Gadis Binal (9)

10.3K 41 0
                                    

Malam ini kami bertiga makan malam seperti biasa, namun aku merasakan ada keanehan yang terjadi di antara kedua orang tuaku.

Aku dan ayah tidak bisa melanjutkan  percintaan kami seperti tadi sore, aku melihat sikap ayah yang begitu diam. Padahal biasanya, ayah akan memulai pembicaraan dengan menggobrol bersama ibu.

Ayah pun lebih banyak diam, aku berpikir mungkin kah Ayah sedang jatuh sakit. Aku melirik padanya, namun sepertinya respon dari ayah tak ada. Belum menghabiskan makanan, ayah sudah lebih dulu bergegas pergi.

"Mau kemana ayah?" tanyaku sedikit.
"ke kamar, ayah sudah selesai makannya." jawab Ayah yang lalu berjalan lurus.

Ibu pun hanya diam dan melanjutkan makanannya, sepulang dari kantor ibu menyiapkan makan malam untuk kami semua.

Malam ini ibu tidak sedang lembur di kantor, Ayah sendiri setelah bercinta denganku nampak diam. dan dia tak mengatakan apapun.

"Ibu, ayah kenapa?" tanyaku pada Ibu
"Entahlah ibu juga bingung dengan sikap ayahmu." jawab ibu yang kembali makan.

Aku terdiam sejenak, aku berusaha mencerna dan memahami kondisi kedua orang tuaku.

"bu, apa ibu dan ayah baik-baik saja?" tanyaku lagi yang masih penasaran.

Sejenak ibu menjeda makanannya, ibu kembali menyilangkan garpu dan sendok di piringnya.

"Ayahmu egois" kata pertama yang keluar dari mulut ibu.

Aku terkejut, bukankah selama ini sepengatahuan ku mereka baik-baik saja.

"Maksud ibu?" tanyaku dengan pelan.

"Ayahmu nggak pengen ibu karirnya naik, minggu lalu direktur ibu memberikan surat rekomendasi pengangkatan jabatan untuk ibu. Ibu di tunjuk  menjadi sekertaris barunya, ibu tentu senang dan langsung mengabari ayahmu. Tapi apa jawaban dari ayah kamu!? dia menentang kenaikan jabatan ibu." tutur ibu dengan nada menusuk.

Aku tahu betul siapa ayah, ayah selama ini tidak pernah melarang atau menuntut ibu. Hanya saja kali ini situasinya berbeda.

"Tapi bu, ibu udah coba obrolin dulu dengan ayah?" bujuk aku dengan lembut pada ibu.

"Sudah gadis, ibu bahkan merayunya dengan cara ibu. tapi, tetap saja. ayahmu itu keras kepala, ibu heran dengan ayahmu, mengapa jadi lelaki tidak tau bersyukur. ibu di posisi sekarang ini, membuat kehidupan keluarga kita jadi lebih baik. bukan seperti ayahmu." sentak ibu dengan nada yang mulai sedikit meninggi.

Aku yang mendengar pernyataan ibu pun menjadi kesal, aku membentuk kepalan di tanganku. Ibu benar-benar telah lupa, siapa sosok yang membuat nya seperti sekarang.

Bahkan seperti kacang yang lupa kulit, ibu dengan tindakan arogannya berani meremehkan ayah di hadapanku. Aku tau betul bagaimana cinta ayah terhadap ibu, dan bagaimana perjuangan ayah pada ibu.

Ayah lebih banyak mengalahnya dari pada ibu, ibu memang baik. tapi sifat ego terkadang merasuki diri ibu. Ibu yang terlihat kesal pun, lalu berdiri.

"Sudah, ibu capek. lebih baik ibu kembali ke kantor, percuma ibu di rumah. jika ayahmu tidak berpihak dengan keputusan ibu."

Ibu berjalan begitu saja, dia mengambil kunci mobil miliknya. Lalu segera pergi meninggalkan aku dan ayah sendirian di rumah, aku yang terlalu kesal memukul meja makan.

Aku sudah tidak perduli lagi dengan makanan ibu yang biasa ku anggap lezat, aku berjalan kembali ke kamar.

Di kamar aku melempar beberapa buku yang sempat tadi aku baca, aku lalu membuangnya ke lantai.

"Sialan, ibu egois." ketusku yang sudah mulai marah.

Aku tidak mengerti dengan isi pikiran terbaru ibu, aku yang sudah kesal pun segera meraih kotak obat. Aku lalu meminum obat penunda kehamilan, obat yang aku minum adalah obat pemberian dari Ayah.

GADIS BINAL Where stories live. Discover now