12. Diet

109 9 0
                                    

Rumah Zefano lengang. Biasanya sore seperti itu selalu ramai. Kayla duduk di pinggir kolam ikan dekat teras. Ia sudah berada di sana sejak setengah jam yang lalu. Kedua kakinya dimasukan ke air.

Kayla asyik bersenandung mengikuti alunan musik dari earphone yang dipakainya. Sesekali ia menoleh ke pintu pagar. Tidak ada yang datang. Ke mana teman-teman Zefano?

Karena merasa bosan, Kayla pun hendak masuk ke dalam rumah. Niatnya ingin menggangu Zefano yang sedang tidur. Namun, ia mendengar suara motor yang berhenti. Refleks kepalanya menoleh.

"Kay," Jazlan memangilnya dari depan pintu pagar.

Kayla buru-buru menghampirinya. "Iya, Kak."

Jazlan membuka tas gendongnya, lalu mengeluarkan tumpukan kertas dalam plastik. "Tolong kasih ke Zefa."

Kayla menerimanya. "Baik, Kak. Mau mampir dulu?" tanyanya

"Aku sedang buru-buru. Nanti saja." Jazlan tersenyum. "Besok Minggu ada acara? Kalau enggak, aku mau ajak kamu ke car free day. Kita jogging bareng."

Setelah mengatakan itu, Jazlan pergi. Kayla menatapnya sampai menghilang dari pandangan matanya. Ia senang sekaligus bingung. Tiba-tiba Jazlan mengajaknya jogging.

"Apa gue gemukan?" Kayla meraba pipinya. Lalu memperhatikan tubuhnya. Gara-gara ini ia jadi over thinking .

Niat Kayla untuk menggangu Zefano tetap dilakukannya. Dimulai dengan menyetel musik keras-keras. Lompat-lompat di kasur. Serta menggelitiki sepupunya itu.

"Zefa. Lo ngebo mulu. Bangun," katanya. Kayla sengaja membuka lebar jendela serta tirai kamar. Ia tahu jika Zefano akan terganggu.

Benar saja. Sepupunya itu meraih bantal terus digunakan untuk menutup kepala. Terdengar juga omelan, tapi Kayla tidak peduli.

"Bangun. Hari libur itu harusnya dipakai buat kegiatan yang lebih berguna. Mending Lo anterin gue ke mana gitu." Kayla menarik kaki Zefano sehingga menjuntai ke lantai.

Zefano bangun. Matanya sudah seperti garis lurus. Kayla memeluknya dari belakang sambil mengacak-acak rambutnya. Ia tahu kalau tidak akan mendapat perlawanan. Mana mungkin Zefano berani macam-macam terhadapnya.

"Lo ganggu terus. Mending sana cari si Chandra atau si Jazlan. Gue ngantuk." Zefano menguap. Tubuhnya oleng, tapi Kayla menahannya.

"Justru itu. Tadi Jazlan ke sini. Cuma sampe depan pagar sih. Dia nitip berkas apa gitu buat Lo. Gue simpen di atas meja." Kayla turun dari tempat tidur. Lalu ia duduk di kursi menghadap ke Zefano.

"Oh, oke ntar gue lihat," ujar Zefano yang sudah merebahkan tubuhnya lagi.

Kayla mengambil acak buku yang berada di dekatnya. Matanya memicing, tangannya lurus ke arah Zefano. Buku pun melesat. Tepat mengenai kepala sepupunya itu. Kayla tertawa. Tembakannya berhasil mencapai sasaran.

Zefano mengaduh, "Lo kesurupan lagi? Perlu gue bilangin ke Amanda? Biar dipanggilkan ustadz."

Kayla mencebik. "Mau rukiyah gue? Halah kagak bakal mempan."

"Plis, Kay. Jangan ganggu gue. Ngantuk banget," kata Zefano pasrah. Tampaknya memang ia ingin sekali tidur.

Jangan pernah berharap pada Kayla. Larangan adalah perintah. Makin Zefano ingin tidur, makin gencar juga Kayla mengganggunya.

"Zefa. Lo tau nggak kalau tadi Jazlan ngajak gue buat jogging bareng. Gimana kalau nanti hari Minggu Lo juga ikut. Sekalian cuci mata gitu. Siapa tau ketemu jodoh di sana," ujar Kayla yang sedang sibuk mengacak-acak lemari Zefano.

"Lo saja sendiri," sahut Zefano yang berhasil bergelung di bawah selimut.

"Tapi aneh enggak sih? Kok tiba-tiba ngajak jogging? Apa gue ini gemukan?" Kayla menoleh sebentar pada Zefano. Kemudian melanjutkan aksinya hunting Hoodie di dalam lemari.

CRUSH - Act Of Service Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang