17. HILANG.

16 4 0
                                    

Agnese mmebulatkan matanya sempurna, melihat sekeliling berharap tak satupun yang mendengar apa yang barusan di katakan Oleh Pria itu. Melihat dimana atensi yang masih menjadikan kejadian Vincent sebagai tontonan utama, tampaknya hal yang barusan Aster katakan tidak ada yang mendengar.

Walaupun tangannya sudah memerah dan Rasa sakit sudah mulai terasa. walaupun dengan tangan yang akan putus ketika ia melepaskan secara kasar cekalan yang di dapat, Agnese tetap berniat untuk melepaskannya.

"Do, Lo mengingkari janji Kita." Ujar Agnese pelan dengan masih menatap Aster dengan tangan yang masih di cekal kuat olehnya, menahan perih yang di rasa.

Aster yang bernama Lengkap Aster Alardo, Pria yang sedari awal mencintai Agnese, Di sekolah berpura pura Sebagai Seseorang yang tidak mengenal Agnese, Tetapi Padahal.. Aster adalah Tunangan Agnese yang di jodohkan paksa oleh Papa Agnese yang tentu saja tidak Agnese ketahui alasan di balik pertunangan itu.

 Saking dekatnya mereka, Sedari Awal Panggilan Agnese kepada Aster bukan lah Aster, Tetapi Ardo. Mungkin terdengar Aneh, Sudah bertunangan Tetapi Agnese masih berniat ingin menjadikan Vincent sebagai pasangannya, Namun memang begitu lah yang terjadi.

Bukan apa, Sedikitpun Pertunangan itu hanya di terima oleh sepihak, Yaitu Oleh aster sendiri. Dan Aster yang tahu bagaimana Agnese yang tidak menyukainya berniat ingin memulainya perlahan untuk mendapatkan Agnese dan membuat Gadis itu mencintainya tapi siapa sangka kalau dia sudah kalah karena Cinta gadis itu yang sudah berlabuh kepada Pria lain.

Aster menatap Agnese lamat, Jika di pikir dan di rasakan sepertinya ia sudah lelah untuk memulai perlahan. Matanya menajam, "janji?. Bukankah itu kesepkatan yang hanya di setujui oleh kamu sendiri?. Aku sama sekali tidak menerimanya."

"lalu kenapa Lo nurut?. di sekolah bertindak seolah olah kita bukan apa apa kecuali  lo yang hanya seorang pria yang suka sama Gue."

Aster terkekeh pelan."hanya mengikuti keinginan kamu. Berniat ingin mencobanya perlahan, tapi kamu benar benar mengkhianti aku See." Suara putus asa yang mencoba untuk menarik perhatian Agnese, Tampaknya sia sia.

Agnese yang sudah Khawatir, tanpa melihat ekspresi Yang di tunjukkan oleh Aster, Fokus Agnese hanya kepada Yang terjadi di kerumunan itu. Biarlah, Dia tidak peduli  Karena yang sekarang dia mau hanya Vincent, Dan tentu saja Ardo tahu itu.

Melihat Vincent yang sudah keluar dari kerumunan, Agnese menatap Aster sebentar. lalu kemudian dengan sekali hentakan ia pun berhasil melepaskan cekalan tangan Aster, walaupun pergelangan tangannya tampak memerah.

Mengejar Vincent, dengan mempercepat langkahnya Agnese pun pergi meninggalkan Aster yang menatap tangannya yang sudah tidak lagi memegang tangan Agnese, lalu mendongak, melihat kedepan ke arah Punggung yang sudah mulai menjauh, dan melihat bahwa Agnese kelihatan berhasil menggapai Pria yang ia sukai itu.

"Vin, kamu nggak papa?. Sini aku bantu." Tawar Agnese.

Agnese yang sudah Berada di samping Vincent, berjalan beriringan dengan Pria itu, mendongak melihat wajah yang tampak santai menerima perlakuan yang telah ia alami tadi,  Agnese cukup terpaku. Apa tidak ada rasa kesal yang di rasakan Vincent sekarang?. 

"Vin.."

Vincent hanya diam, Melanjutkan langkahnya menuju toilet. hingga ketika berada di depan pintu toilet ia berhenti. menoleh ke arah Agnese yang masih setia berdiri di sampingnya, dan tampaknya Gadis itu berniat menunggu di depan Pintu.

"Gue baik baik aja. Nggak ada yang perlu lo khawatirin. Lo bisa pergi sekarang. Gue butuh waktu sendiri." Vincent berujar singkat. Setelah Itu, Vincent mulai melangkah masuk tetapi sebuah suara kembali menghentikan langkahnya. "Aku tunggu di sini. Atau Aku carikan Baju ganti dulu?."

REWRITEWhere stories live. Discover now