9. From Someone

19 0 0
                                    

*drt drt* Ponsel milik Jaemin berbunyi, ketika dirinya  baru saja selesai mandi. ia pun langsung mengambil ponselnya, dan melihat notifikasi apa yang masuk  ke dalam ponselnya. Helaan nafas kasar langsung keluar dari mulutnya, ketika ada nomor yang tidak di kenal mengirimkan pesan lagi kepada dirinya.

"Kali ini apalagi?" Gumamnya. Dengan berat hati ia membuka pesan yang di kirimnkan nomor yang tidak di ketahui itu.

From : Unknwon Number.
Coba lah untuk mengajak Mark nanti malam. Dia pasti menolak dirimu, karena ingin jalan bersama dengan kakakmu.

Dan ya, lagi dan lagi ia hanya bisa mendengus kasar ketika ia membaca pesan dari nomor yang tidak di ketahui dirinya itu. Inilah yang membuat sifat, tingkah, dan perilakunya berubah dalam semalam.

Iya! Dirinya tiba-tiba di massage, dan di berikan banyak foto kekasihnya yang sedang jalan bersama dengan kakakny. Bukan hanya satu foto, tapi puluhan foto yang dikirimkan orang itu kepada dirinya. Bahkan orang itu memberikan tanggal di setiap foto mereka, yang ia yakini tanggal itu adalah tanggal mereka jalan.

Sebenarnya dia gak mau berfikiran negative, seperti apa yang di katakan oleh sahabatnya sekaligus kekasih dari kakaknya, Lee Jeno. Namun entah kenapa tiba-tiba pikiran negative-nya lamgsung datang ketika melihat foto terakhir serta tanggal yang di lihat di postingan terakhir foto itu.

Foto, dan tanggal itu persis ketika dirinya menelepon sang kekasih, ketika dirinya sedang free dan ingin mengajak kekasihnya untuk jalan bersama, tapi tidak jadi karena sang kekasih yang tengah jalan bersama temannya. Dan juga kakaknya yang tiba-tiba tidak ada di rumah.

Padahal kakaknya ini tidak pernah keluar rumah ketika waktu liburm kalau tidak ada yang mengajaknya, maka ia tidak akan keluar. Kakaknya itu sangat suka menghabiskan waktunya untuk bermain game ketika libur.

Itu membuat dia jadi berfikiran yang tidak-tidak. Namun, ia ingat lagi perkataan sahabatnya. Tidak boleh berfikiran, serta menuduh kekasihhya yang tidak-tidak. Karena kekasihnya itu orang yang tidak akan melakukan sesuatu yang aneh, yang akan membuat dirinya sakit.

Dan ia percaya itu. Kekasihnya tidak mungkin melakukan hal yang tidak-tidak. Kekasihnya itu selalu menghormatinya, dan suka memperlakukan dirinya seperti tuan putri, atau bahkan kekasihnya ini memperlakukan dirinya seperti ratunya.

Walau terkadang ia suka risih, karena dirinya yang notabennya tidak suka hal yang berbau romantis. Tapi tetap saja ia sangat menghargai semua usaha yang kekasihnya berikan serta lakukan untuk dirinya.

Bahkan ia berusaha untuk mengubah dirinya sendiri, agar dia bisa menyamakan sifat sang kekasih yang terkesan penyayang, dan romantis.

"Aku harus bagaimana ini?" Gumamnya yang tentunya bingung. Ia bingung  harus mengambil tindakan apa saat ini.

Otak, dan logikanya berkata untuk mengacuhkan aja chat dari nomor yang tidak ia kenal ini. Tapi hatinya berkata untuk mengikuti perintah, dan arahan yang diberikan nomor asing ini.

Selain itu, otak dan logikanya menolak untuk mencari tau, karena akan membuat dirinya sakit, kalau memang yang di katakan pengirim pesan itu benar, dan membiarkan semua berjalan semestinya.

Kalaupun memang ada sesuatu yang kekasihnya tutupi dari dia, Tuhan pasti punya berbagai macam cara untuk membongkar itu semua tanpa harus dia cari tau.

Sedangkan hatinya? Hatinya berkata untuk mengikuti arahan serta perintah dari pesan itu. Hatinya yang memang menganut kejujuran lebih penting dari segalanya pun memaksa dia untuk menuruti perintah orang itu, untuk mengetahui kebohongan apa yang kekasihnya tutupi.

"Ya Tuhan! Aku harus berbuat apa?!" Teriakan frustasi yang akhirnya keluar dari mulutnya.

Pasalnya baru kali ini di hubungan mereka ada masalah seperti ini.  Iya, masalah yang sering di hadapi dalam hubungan Taeyong, dan Yuta itu hampir tidak pernah terjadi masalah.

Mereka memang lebih memilih mengalah satu sama lain. Mereka juga gak egois. Kalau misalkan mereka salah ya cepet minta maaf, dan memaafkan. Mereka juga langsung menyelesaikan masalah hari itu juga, kalau memang mereka sedang ada masalah. Ya kalau salah satu dari mereka sedang pundung atau marah, mereka akan mencoba membujuk orang yang sedang pundung itu.

