4. Don't Tell Him

16 0 0
                                    

Ponsel milik Jaemin berbunyi ketika dirinya tengah asyik memainkan ponselnya. Ia pun segera membuka pesan yang dikirim oleh temannya ini.

From : Jeno.
Gue udah sampe.

To : Jeno.
Oke, gue otw.

Ia segera memasukkan ponselnya. Ia langsung berjalan keluar dengan perlahan, agar kakaknya tidak bangun dari tidurnya, atau tidak memergoki dirinya yang berniat keluar dari temannya. Bisa bahaya kalo kakaknya ini sampe mergokin dirinya.

Setelah ia berhasil keluar dari rumahnya, ia langsung bernafas lega dan mulai lari menuju luar komplek. "Paman, jangan di gembok ya! Aku mau keluar dulu soalnya." Pintanya kepada satpam penjaga komplek yang ada dirumahnya.

Sementara Jeno malah terkekeh ketika mendengar dan melihat itu. "Ayo cepetan, Jaemin!" Bisiknya yang sedikit berteriak.

Dan Jaemin yang mendengarnya langsung mendecak. "Sabar!" Rutukan kesal yang langsung ia berikan, dan mulai naik ke belakang jok motor temannya ini. Ia juga langsung melingkarkan tangannya ke pinggang temannya, dan baru lah temannya ini langsung menjalankan motornya.

Jeno terus menjalankan motornya seperti dia sedang berada di area racing. Padahal ini jalanan biasa, hanya karena jalanan sepi, ia pakai kesempatan ini buat latihan sebelum race. Dan tidak butuh waku lama, mereka sampai di tempat racing.

"Lo bisa kalah kalo kayak gini." Seruan yang langsung Jaemin berikan, ketika motor yang dikendarai temannya ini telah sampai di tempat racing.

Dan Jeno yang mendengarnya langsung menautkan alisnya bingung. Ia langsung menoleh menatap temannya dengan kedua alis yang sudah saling bertautan. "Maksudnya?" Tanyanya.

"Balapan lo nanggung. Lo masih takut buat gas sampai akhir." Ucap Jaemin, menjelaskan.

"Itu karena gue bawa lo! Gue gak mau ya kalo lo sampe kenapa-napa. Bisa habis gue sama bang Mark!" Peringatan yang Jeno berikan.

"Anggap aja gue gak ada, Jeno. Lo terus aja tancap gas. Jangan nanggung kalo balapan. Lo bisa kalah kalo kayak gini terus. Gak usah takut, gue gak keberatan kok. Gue juga yakin kalo lo gak akan buat gue celaka. Lo itu pembalap yang handal, Lee Jeno." Ucap Jaemin, memberikan pria ini sedikit kekuatan.

Dan Jeno sendiri tersenyum begitu mendengar ucapan temannya. "Beneran gapapa?" Tanyanya, guna memastikan kembali ucapan wanita ini. Kalian sendiri tau kalau wanita tuh ras yang paling labil dimuka bumi ini.

"Heum, anggap aja gue gak ada. Jangan sia-siain kesempatan ini karena takut, oke?" Ujar Jaemin, yang di balas anggukan kepala oleh temannya.

"Jaemin!" Teriakan yang diberikan oleh seseorang, yang mulai menghampiri Jaemin.

"Tuhkan tebakan aku benar, yang! Mereka berdua tuh bakalan ikut!" Seruan yang diberikan oleh Winter, temannya Haechan sekaligus pacar dari Renjun yang merupakan temannya juga.

"Loh, Jaemin aama Jeno jadi ikut? Bukannya si Mark ngelarang?" Pertanyaan penuh kebingungan yang langsung Renjun berikan akan kehadiran temannya ini.

"Iya! Lo jangan bilang-bilang makanya! Si Mark gak bakalan tau, kalo lo gak kasih tau!" Peringatan yang langsung Jeno berikan untuk temannya.

"Iya, Winter. Jangan kasih tau Mark ya?" Pinta Jaemin yang udah masang aegyo andalannya.

"Jadi pacar gue doang kan yang gak boleh bilang? Kalo gue bolehkan?" Tanya Renjun yang sudah menaik turunkan alisnya.

Mendengarkan pertanyaan retorik yang diberikan oleh temannya ini sukses membuat Jaemin mendecak kesal. "Lo berdua lah! Kalian berdua kan mulutnya gak bisa diem! Kadang juga suka keceplosan di depan Mark!" Sentaknya, yang hanya di balas kekehan oleh kedua sejoli ini.

WEBPAD - NOMIN MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang