8. Why Still So Brave?

15 0 0
                                    

Pagi ini Karina dan juga Jeno di buat bingung oleh keterdiaman Jaemin. Bagaimana tidak? Pasalnya, sedari-tadi, dari awal masuk sekolah hingga jam istirahat tiba, Jaemin ini terus diam dan kebanyakan melamun. Dan kalau di tanya oleh mereka berdua ini mengenai ada apa dengan dirinya? Dia selalu tersenyum, dan menjawab bahwa dia tidak apa-apa.

Seperti saat ini, saat mereka ada di kantin, Jaemin masih terus diam. Tidak berniat untuk memakan makanannya. Jangankan makan, menyentuh pun tidak. Tingkah yang Jaemin lakukan saat ini sukses membuat kedua temannya ini khawatir kepada dia.

Dan ya, akhirnya mereka berdua saling pandang, kemudian saling sikut satu sama lain. "Jaemin, jujur sama aku. Sebenarnya kau kenapa?" Pertanyaan yang akhirnya Karina keluarkan seraya menyikut tangan sang empuh, dan sukses membuat sang empuh yang ditanya pun membuyarkan lamunannya.

"Gak. Aku tidak apa-apa." Kalimat dusta yang lagi-lagi Jaemin berikan, yang langsung di balas dengusan tak suka dari temannya ini.

"Kau tidak bisa berbohong kepada diriku, Nona Jaemin. Ayo cerita! Apa yang mengganggu pikiran kamu?" Tanya Karina sekali lagi, yang terus memaksa temannya ini untuk memberi tahu masalah yang tengah ia hadapi, yang sukses menyebabkan dia melamun seharian.

"Iya, Jaemin. Benar apa yang di katakan Karina. Walaupun dia ini sangat mengesalkan, tapi kali ini aku setuju dengan dia. Kau tidak bisa berbohong kepada kita. Sebaiknya kamu ceritakan semua masalah kamu." Sambung Jeno, yang turut membantu Karina.

"Siapa tau kita bisa bantu, ya kan? Daripada kau melamun kayak gini, masalah kamu gak akan selesai kalau kau hanya melamun." Tambahnya lagi yang langsung dibalas tatapan nyalang dari Karina, karena wanita ini tak setuju dengan kata-kata yang ia keluarkan, yang menyebut dia menyebalkan.

Dan ya, ucapan yang kedua temannya ini berikan sukses membuat Jaemin menghela nafasnya pasrah. Ia tau kalau teman-temannya ini akan memaksa dirinya untuk bercerita. Sebenarnya dia sangat ingin bercerita mengenai masalah yang saat ini tengah mengganggu pikirannya.

Namun ia tidak bisa! Ia harus menyelidiki masalah ini dulu. Kalau dirinya asal bicara tanpa bukti yang kuat, sama saja ia menuduh, dan pria ini pasti bakalan marah sama dia.

"Aku hanya gugup karena lomba yang sebentar lagi di mulai. Aku takut kalau nanti aku tidak bisa bawa pulang piala, yang akan mengharumkan sekolah kita ke kancah internasional." Ucap Jaemin yang setengah berbohong dan setengah jujur.

Sebenarnya ini juga jadi faktor dirinya melamun. Tapi ini bukan alasan utama dan kuat untuk dirinya diam. Ada hal lain yang mengganggu pikirannya selain lomba.

"Ck! Jaemin! Kenapa kau harus khawatir masalah ini sih? Menang atau kalah itu hal wajar dalam lomba. Jangan sampai karena masalah ini, kau jatuh sakit karen terlalu serius memikirkan ini!" Peringatan yang langsung Jeno berikan, yang juga memberikan pengertian serta masukkan kepada temannya ini.

"Tumben sekali anak anjing ini pintar." Cebik Karina tak suka.

"Benar, Jaemin. Hal kalah itu biasa dalam lomba. Lagipula kalau misalkan kamu kalah, bukan berarti jalan cerita yang ada di dalam cerita kamu itu jelek. Karya kamu sudah terbukti di luaran sana. Banyak agensi penerbit yang menawarkan cerita kamu untuk di terbitkan melalui perusahaannya," Sambungnya, yang juga memberikan masukkan, dan juga kata-kata penyemangat untuk temannya yang sedang down ini.

"Iya juga ya, kalian benar." Cicit Jaemin, supaya temannya ini berhenti mengkhawatirkan dirinya. Tapi tetap saja hatinya merasa gelisah.

"TENTU SAJA BENAR! UDAH AH! JANGAN MELAMUN LAGI! LEBIH BAIK KAU MAKAN, MAKANAN KAMU." Teriakan yang Karina berikan ini sukses mengagetkan temannya. Ah ralat, Bukan hanya temannya saja, tapi seluruh orang yang sedang berada di kantin kaget karena teriakan yang ia berikan, termasuk Jeno yang tentunya juga kaget.

"Punya temen kok random banget." Gumam Jeno, yang saat ini tengah memandang temannya dengan tatapan prihatin.