Ya jadi gitu, hubungan mereka tidak pernah mengalami masalah yang besar. Paling marah hanya karena dirinya atau sang kekasih yang susah di kasih taunya. Setelah itu juga mereka kembali normal.

"Gimana ini? Gak mungkin aku kasih tau Jeno. Dia kan orangnya selalu berfikir positif, dan gak terlalu ambil pusing suatu masalah." Gumamnya yang semakin bingung.

"Coba aja deh minta pendapat dia." Finalnya, yang mulai mencari dial name sahabatnya di kontaknya, lalu memencet tombol panggil.

Hallo dengan saya Lee Jeno, passwordnya?

Orang gila disana! Yak, Jeno! Aku sedang tidak ada waktu untuk meladeni candaan kamu!

Aish! Kau bisa membuat kuping aku rusak! Ada apa?!

Aku mau bertanya kepada dirimu. Gimana jadinya---

Passwordnya dulu.

Mamah dedeh, curhat dong Mah! Lee Jeno! Gue tampar juga lo ya lama-lama!

Hehehe iya iya! Mau tanya apa sih?

Jen, kalo misalkan ada orang gak di kenal, tiba-tiba massage lo dan nyuruh lo ini itu. Lo nurutin perintah dia, atau biarin perintah dia.

Ya biarin lah! Ngapain gue turutin perintah dari orang yang gak gue kenal! Gila kali gue!

Ck, Jeno! Coba di pikir dulu. Pikir dulu baru jawab! Jangan asal jawab aja!

Ck! Ngapain di pikir sih! Udah jelas-jelas orang itu gabut! Makanya dia massage lo, perintah ini itu supaya lo kepikiran, Na Jaemin~~~

Ck tau ah! Kayaknya emang salah deh kalo minta pendapat lo! Gak jelas!

Ucapan kesal yang ia berikan, lalu mematikan teleponnya secara sepihak.

"Apa iya aku meminta pendapat Haechan?" Gumamnya.

"Tapi masa iya aku tanya ke orang yang punya masalahnya langsung? Nanti kalo dia beneran ngerasa, dan tersindir gimana?!" Sambungnya.

"Ah, bodo amat deh! Aku tanyakan saja langsung. Masalah yang lainnya belakangan!" Finalnya, yang mulai bergegas keluar kamarnya menuju kamar sang kakak.

Ah, asalkan kalian tau! Kamarnya dan kamar kakaknya itu gak berdekatan guys! Mereka harus jalan dulu untuk menghampiri satu sama lain. Maka dari itu mereka jarang datang ke kamar satu sama lain, karena malas. Mereka lebih sering bertelepon untuk memeberi tahu satu sama lain, walaupun mereka sedang berada di dalam rumah.

*tok tok tok* ketukan yang ia berikan tapi tidak ada sahutan dari dalam. Dan akhirnya untuk memutuskan ke dalam, tanpa menunggu izin dari  sang empuh kamar.

"Hae--chan, loh kamu mau kemana, Chan?" Pertanyaan yang langsung ia berikan kepada sang kakak yang sudah rapih saat ini.

'Apakah yang di beri tahu dari nomor tak di kenal itu benar?' Batinnya langsung berucap, dan semakin berfikiran negative. Namun ia berusaha sekuat tenaga untuk menyangkal pemikiran buruk itu.

"Eoh, Jaemin? Tumben sekali kau datang kemari? Ada apa?" Tanya Haechan, yang saat ini sedang memasang antingnya.

"Kau mau pergi kemana, Chan? Jam segini udah rapih pakai dress selutut?" Tanyanya lagi, guna memancing sang kakak.

"Ah itu. Aku ingin menghadiri pesta ulang tahun teman dekat aku. Ada apa?" Jawab Haechan, lalu bertanya balik kepada adiknya ini.

"Oh teman dekat kamu ya. Gak ada apa-apa sih, tadinya aku ingin mengajak kamu main. Aku bosan. Ingin mengajak temanku, tapi dia sedang berkencan dengan pacarnya." Jawab Jaemin yang mencoba menggunakan temannya sebagai alasan supaya sang kakak tidak curiga. Pasalnya dirinya tuh tipikal orang yang cuek dan bodo amatan, serta tidak pernah bertanya hal seperti ini kepada kakaknya.

"Yah Jaemin, maafin aku ya, aku tidak bisa menemani dirimu. Lain kali saja ya, heum." Balasan yang langsung Haechan berikan, dan langsung pergi meninggalkan adiknya yang masih terdiam di dalam kamarnya.

Sementara Jaemin yang masih ada disini semakin dibuat heran, dan perasaannya entah kenapa semakin dibuat gelisah. Terlebih setelah ia mendengar jawaban sang kakak.

WEBPAD - NOMIN MARKHYUCKWhere stories live. Discover now