pergelangan tanganku yang menunjukkan pukul sebelas malam.

Aku yang sudah siap dari satu jam yang lalu, kini berjalan dengan langkah yang pelan berusaha sebisa mungkin tidak menghasilkan suara keras karena sudah pasti seluruh penghuni rumah yang besar ini sudah beristirahat dan tidur di kamar mereka masing-masing.

Sebenarnya aku tidak perlu menyelinap, melihat betapa besar dan luasnya rumah ini. Tapi untuk berjaga-jaga, aku tetap memelankan langkahku agar tidak ketahuan oleh siapapun karena niatku yang keluar di jam sekarang ini adalah pergi ke kelab malam.

Ya, Devon kembali mengajakku ke kelab malam yang katanya adalah tempat langganannya yang hampir setiap harinya dia kunjungi untuk sekedar bersantai maupun bersenang-senang.

Awalnya aku ingin menolak, karena aku pikir, ide berpura-pura menjadi pacarnya sudah cukup ampuh untuk membuatku aman dari perundungan di sekolah. Tapi karena aku penasaran akan pergaulan yang selama ini Devon lakukan, aku pun akhirnya setuju, dengan kini aku yang akan menghubunginya untuk menjemputku.

"Mau kemana kau jam segini?" Suara seseorang, yang mengejutkanku yang ingin membuka pintu utama untuk keluar.

"Mila? Kau belum tidur?" Tanyaku, yang mengetahui kalau Mila lah sang pemilik suara yang baru saja menginterupsiku.

"Ya. Aku baru saja selesai bertelepon dengan Jake. Ah, tidak. Untuk apa aku memberitahumu. Jawab aku, kau ingin pergi kemana di jam yang sudah larut seperti ini?" Ujarnya.

Baru saja aku ingin menjawabnya, Mila lebih dulu melanjutkan.

"Tidak usah. Aku tidak perlu mendengarnya. Aku tidak perduli kau ingin pergi kemana. Pergilah, kalau bisa jangan kembali lagi ke rumah ini." Ungkapnya, lalu tanpa menunggu balasan dariku, Mila berbalik dan berlalu pergi meninggalkanku yang bingung akan sosoknya.

Maksudku, jika memang dia tidak perduli, untuk apa repot-repot menghampiriku dan mengejutkanku yang ingin menyelinap keluar?

Entahlah, aku rasa Mila memang suka mengusik apapun yang ingin Milo lakukan. Dan karena merasa aman mendengar Mila yang berkata seperti itu, aku pun tanpa ragu membuka pintu dan langsung keluar dari rumah.

Tentu tidak langsung keluar begitu saja. Aku mendapat berbagai pertanyaan dari para penjaga yang untungnya memberiku akses keluar, sehingga kini aku bisa menunggu Devon yang katanya sedang dalam perjalanan untuk mengikutinya menuju kelab malam.

Cukup lama aku menunggu sosoknya, yang membuatku sedikit mengantuk akibat waktu yang semakin larut malam. Dan tepat satu jam setelah aku menghubunginya, akhirnya Devon tiba dengan sebuah mobil yang dikendarainya.

"Apa kau menungguku sedari tadi di sana?" Ujarnya, begitu aku sudah masuk ke dalam mobilnya dan duduk tepat di sampingnya.

Aku mengangguk pelan.

"Kenapa? Kau kan bisa menungguku di dalam rumah," ucapnya, aku mengabaikannya dan memilih untuk balik bertanya.

"Apa yang membuatmu begitu lama?" Tanyaku, sambil memasang sabuk pengaman pada tubuhku.

"Ada yang harus ku lakukan dulu sebelum aku menjemputmu." Jawabnya.

"Apa kau habis balapan?" Devon dengan cepat menoleh padaku dari yang tadinya menatap ke depan hendak melajukan mobilnya.

"Bagaimana kau tau? Kau sungguh menguntitku, ya?" Aku menggelengkan kepalaku membalasnya.

"Terdapat helm milikmu di kursi belakang. Dan juga, jaket yang kau kenakan sekarang. Itu jaket yang sama saat aku tanpa sengaja berada di arena balapan." Ujarku menjelaskan.

No More [TAMAT]Where stories live. Discover now