KTP

825 64 1
                                    

PRENGGG

Seorang wanita melemparkan gelasnya dengan keras hingga habis berkeping-keping di lantai. Dia emosi dengan suruhannya yang tidak berguna hanya untuk menyingkirkan satu orang saja.

"GUE BAYAR LO SEMUA DENGAN BIAYA YANG BESAR. TAPI APA! SEMUANYA GAK SESUAI DENGAN EKSPETASI GUE. LO SEMUA GAK GUNA TAU GAK!"

"Gue udah berusaha apa yang lo mau. Tapi, mereka susah untuk dipisahkan pacarnya tiba-tiba dateng ngehajar gue dan seluruh anggota gue"

"GUE GAK MAU TAU. LO HARUS SINGKIRIN JAVAS DARI ASTRA!"

"Oke. Gue bakalan berusaha lagi"

Kini Javas sudah dipindahkan ke ruang rawat. Astra menyuapi Javas karena dia sejak tadi tidak mau makan sama sekali.

"Aaaaa~"

Dengan wajah cemberut Javas membuka mulutnya dan menerima suapan dari Astra.

"Kamu tuh jangan keras kepala. Kalau aku suruh kamu makan tuh makan!" kesal Astra karena Javas terkadang tidak mau menuruti perintahnya

"Iyaa"

"Bukan iya doang tapi harus dilakuin!"

"Iya sayang"

Tok tok

Cklek

"Arbi?" ucap Astra

Pintu terbuka menampakkan Arbi dan Radit. Arbi berlari menghampiri Javas diikuti Radit dibelakang.

"Vas! Lo kenapa bisa jadi gini, hah?!" tanya Arbi

"Biasa habis berantem!" jawab Astra

"Berantem? Lo berantem sama siapa?"

"Kenzi"

"Hah Kenzi! Bukannya dia udah pindah ke luar kota kok bisa balik lagi?"

Javas mengangkat bahunya"Gue juga gak tau perihal dia balik lagi itu buat apa"

"Sayang. Dimas kemana? Kok dari tadi aku gak liat dia" tanya Javas pada Astra karena sejak dia bangun dia tidak melihat batang hidungnya Dimas

"Aku suruh dia belanja makanan ke Indomaret" jawab Astra sambil membersihkan bekas makan Javas

Arbi hanya diam mendengarkan itu tetapi tidak dengan Radit yang memasang wajah kesal dan cemburu.

"Ini buah buahan dari gue jangan lupa dimakan"

Javas mengangguk"Iya. Makasih"

"Lo tau darimana kalau Javas ada di rumah sakit?"

"Dari Dimas dia nge chat gue"

Radit berdecak kesal mendengar itu. Arbi menatap sekilas Radit lalu kembali menatap Astra.

"Ouh"

Dimas berjalan sepanjang etalase untuk mendapatkan makanan yang diperlukan oleh Astra. Dia terus berjalan sambil melihat-lihat tetapi saat berada di tengah jalan Dimas tidak sengaja menabrak seorang pria saking fokusnya mencari makanan.

BRUKKK

"Ishh"

"Maaf gue gak sengaja. Sini gue bantu"

Dimas memberikan tangannya pada pria yang dia tabrak tadi. Pria itu menatap sejenak Dimas lalu menerima tangan Javas lalu berdiri dari jatuhnya.

"Sorry yah"

Pria mengangguk"Iya gapapa"

Setelah percakapan singkat tadi pria itu pergi meninggalkan Javas di sana. Dia berjalan ke arah kasir sambil membawa belanjaannya.

Transmigrasi Brigas [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang