2. Until When?

31 1 0
                                    

"Mark, mau sampai kapan?" Pertanyaan yang Haechan berikan, yang saat ini tengah menatap pria ini dengan tatapan kesal.

Mark yang tengah menggambar sketsa pun langsung menghentikan gambarannya ketika mendengar pertanyaan partnernya ini, "Mau sampai kapan? Aku aja baru mulai ngetik, Haechan." Balasnya, yang juga menatap wanita ini dengan tatapan bingung.

Dan Haechan langsung memutarkan kedua bola matanya jengah ketika mendengar perkataan pria ini. "Mark! Bukan itu yang aku maksud! sampai kapan kita harus membohongi adikku sendiri, dan juga kekasihku? sampai kapan kita harus menyembunyikan semua ini dari mereka berdua?" Tanyanya yang sedikit berteriak karena kesal.

Helaan nafas Mark langsung keluar karena bingung. Ia tau apa yang sedang di bicarakan wanita ini saat ini. "Aku bingung Haechan, aku tidak tau harus mulai darimana." Ucapnya.

"Mark, dengar! Cepat atau lambat, mereka berdua akan tau apa yang kita lakukan. daripada mereka berdua mendengar semuanya dari orang lain, lebih baik mereka berdua mendengarnya langsung dari mulut kita." Ucap Haechan, memperingati pria ini yang selalu mengundur niat mereka.

"Aku tau, Haechan. Tapi aku gak mau buat dia sedih. Aku juga bingung mau mengakhirinya kayak gimana." Balas Mark, yang benar-benar bingung harus berbuat apa.

"Yaudah, kamu tinggal bilang aja kalo kemu ingin putus dengan adikku, selesai bukan?" Sentak Haechan, yang mulai jengah atas sikap pria ini.

"Haechan, gak segampang itu. Hubungan Aku, dan adikmu itu udah berjalin lama. Bukan hanya setahun, dua tahun, Chan. Gak bisa mutusin gitu aja. Sama kan kayak hubungan kamu dan juga Jeno?" Sentak Mark, yang memikirkan hati wanita yang saat ini masih berstatus sebagai kekasihnya.

"Mark! Kamu sayang kan sama aku?!" Sentak Haechan yang sangat kesal akan ucapan pria ini. Ia merasa pria ini tidak memikirkan perasaannya sama sekali.

"Sayang, Haechan! Banget malah. Tapi aku gak mau nyakitin mereka berdua, dengan cara mutusin sepihak tanpa penyebab yang jelas. Emangnya kamu udah siap minta putus dari Jeno?" Tanya Mark.

"Udah, aku udah siap. Aku tinggal nunggu kamu aja yang mutusin adikku. Kalo kamu udah putusin adikku, aku bakalan mutusin Jeno." Balas Haechan dengan penuh keyakinan.

Dan Mark tambah bingung saat ini. Hatinya bimbang saat ini. Ia sangat menyayngi serta mencintai wanita ini. Namun di lain sisi, ia tidak ingin menyakiti siapapun. Walau ia sadar bahwa tindakannya yang menjalin kasih dengan Haechan, di belakang Jaemin yang notabennya adik dari wanita ini pun akan menyakiti dua orang sekaligus. Jaemin yang merupakan kekasihnya, adik dari Haechan. Sedangkan Jeno yang merupakan adiknya, kekasih dari Haechan.

Awal mereka menjalin kasih karena suatu ketidak sengajaan. Kala itu hubungan mereka berdua sedang renggang. Jaemin dan juga Jeno adalah orang yang tidak suka hal romantis, dan hubungan cringe semacam itu.

Maka dari itu mereka berdua tidak pernah membuat cerita yang bergenre romantis. Sedangkan Haechan dan juga Mark yang notabennya penyuka hubungan yang romantis, selain itu juga mereka merupakan kreator yang sering menulis cerita bergenre romantis.

Dan awal mula hubungan mereka berdua dimulai itu ketika mereka di tunjuk perwakilan sekolah dalam lomba komik tingkat nasional.

Ah, sebenarnya sih mereka berdua memang dekat. Mark yang sering kerumah Haechan untuk bertemu Jaemin, dan membuat mereka berdua sering bertemu. Namun mereka berdua hanya saling tegur sapa dan tidak melibatkan perasaan mereka berdua secara satu sama lain. Hanya sekedar senior dan junior satu jurusan, dan Haechan hanya menganggap Mark sebagai kekasih dari adiknya begitu juga sebaliknya.

Perasaan itu tiba-tiba muncul seiring waktu. Ketika mereka berdua tengah mengerjakan novel bersama. Mereka sering bertemu. Entah untuk membahas tentang novel mereka, atau hanya sekedar bermain bersama. Kekasih mereka juga tidak melarang mereka. Terlebih kekasih mereka tau kalau mereka berdua ini sedang dalam satu project.
---

WEBPAD - NOMIN MARKHYUCKWhere stories live. Discover now