Part 14

302 46 32
                                    

Jam 8 malam krist pulang ke rumah, baru saja ia membuka pintu, krist di kejutkan dengan keberadaan singto yang menunggu dia di depan pintu, singto menatap krist tajam.

"Darimana saja kamu!?" Tanya singto dengan nada kesal.

"Mencari pekerjaan, bukankah aku sudah ijin tadi?" Ucap krist.

"Selama ini?" Ucap singto.

"K-kenapa?" Ucap krist.

"Mencari pekerjaan atau selingkuh, krist?" Tanya singto, karna dia mencium bau parfum wanita di baju krist.

"M-maksud mu?" Ucap krist.

"Bau perfum siapa di baju mu!?" Ucap singto.

"Oh... Mungkin bau parfum wanita yang--"

*Plak... Satu tamparan mendarat di pipi krist sebelum dia menyelesaikan ucapannya.

"Wanita!? Kamu benar-benar selingkuh!!" Ucap singto dengan mata yang memerah.

"Aku.. tidak.. ini hanya--"

"Aku membenci mu!!" Ucap singto sembari mendorong tubuh krist dan berlalu pergi dari sana.

Krist langsung mengejar singto ke kamar mereka, belum sempat ia masuk singto lebih dulu mengunci pintu kamar.

Singto menangis di dalam kamar, bagaimana bisa krist dengan berani bertemu seorang wanita tadi? Krist benar-benar jahat, apa krist lupa jika dia sedang hamil? Singto menangis dengan sangat kencang, dia menyesal menikah dengan krist, dia menyesal jatuh cinta pada krist, singto menyesal untuk semuanya.

*Ceklek... Pintu kamar terbuka, krist berjalan masuk ke dalam kamar, dia membuka pintu kamar menggunakan kunci cadangan tadi. Krist melihat wajah singto memerah, bahkan matanya membengkak.

"Kenapa kamu menangis?" Tanya krist lembut.

"Hiks... Hikss... K-kamu jahat, hikss..."

"Bisakah kamu mendengar penjelasan ku dulu? Kamu terus memotong ucapan ku tadi" ucap krist.

"Apa lagi yang harus ku dengar krist! Kamu pasti berpelukan dengan wanita itu sehingga bau parfumnya menempel di bajumu!!" Ucap singto.

"Aku membantu seorang wanita tadi di jalan, dia di ganggu oleh orang jahat. Lalu dia meminta aku untuk mengantar dia pulang. Aku tak selingkuh, sing. Percaya pada ku" ucap krist.

"Hikss... B-bohong..." Lirih singto.

"Aku bersumpah.. dan berkat bertemu dengan wanita itu, aku mendapatkan pekerjaan sekarang, besok aku boleh bekerja di kafe miliknya" ucap krist.

"Siapa wanita itu? Apa dia masih muda?" Tanya singto sembari mengusap air matanya yang membasahi pipinya.

"Huh.... Hmm... Dia sudah tua.. usianya bahkan sudah hampir 50 tahun... Apa kamu cemburu pada wanita tua?" Ucap krist.

Krist sengaja berbohong agar singto tak lagi marah, dia hanya takut singto akan berpikir hal aneh jika singto tahu wanita yang di tolongnya tadi masih muda bahkan seumuran dengan mereka.

"Benarkah?" Ucap singto sembari menatap wajah krist.

"Iya... Aku tak mungkin bohong padamu" ucap krist.

Singto langsung memeluk tubuh krist dan menangis di dalam pelukan krist.

"Baiklah, aku percaya padamu" ucap singto.

Krist mengusap punggung singto dengan lembut.

"Apa kamu sudah makan malam?" Tanya krist.

"Belum" gumam singto.

You're Mine✓Where stories live. Discover now