Gadis Binal (12)

9.9K 30 0
                                    

Seminggu sudah aku berhasil meninggalkan rumah, aku bahkan memutuskan tidak lagi menghubungi ayah.

Rasa amarah serta kekecawaan ku pada Ayah tidak bisa dibendung, ibu tidak marah atau menentang keputusanku yang memilih kos jauh dari rumah.

Aku berhasil mengarang sebuah ide bebas terkait perkuliahan, yang membuat ibu akhirnya setuju dengan ucapan bodohku.

Pernah sekali Ayah menghubungiku, namun tidak aku jawab. Aku benci saat mengingat jawaban jahat yang keluar dari mulutnya.

Aku nikmati rasa sakitku sendirian, sesekali aku meminta teman-temanku untuk datang atau sekedar bersinggah di hunian apart baruku. Aku memilih Apart, dari pada kosan. Aku rasa ini semua cukup,

"Halo gadis" sapaan seseorang yang menjadi tetangga ku.
"Halo juga om rio, lantai berapa?" balas sapaku.

"Biasa basement." Jawabnya

Aku segera memencet lantai yang ingin kami tuju, aku bersebelahan dengan Apart om Rio. Om Rio tetangga yang pertama kali aku temui saat pindah kesini, beliau sangat ramah.

Beberapa kali kami sempat berdiskusi dan bertukar pikiran, terkait isu-isu kini maupun apapun. Melihat sosok Om Rio, aku jadi teringat Ayah. Pembawaan yang ceria, dan rasa peduli mengingat kan ku padanya. Tapi biarlah aku memendam perasaan itu, Ayah tidak terlalu perduli dengan ku. Yang Ayah inginkan hanyalah ibu.

"Om gadis duluan yah." tuturku padanya.
"Iya, hati-hati manis." balasnya lalu pintu lift kembali tertutup.

Aku segera menaiki taksi pesananku, semenjak ibu ku berpindah posisi menjadi seorang sekertaris uang saku yang aku dapati naik menjadi berkali-kali lipat. Bahkan tanpa perlu aku meminta pun, uang di tabunganku langsung bertambah.

Ketika ingin berjalan ke kelas, Karin, Lina dan Tiara berteriak dari arah lain.

"Gadis.." teriak mereka dengan serempak

Aku beralih mencari asal teriakan mereka, mereka bertiga dengan cepat lari mendekati ku.

"Dari mana aja lo?" tanya Karin
"Ya dari apart dong, menurut lo dari mana lagi gue." jawabku pada Karin

Kami berempat melanjutkan untuk jalan bersama-sama ke kelas, sambil mengobrol.

"Eh, dis. lo harus tau, kemarin gue sama Karin nggak sengaja ketemu bokap lo di mall X." ucap Lina

"Terus kalo ketemu bokap gue emangnya kenapa!." sambungku dengan santai

"Ah elah, nggak seru lu. Karin buruan lu jelasin." timpal Lina
"Kita di tahan selam 2 jam sama bokap lo, cuma buat nanyain keberadaan lo." cerita Karin.

Langkahku sesaat terhenti, aku beralih menatap Karin dan Lina.

"lo berdua ngasih tau, dimana keberadaan gue?" tanyaku dengan serius pada mereka.

Karin dan Lina menegang, aku pun ikut penasaran. Mereka bertiga belum aku ceritakan, mengapa lari dari rumah.

"Ya nggaklah, hahahahaha." Lina berucap sambil tertawa dan diikuti Karin.

"lo tenang aja, kita nggak ngasih tau dimana lo tinggal. malah kita kibulin bokap lo." sambung Karin.

Aku merasa lega, Karin dan Lina mengikuti sesuai arahan yang aku minta. Aku hanya berpesan pada teman-temanku, jangan pernah memberitahu dimana keberadaan ku untuk Ayah ataupun ibu.

GADIS BINAL Where stories live. Discover now