Episode 10

37 33 2
                                    


JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA🔥
Typo, koreksi📌

●○●○●○

Sesampainya di kelas Nara langsung bergegas menuju bangkunya. Suasana kelas tampak ricuh sebab para murid saling berbicara dan bercanda satu sama lain, terutama dibangku paling pojok, tempat Razka dan gengnya duduk.

"Lo kemaren habis ngapain anak orang, Ka?" Bagas melontarkan pertanyaan pada Razka yang membuat semua teman-temannya penasaran.

Sedangkan Razka yang sedang duduk dengan satu kaki diangkat layaknya bapak-bapak di warung hanya tersenyum santai.

"Cuma main-main doang," ucapnya santai sambil mengupas kulit kuaci lalu memakannya.

"Lain kali, kalau cari mangsa itu yang waras dikit kek," kesal Bagas. Cowok itu mengambil satu kuaci yang di kupas Davin lalu mengunyahnya.

Razka menaikkan alisnya penasaran, bahkan teman-temannya juga menatap Bagas dengan ekspresi meminta penjelasan.

"Tadi dijalan, gue dicegat cewek dandanan-nya sih lumayan, tapi suaranya udah kayak panci dibanting suer, kuping gue aja rasanya mau jebol."

Bagas bercerita dengan nada menggebu-gebu, masalah-nya dia benar-benar sebal dengan cewek jadi-jadian tadi.

"Terus tuh cewek ngomong apa, Gas?" tanya Davin kepo.

"Dia nyuruh gue buat ngasih tau Razka." Dia mengubah arah pandangan-nya yang semula menatap Davin kini berubah menatap Razka.

"Dia minta ke gue buat nyuruh lo buka nomor-nya yang lo blokir, terus kalau lo gak mau buka tuh cewek bakalan dateng ke sekolah ini dan bakal nemuin lo secara langsung," jelas Bagas.

"Males banget, mending gue tidur."

"Serah lo dah," pasrah Bagas. Reizo yang duduk disamping Razka tiba-tiba menepuk pundak Razka dengan sedikit keras.

"Nanti malam anak-anak suruh kumpul di basecamp!" bisiknya pelan, tapi mampu didengar oleh semua.

"Ngapain lo bisik-bisik kalau kita tetep bisa denger," cibir Bagas.

"Setidaknya lo tau kalau telinga lo masih berfungsi," balas Reizo santai, tapi menusuk.

Bagas langsung bungkam ketika mendengar jawaban yang diberikan Reizo. Sedangkan Oji, Ferdian, dan Davin mentertawakan Bagas yang terkena semburan kalimat savage dari mulut Reizo.

Bagas yang di tertawakan terus menatap kesal ketiga temannya, rasanya mereka bertiga pengen dia kebumikan sekarang juga.

"Nanti malam kalian semua harus kumpul di basecamp tanpa terkecuali." Titah Razka mutlak dengan raut muka serius dan tatapan menusuk.

Suasana mendadak hening, mereka semua langsung mengubah mimik wajah menjadi serius dan mengangguk patuh.

Sejujurnya, meski Razka bukan bos atau pemimpin mereka, tapi mereka paling takut ketika Razka berucap dengan nada serius, karena mendadak atmosfer disekitar mereka akan berubah mencekam, apalagi ketika Razka sedang dalam mood buruk. Maka tidak akan ada yang berani mencari masalah dengan cowok itu, atau tulang kering mereka yang akan menjadi taruhannya.

"Eh lo semua tau kagak, nama cewek baru di kelas samping?" Baru selesai bikin bulu kuduk berdiri, tiba-tiba sifat siluman buayanya muncul lagi.

Mereka semua terbengong dengan perubahan suasana hati Razka yang sulit ditebak.

"Kenapa Ace kita modelannya kayak cewek datang bulan?" Ucap Ferdian di dalam hati dengan tangan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Untung lo ganteng Ka, kalau kagak gue buang lo lama-lama, hobi banget mainin perasaan kita," gerutu Davin.

Detik dan DetaknyaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant