Part 7

316 52 43
                                    

"Ayo ku antar pulang" ucap krist kepada singto.

Sekarang sudah jam 8 malam namun singto masih betah berada di rumahnya. Mereka bahkan tak saling bicara sejak tadi.

"Tidak!" Ucap singto.

"Nyonya anna pasti mencari mu sekarang" ucap krist.

"Bukankah mama di luar negri? Mama juga tak akan peduli aku ada di mansion atau tidak" Ucap singto.

"Ini sudah larut malam, sing" ucap krist.

"Apa kamu mengusir ku!? Berani sekali kamu mengusir ku!!" Ucap singto tajam.

"Aku... Tidak... Hanya saja... Apa kamu ingin menginap di rumah ku?" Ucap krist.

"Cih, aku tak mau tidur di rumah jelek mu ini!!" Ucap singto.

"Baiklah, ayo ku antar pulang" ucap krist.

"Aku tak mau pulang, krist!!" Ucap singto dengan nada tinggi.

"Sing... Kamu kenapa?" Tanya krist bingung.

"Aku kenapa?" Ucap singto.

"Kamu aneh, tadi di kampus kamu menyiram ku dengan minuman! Lalu kamu ikut aku pulang seakan tak terjadi apa-apa! Bahkan tadi kamu menangis sambil memukul ku dan sekarang kamu tak mau pulang? Apa maksud mu!!" Ucap krist yang mulai jengah dengan singto.

"Terserah aku ingin melakukan apa!!" Ucap singto sembari mengambil ponselnya di atas meja lalu melempar ponselnya ke arah krist hingga mengenai tubuh krist.

"Terserah, aku ingin tidur" ucap krist sembari beranjak dari duduknya.

"Kamu!! Berani sekali kamu meninggalkan ku sendiri!!" Ucap singto marah.

"Aku lelah dan ingin beristirahat, bukankah kamu sendiri yang tak ingin pulang?" Ucap krist.

"Kamu benar-benar menyebalkan!! Aku membenci mu!!" Teriak singto sembari melempar apa yang ada di atas meja ke arah krist hingga barang-barang itu mengenai tubuh krist.

"Apa kamu ke rumah ku hanya ingin memberantakan rumah!!" Teriak krist kesal.

Ini kali pertama krist meninggikan suaranya saat bicara dengan singto sehingga membuat singto sedikit terkejut mendengarnya.

"Apa mau mu!!" Ucap krist dengan nada yang sedikit nyaring.

"Antar aku pulang sekarang!!" Ucap singto tak kalah nyaring.

Krist mengambil kunci motornya dan berjalan keluar rumah dengan diikuti oleh singto dari belakang.

Wajah singto cemberut sejak tadi, begitu juga dengan krist, dia benar-benar kesal dan merasa terus di permainkan oleh singto.

Krist melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata sehingga membuat singto sedikit ketakutan dan memeluk tubuh krist dari belakang, bahkan tak ada yang mengeluarkan suara mereka sekarang.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit akhirnya motor krist tiba di depan mansion mewah singto.

"Apa kamu sangat ingin membunuh ku, krist!?" Ucap singto setelah dia turun dari atas motor krist.

"Buktinya kamu tak mati 'kan?" Ucap krist kemudian ia langsung menjalankan motornya pergi dari sana.

Singto meremas tangannya menatap kepergian krist, ia melangkahkan kakinya dengan kesal berjalan masuk ke mansion.




****
Pagi-pagi sekali ponsel krist berdering sehingga membuat dia terpaksa membuka matanya melihat siapa yang menghubunginya.

Sebuah panggilan masuk dari tantenya, adik dari ibunya sehingga membuat krist langsung mengangkat panggilan itu.

"Krist?" Ucap tante krist di sebrang sana.

"Ya, tante?" Ucap krist.

"Apa ibumu sudah tiba di rumah?" Tanya tante krist.

"Belum, apa ibu sudah pulang?" Tanya krist.

"Semalam ibumu pamit pulang, dia menaiki bus X dan pagi ini tante mendapatkan kabar jika bus itu kecelakaan" ucap tante krist di sebrang sana sehingga membuat krist terkejut mendengarnya.

"Ayo bertemu di rumah sakit X yang ada di kota X, kita harus memastikan apa ibu mu menjadi salah satu korban atau tidak" ucap tantenya.