"Kok mau ya temanku si Jaewook menjalin kasih dengannya." Sambungnya lagi, yang tentunya dapat di dengar wanita cantik ini.

"Yak! Apa maksud kamu? kamu pikir aku dan dia tidak cocok bersama?" Kalimat sarkas nan tidak terima yang Karina berikan, yang langsung di balas anggukan kepala oleh temannya.

Sedangkan anggukan kepala yang Jeno berikan ini langsung di balas pukulan sendok dari Karina, tepat di atas kepalanya, yang membuat sang empuh langsung meringis kesakitan. "Jangan sembarangan ya kalo ngomong!" Peringatan yang langsung Karina berikan, lalu mulai melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda.

Jika di kantin anak Ips, mereka bertiga ini sedang makan bersama, dan menghibur satu sama lain, sama halnya dengan kantin Ipa saat ini.

Ya, Mark dan juga Haechan saling berbicara satu sama lain. Bukan hanya itu, mereka juga tak jarang membagi makanan satu sama lain.

"Ck! Bagaimana ya reaksi yang akan diberikan oleh Jeno serta Jaemin kalau melihat tingkah dan perilaku kalian saat ini." Sindiran yang diberikan oleh Jaewook, yang saat ini tengah menatap kedua temannya dengan tatapan tidak suka.

Ya, Jaewook ini sudah tau kelakuan bejat yang di lakukan kedua temannya ini kepada adik kandung mereka sendiri. Ia yang tidak sengaja memergoki mereka berdua sedang berciuman satu sama lain di kamar Mark, sewaktu adiknya sedang tidak ada di rumah. Tentu saja dirinya jelas marah pada saat itu.

Ia langsung memukul Mark ketika ia tau bahwa dia yang notabennya sudah mempunyai kekasih yaitu Jaemin, mencium Haechan yang notabennya kekasih dari adiknya, sekaligus kekasih dari kakaknya Jaemin.

Jaewook ini ingin sekali memberi tahu Jeno dan juga Jaemin tentang kelakuan kekasih mereka. Namun pria ini memohon kepada dirinya untuk tidak memberitahukannya, dan biar dia sendiri yang memberitahukan kelakuan bejatnya kepada mereka berdua.

Dan ia pun tidak punya pilihan selain menuruti perkataan pria ini. Walau bagaimana pun juga ini masalah mereka berempat, dan ia tidak ada hak untuk ikut campur ke dalam masalah mereka. Ia hanya memberitahukan masalah ini kepada Karina selaku kekasihnya, agar kekasihnya tidak kaget kalau melihat adegan menjijikan ini.

"Maka dari itu kau jangan memberi tahu mereka berdua, agar mereka berdua ini tidak tau." Desisan kesal yang langsung Haechan keluarkan, yang merasa terganggu sekaligus tersinggung dengan perkataan temannya ini.

Sedangkan sang empuh tidak mengidahkan perkataan wanita ini. Ia lebih memilih menatap temannya. "Mau sampai kapan kamu menyembunyikan ini semua dari mereka berdua?" Pertanyaan yang tiada hentinya ia tanyakan kepada pria ini.

"Sampai waktu yang tepat. Aku akan memberi tahu semuanya kepada Jaemin, dan memutuskan dia. Begitu juga dengan Haechan. Ia akan melakukan hal yang sama kepada Jeno." Jawaban yang selalu Mark berikan.

"Waktunya itu kapan, Mark? Kau harus cepat memberi tahu mereka. Cepat atau lambat mereka akan tau kelakuan kalian berdua. Jadi, lebih baik kau memberi tahu mereka terlebih dahulu, daripada mereka tau dari orang lain." Ucap Jaewook.

"Aku tau! Aku tau, Jaewook. Aku tau semua resiko yang akan aku hadapi nanti. Tapi aku tidak bisa memberi tahu mereka sekarang. Aku masih harus menemukan waktu, dan cara yang tepat untuk memutusi Jaemin." Ucap yang Mark berikan, yang merasa frustasi karena terus di tekan untuk memberi tahukan semuanya kepada adiknya dan juga kekasihnya.

"Jaewook, bisakah kau tidak menekan Mark? Dia sudah sangat lelah memikirkan sketsa dan jalan cerita komik yang akan kita lomba kan nanti. Kau jangan menambah beban pikirannya dia." Ucap Haechan, memperingati

"Kau tenang saja. Dia, dan juga aku akan memberitahukan semuanya kepada Jaemin ataupun Jeno cepat ataupun lambat. Jadi stop memaksa kami untuk memberitahu mereka." Sambungnya.

"Kau enak tinggal memaksa kami. Sedangkan kami harus memikirkan berbagai macam cara serta kalimat yang tepat untuk menjelaskan semuanya kepada mereka." Tambahnya.

Dan Jaewook mencebik tak suka ketika mendengar pernyataan wanita ini. "Udah tau berat dan susah, kenapa masih nekat melakukan hubungan gelap kayak gini?!" Sentakhya yang diiringi decihan tak suka, lalu pergi meninggalkan kedua temannya ini.

WEBPAD - NOMIN MARKHYUCKWhere stories live. Discover now