3

1.5K 113 0
                                    

Jangan lupa vote ya
Happy Reading

----____----

Stella memasuki kantin yang ramai, dan seketika itu suasana menjadi senyap.

Para penghuni kantin menatap dengan kagum dan cemohan pada kedatangan Stella, namun itu tidak mengganggunya.

"Mang Satu bakso dan satu es jeruk," teriak Stella saat memesan makanan di salah satu kedai kantin.

Setelah memesan, Stella menuju mejanya sambil banyak yang masih memandangnya, tetapi tidak lama kemudian datanglah para "most wanted".

Keramaian kantin menjadi ricuh oleh para penggemar Aldo yang haus akan perhatian.

"Akang Aldo, kamu keren banget!"

"Aldo, malam ini kita kencan ya?"

"Lo siapa? Gue pacarnya, nih!"

"Heh, ngaca dulu, dia itu pacarnya gue."

Namun aksi bacot para penggemar mantan Aldo tidak berpengaruh pada Stella, yang selalu menghindari perhatian.

"Tuh liat by para fans gue, dimanapun gw berada tetap aja fans gw ada dimana mana" sombong Aldo

"Bukannya tuh para mantan Lo ya" ketus roby yang merasa tersaingi Aldo, yahh gimana lagi seakan akan semua murid cewek SMA Internasional Karang rata rata adalah mantan nya Aldo

Tapi ya gak semua sihh contohnya si Stella because dulu kan ia tampil buluk ya maklum lah sampe sekarang gak ada yang dekati dia

"Eh, ges, denger-denger ada cewek cantik nih di SMA kita," ucap Aldo.

"Masa sih Iyah!?" jawab Roby.

"Yah dibilangin kok," ketus Aldo.

"Eh, bener tuh?" tunjuk Alfan ke arah gadis yang duduk di pojok.

Semua mata mengikuti tunjuk Alfan saat dia menunjuk seorang gadis. Ya, gadis itu adalah Stella yang sedang makan.

Mereka berlima memperhatikan ekspresi Stella yang sedang makan dengan kurang anggun, alias makan brutal.

"Duduk," perintah sang ketua, memecah konsentrasi mereka.

"Pesan mie ayam 5 dan minum es teh cepat," perintah Alfan kepada Aldo.

"Perasaan gw Mulu yang beli," gerutu Aldo, namun tetap melaksanakan perintah Alfan, karena Alfan adalah juru bicara ketua mereka.

Di sisi stella
"Perasaan tadi ada yang ngeliatin gw deh," celinguk Stella sambil melihat sekeliling.

Dia melihat masih banyak pasang mata para murid laki-laki yang memperhatikannya. Ketika dia melihat sekeliling, dia menatap segerombolan di meja para 'most wanted'.

Tanpa sengaja, matanya bertabrakan dengan sepasang mata hazel.

Satu detik.

Lima detik.

Akhirnya, Stella memutuskan untuk mengalihkan tatapannya dan mengendikkan bahunya untuk melanjutkan makan lagi.

Kegiatan makan di kantin berjalan dengan tenang. Di sisi Kenan, ketika melihat tatapan Stella, dia hanya mengangkat sudut bibirnya.

"Wah, bos lo barusan senyum ya?" teriak Roby, namun hanya mendapat tatapan datar dari Kenan.

"Lo makan saja, gak usah banyak bicara," tegur Reza.

Roby akhirnya segera menutup mulutnya, karena takut Reza akan mengambil tindakan tegas.

Jika Reza sudah bicara tentang bos, itu artinya jangan dilanjutkan lagi, karena Reza menyadari kebrutalan Kenan dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Sebenarnya, Reza menyelamatkan Roby dari samsak tinju bosnya.

"Bener deh tadi Kenan senyum, masa sih," batin Reza, melihat Kenan dari sudut matanya, kemudian menatap arah tatapan Kenan pada seorang gadis.

"Hah, akhirnya ada tanda-tanda cair juga si bos," pikir Reza..

Bel masuk berbunyi, dan para murid segera berlarian menuju kelas masing-masing, termasuk Stella.

Setelah selesai makan, Stella bangkit dan bergerak menuju kelasnya. Saat tiba di pintu depan, secara tak sengaja ia bertepatan dengan Kenan yang juga hendak masuk.

"Kenapa diam saja?" batin Stella.

"Lo duluan saja," ucap Stella.

"...."

Kenan hanya melirik sekilas sebelum masuk ke kelas, diikuti oleh Aldo, Reza, Alfan, dan Roby.

Setelah mereka masuk, Stella menghela nafas pelan sebelum memasuki kelas.

Meskipun merasakan tatapan aneh dari para teman kelasnya, Stella tetap acuh tak acuh pada kondisi sekitarnya dan menelungkupkan kepalanya di meja

Masih ingat dari tatapan dan keributan dari temannya tadi pagi

#flashback

"Kamu benar Stella Addison" tanya guru

"Iya Bu saya Stella Addison" jawab Stella

Setelah mendengar jawaban Stella muncul bisik bisik dari sekitarnya yang mempertanyakan kebenaran hal tersebut

"Tu beneran Stella?" Bisik belakang bangku stella

"Gilak, baru sehari aja langsung glow up" jawaban dari teman sebangku belakang

"Perasaan tuh cewek si jelek itu kan do" bisik Roby pada teman depannya aldo

"Bener, wahhh gak bisa dibiarin nih" semangat aldo

"Emangnya kenapa" tanya roby pada teman sebelahnya yaitu alfan

"Lo gak tau dia lagi mikir buat jadiin pacarnya lah kayak gak tau si playboy satu itu" tunjuk dagu Alfan pada Aldo dengan malas

Bisikan dan kehebohan para teman sekelasnya ketika mengetahui perubahan Stella.

"Diam" teriak guru agar kelas menjadi kondusif

"Baiklah Stella, lanjutnya Tina Mahendra..."

"Hadir Bu"

.....

#flashback end

'Dipikir pikir pemilik tubuh ini kagak punya temen ya' batin Stella setelah bangun dari mejanya

'hah gak apa Stella Lo bisa lakuin ini semua sendiri' batin semangat Stella

'huhh pokoknya gw gak perlu terlibat dalam alur novel ini, bisa bisa gw gak tau nanti jalan cerita selanjutnya gimana'

'tapi dipikir pikir ni novel alur nya dimulai satu tahun lagi' lesu Stella

' gak apa yang perlu Lo lakuin hindari semua tokoh novel dan jangan terlibat apapun didalamnya ' semangat Stella pada batinnya

' untung aja gw dapet ingatan ni pemilik tubuh, tapi Stella Addison pemilih tubuh ini kemana ya?' bingungnya

'masak isdet cuma gara gara ketiduran di kelas, kan gak elit' kejut Stella yang sedang berperang batinnya

'bodo amat lah' akhir perang batin Stella setelah mendapatkan guru sastra masuk Ke kelas mereka

Namun tanpa disadari Stella semua aktivitas perbatinannya dilihat oleh kenan yang melihat semua ekspresi Stella yang berubah ubah

Karena posisi meja Stella berada di paling belakang dan posisi kenan di sebelah mejanya dengan sampingnya Reza

"Lucu" batinnya

Reza menyadari ekspresi kenan hanya melihat sampingnya dan arah mata kenan

Entah apa yang dipikirnya dia menghela napas dan menarik sudut bibirnya kembali menghadap guru yang telah ada di depan kelasnya

Populer FiguranKde žijí příběhy. Začni objevovat