"Ya, tante, aku akan langsung kesana" ucap krist sembari mematikan panggilannya.

Krist beranjak dari ranjang, berjalan keluar kamar menuju kamar mandi, dia tak mandi hanya mencuci wajahnya dan mengganti pakaiannya kemudian menjalankan motornya pergi ke kota yang di maksud oleh tantenya.





*****
Perjalanan yang memakan waktu hampir 3 jam krist lalui seorang diri dengan kendaraan motornya.

Hingga akhirnya ia tiba di depan sebuah rumah sakit yang di maksud oleh tantenya tadi. Krist berlari masuk ke dalam, terlihat banyak keluarga para penumpang yang menaiki bus X sedang menunggu di luar ruangan.

Pintu ruangan terbuka, beberapa dokter keluar dari ruangan sehingga membuat banyak orang bertanya pada dokter tentang kondisi keluarga mereka.

"Bus mengangkut 23 penumpang dan 20 penumpang di nyatakan meninggal sedangkan 3 orang sedang kritis" ucap seorang polisi yang menangani kasus tabrakan itu sehingga membuat tubuh krist lemas mendengarnya.

"Krist, apa kamu sudah bertemu ibumu?" Ucap tante krist yang baru saja datang.

"Belum, tante" ucap krist.

"Kalian boleh masuk untuk melihat keluarga masing-masing?" Ucap dokter.

Satu persatu para keluarga korban kecelakaan mulai masuk ke dalam ruangan perawatan termasuk krist, banyak jenazah tertutup kain putih sehingga membuat mereka membuka satu persatu kain itu untuk melihat keluarga mereka.

Krist menatap tak percaya dengan apa yang di lihatnya, air mata mulai menetes membasahi pipinya melihat ibunya terbujur kaku di hadapannya.

"Bu, bangun bu..." Ucap krist sembari mengguncang tubuh ibunya.

Beberapa perawat dan juga suster mulai masuk ke dalam ruangan dan memindahkan satu persatu jenazah yang ada di sana keruang jenazah.

Krist menangis histeris melihat ibunya sedangkan tantenya terus menenangkan dia sejak tadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Satu persatu tetangga mulai pulang ke rumah masing-masing apa lagi setelah ibu krist di makamkan, yang tersisa hanya beberapa orang terdekat termasuk tante krist.

Krist masih menangis memeluk bingkai foto ibunya.

"Krist, saya dan suami turut berduka cita atas meninggalnya bu ayu" ucap nyonya anna.

"Jangan menangis lagi, bukankah masih ada kami?" Ucap tuan edward berusaha untuk menenangkan krist.

"Maafkan tante, krist. Harusnya tante melarang ibumu menemui tante waktu itu" ucap tante krist yang kini sangat merasa bersalah atas kejadian yang menimpa ibu krist. Jika ibu krist tidak menemuinya, mungkin ibu krist masih bersama dengan krist hingga sekarang.

Singto hanya diam sejak tadi melihat orang tuanya bicara dengan krist, dia sangat ingin bicara dengan krist dan memeluk krist namun dia malu melakukan itu.

"Krist... Maaf aku baru bisa datang" ucap gun yang kini mendekat ke arah krist.

Gun memeluk krist sehingga membuat krist menangis di pelukan gun, singto langsung mengalihkan tatapannya ke sembarang arah saat melihat itu.

"Gun... Ibu pergi meninggalkan ku, hikss.. aku.. aku sendiri sekarang, gun" ucap krist di sela-sela tangisannya.

"Bukankah masih ada aku? Jangan menangis, ibumu pasti sedih melihat mu menangis sekarang" ucap gun.

"Ma, pa. Ayo pulang" ucap singto dengan mata yang memerah.

"Apa kamu tak ingin bicara dengan krist dulu? Dia sedang berduka sekarang" ucap nyonya anna pada anaknya.

"Tidak" ucap singto singkat kemudian ia langsung berjalan keluar dari rumah krist.

"Krist, kami pamit pulang dulu" ucap nyonya anna.

Krist hanya mengangguk menanggapinya, tante krist juga memilih untuk pergi dari sana membiarkan krist bicara dengan gun.












Tbc.

You're Mine✓Where stories live. Discover now