Part 18

367 52 16
                                    

Beberapa bulan telah berlalu~

Sekarang usia kandungan singto sudah memasuki 7 bulan, rumah tangga krist dan singto juga masih baik-baik saja, setidaknya hidup mereka serba berkecukupan sekarang.

Gaji krist sangat cukup untuk mereka makan dalam sebulan dan selebihnya krist tabung untuk persiapan singto melahirkan nanti. Bahkan mereka sudah mulai mencicil membeli baju bayi dan beberapa perlengkapan bayi lainnya setiap Krist gajian.

Krist berusaha semaksimal mungkin untuk selalu membuat singto merasa cukup, tak pernah kekurangan apapun yang singto inginkan walau terkadang permintaan singto sedikit berlebihan.

Selama beberapa bulan krist bekerja di kafe Yada, singto tak pernah ke kafe tempat krist bekerja, singto pernah mengatakan ingin ikut krist bekerja namun krist selalu melarang singto, bagaimana tidak, jika singto ikut mungkin dia akan ketahuan nanti, apa lagi perut singto sudah sangat besar sekarang.

"Krist... Hari ini jadwal aku periksa kandungan" ucap singto.

Krist menatap ke arah singto, dia memang sedang bersiap ingin berangkat bekerja sekarang.

"Jam istirahat nanti aku pulang dan mengantar mu ke rumah sakit" ucap krist.

"Baiklah" ucap singto.

"Aku berangkat bekerja dulu" ucap krist sembari berjalan menghampiri singto.

Krist mencium bibir singto singkat, kemudian mencium kening singto, terakhir dia mengecup perut singto dan membisikan sesuatu disana.

"Apa yang kamu katakan?" Tanya singto penasaran karna krist bicara dengan nada yang sangat kecil.

"Rahasia" ucap krist sambil tersenyum, dia menoel hidung singto kemudian beranjak dari posisinya dan berjalan keluar dari kamar.

Pipi singto memerah karna perlakukan Krist padanya. Singto tersenyum malu sambil memeluk erat boneka yang di pegangnya sejak tadi, jantung singto berdetak kencang mengingat semua perlakukan manis krist selama ini.








*****
"Ayo makan siang bersama, ini jam istirahat mu 'kan?" ucap Yada yang kini menghampiri krist.

"Aku ingin pulang" ucap krist.

"Pulang!? Selama beberapa bulan kamu bekerja disini kamu selalu pulang setiap jam istirahat. Apa kamu memiliki keperluan penting di rumah?" Ucap Yada.

"Huh, tidak. Aku hanya ingin beristirahat di rumah" ucap krist.

"Benarkah? Bukan karna suami mu 'kan?" Ucap Yada.

"H-huh?" Gumam krist.

"Kamu terlihat seperti pria yang sudah menikah sekarang, sebenarnya ini alasan ku melarang seseorang yang sudah menikah bekerja disini" ucap Yada.

"Tapi bukankah aku memang selalu pulang di jam istirahat? Aku selalu kembali ke kafe tepat waktu, tak pernah terlambat. Pekerjaan ku bahkan tak terganggu karna hal itu" ucap krist membela diri.

"Ya, apa kamu tinggal bersama kekasih mu?" Tanya Yada.

"Kenapa kamu menanyakan hal itu? Bukankah yang terpenting aku belum menikah?" Ucap krist.

"Kamu sendiri yang mengatakan orang tua mu sudah meninggal jadi aku menyimpulkan kamu tinggal sendiri di rumah, lalu kenapa kamu selalu pulang? Apa alasan mu!?" Ucap Yada.

"Aku benar-benar harus pulang sekarang. Maaf, kita bisa bicara lagi nanti" ucap Krist sembari berjalan pergi meninggalkan Yada.

Itu sangat tidak sopan, tapi krist memang harus segera pulang untuk mengantar singto ke rumah sakit.

You're Mine✓Where stories live. Discover now