13. Confess

288 20 0
                                    

"Hati-hati!"

Itu adalah suara Chandra yang kaget ketika Kayla hampir jatuh saat turun dari motornya. Tangannya sigap menahan tubuh Kayla. Ia juga tampak cemas.

"Mending Lo enggak usah sekolah deh. Kita balik lagi," ujar Chandra masih dengan ekspresi cemas.

"Gue klepeset tadi. Ngapain pulang?" Kayla membenarkan roknya yang sedikit kusut. Ia juga mengecek tas gendongnya. Takut resletingnya kebuka. Maklum ia berangkat buru-buru tadi.

"Serius Lo enggak apa-apa? Muka Lo pucat. Bukan karena make up kan?" tanya Chandra. Matanya seperti meneliti wajah Kayla.

"Make up apaan?" ujar Kayla. Bibirnya maju dua sentimeter.

"Gue kan cuma nanya. Lagi PMS Lo?" Chandra tertawa saat Kayla memberinya tatapan tajam.

Selama seminggu ini memang Kayla diantar jemput Chandra ke sekolah. Alasannya karena motornya mogok sehabis nabrak got. Lagi dan lagi. Sehingga Ayah Bundanya sudah malas untuk membawa motor itu ke bengkel. Begitu juga dengan Rizal.

Mau tak mau Kayla harus menerima tawaran Chandra yang bersedia menjadi abudemennya. Selain itu ia tidak bisa mengharapkan bantuan dari kakak atau sepupu-sepupunya. Ia juga tidak bisa pesan ojek online terus. Lumayan bisa mengirit uang saku.

"Oke kalau gitu. Gue balik dulu. Belajar yang bener biar pinter. Nanti juga jemput. Kita mampir ke warung bakso dulu." Chandra sudah menghidupkan mesin motornya.

"Langsung pulang saja," kata Kayla yang membuat Chandra mematikan mesin motornya.

"Hah? Gue enggak salah denger, kan? Lo nolak ajakan jajan bakso?" Chandra menatap Kayla dengan mata yang penuh heran.

"Iya. Gue lagi diet," jawab Kayla. "Lo balik sana. Gue mau masuk kelas.

Tanpa menunggu jawaban Chandra, lebih dulu Kayla berlari menuju kelasnya. Ia tidak ingin melanjutkan obrolan ini. Karena sudah bisa menebak apa yang akan terjadi setelahnya.

"Pasti bakal panjang urusannya," gumamnya.

Diet Kayla masih berlanjut. Padahal ia sudah ditegur orang tuanya. Diminta berhenti. Mereka cemas karena Kayla bukan saja melewatkan sarapan, tapi berbagai makanan kesukaannya. Ia juga sudah tampak tidak baik-baik saja.

Sejujurnya, Kayla juga sudah ingin berhenti. Ia tidak tahan lagi dengan godaan. Tubuhnya juga sudah lemas. Mungkin cara dietnya yang salah. Ia makan sangat sedikit. Sehingga tubuhnya jadi tidak bertenaga. Ia juga sembelit dan mood yang berubah-ubah.

Apa berhenti saja? pikirnya.

Saat istirahat tiba, Kayla tidak tahan lagi. Ia pun membelanjakan uang sakunya. Membeli banyak makanan. Kalap. Ia sudah berhasil membuat Maura berdecak kagum ketika melihatnya makan.

Sorenya, Kayla sedang tiduran di kamar saat Rizal masuk ke kamarnya. Sudah biasa jika kakaknya selalu saja berulah. Seperti kali ini yang tiba-tiba mengambil boneka yang dipeluknya. Lalu melemparnya asal

Kayla tak terima. Ia bangun dan hendak membuat pembalasan pada kakaknya ini. Namun Rizal dengan cepat berlari ke bawah sambil tertawa. Kayla pun mengejarnya.

Kayla kesal bukan main. Waktu santainya sudah dikacaukan oleh makhluk yang berstatus kakak laki-laki ini. Sepertinya sehari saja Rizal tidak mengganggunya pasti akan merasakan demam atau gatal-gatal.

Karena terburu-buru menuruni tangga, hampir saja Kayla terjatuh. Untung ia sigap berpegangan ke pembatas tangga. Kepalanya memang terasa sedikit pusing. Pandangan berputar. Apa kadar hemoglobin darahnya menurun?

"Bundaaa. Kak Rizal nih ...," teriaknya kesal.

"Dasar bocah. Apa-apa ngadu." Rizal menertawakannya dari bawah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CRUSH - Act Of Service Where stories live. Discover now