Papah!

806 47 0
                                    

Annyeong Yeorobun!

Happy reading~

.
.
.
.
.


Hari ini Javas sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Kini Javas sedang menunggu Astra yang sedang memakai pakaian dikamar mandi.

Tok tok

"Sayang udah belum lama amat dah. Itu Dimas udah nungguin dari tadi" ucap Javas dia kesal menunggu Astra yang sangat lama memakai pakaiannya

"Ck. Bentar napa aku jadi panik nih!" jawab Astra kesal karna Astra paling gak suka kalau di buru buru seperti ini jadinya panik sendiri

"I-iya maaf"

Astra keluar dari kamar mandi dengan wajah yang menyeramkan. Javas yang melihatnya saja merinding lalu menelan ludahnya takut Astra mengamuk pada dirinya.

"S-sayang kamu kenapa?" tanya Javas

Astra menoleh dengan mata tajam"Gara gara lo resleting celana gue rusak!"

"Loh? Kok jadi aku?"

"Pake nanya lagi! Kalau aja lo gak buru buru gue tadi, resleting celana gue pasti gak bakalan rusak!" kesal Astra

"Maaf..." ucap Javas sambil memasang wajah sedih

"Awas ah!" ucap Astra sambil menyingkirkan tangan Javas dilengannya

Astra berjalan keluar sambil membawa koper. Javas berlari mencoba mengejar Astra yang sudah jauh darinya.

"Sayang..."

"Maafin aku..."

Dimas yang mendengar teriakkan Javas dia menyimpan ponselnya disaku celananya.

"Kenapa si Javas?" tanya Dimas pada Astra yang baru saja sampai di parkiran

"Gak tau!"

"Dih. Sensi bener lagi pms yah"

BUGHHH

Astra melemparkan kopernya pada Dimas hingga Dimas terjatuh.

"RASAIN!"

"SIALAN LO ASTRA!"

"Dim lo gapapa!"

Javas membantu Dimas untuk berdiri sedangkan Astra duduk didalam mobil sambil memainkan ponselnya.

"Goblok bener pacar  lo. Gue tadi cuma bercanda doang anjir"

"Mangkanya jangan cari masalah ama dia"

"Terus kenapa lo tadi teriakin dia?"

Javas membulatkan matanya"Gue lupa kalau dia lagi marah sama gue"

BRUKKK

Javas menjatuhkan Dimas begitu saja hingga Dimas terjatuh kembali merasakan sakit kedua kalinya.

"ANJ! SIALAN PUNYA TEMEN GINI AMAT"

Selama perjalanan Javas mencoba membujuk Astra yang sedang merajuk padanya.

"Sayang maaf..."

"..."

Javas mencubit cubit pipi Astra namun Astra tetap diam menghiraukan Javas.

"Nanti aku beliin sate ayam gimana kamu mau?"

"..."

"Es krim?"

"Mie ayam?"

"Bakso"

Tidak ada respon sama sekali dari Astra. Javas menghela nafas karena dia sudah kehabisan ide untuk membujuk Astra.

Transmigrasi Brigas [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang