19. DROP OUT.

15 5 0
                                    

"SELAMAT SIANG, DI BERITAHUKAN KEPADA SISWA YANG BERNAMA SKYLER VINCENT DIHARAPKAN UNTUK SEGERA DATANG KE RUANGAN KEPALA SEKOLAH SEKARANG."

Vincent yang masih menghisap nikotin di mulutnya, terdiam sejenak. Menikmati tiap hisapan mengabaikan panggilan yang terdengar jelas di telinganya.

"Di ulangi, Untuk siswa yang bernama Skyler Vincent, Di harapkan untuk datang ke ruang kepala Sekolah Sekarang."

"Vin, Lo di panggil tuh." Ujar Andi ketika melihat Vincent yang masih cuek terhadap Panggilan itu.

Dengan perlahan Vincent mulai melepaskan Asap Nikotin yang berada di mulutnya, lalu kemudian mematikan Puntung rokok yang masih sisa setengah, lalu bangkit berdiri.

Memasukkan tangannya lagi ke kantong celana, Ia Berbalik. "Gue pergi dulu." Ujarnya.

Happ..

Vincent yang tadinya ingin melangkahkan kakinya pergi, Seketika berhenti ketika Benda yang di lemparkan ke arahnya membuat nya terpaksa menangkapnya.

menangkap sebuah Botol kecil berbentuk Botol parfum, lalu menoleh ke arah Andi yang tersenyum singkat. "Gunakan itu, atau masalah lo akan semakin bertambah."

Vincent Diam sebentar, lalu kemudian menganggukkan kepalanya, memasukkan Botol itu kedalam kantong celananya lalu kemudian menatap Andi."thanks." Ujarnya singkat, lalu mulai melangkahkan kakinya pergi menuju ruang kepala sekolah, seperti yang di instruksikan tadi kepadanya.

^~^

Mengambil botol yang di lemparkan Andi tadi kepadanya, Membuka Penutupnya. Membuka mulutnya lebar lebar, Vincent mulai menekan penutup botol itu Hingga sebuah Cairan yang berbentuk embun mulai terlihat mencoba memasuki rongga mulut Vincent untuk mulai melakukan tugasnya.

Rasa Mint Mulai terasa membuat Vincent mencoba mengecek Bau mulutnya lagi dengan menghembuskan nafasnya, Karena di rasa Bau rokok yang sudah memudar, Vincent kembali memasukkan Botol itu lagi kedalam kantongnya lalu kemudian mengetuk pintu. 

Tiga ketukan dengan keadaan yang sudah pasrah dengan berusaha menerima hukuman apa yang akan dia berikan nanti. Memegang Knop pintu lalu dengan pelan ia mulai memutarnya, dan kemudian dengan perlahan ia mulai mendorong nya hingga dengan lambat pintu mulai terbuka.

"Permisi." Ujarnya sopan, Dengan kepala yang awalnya menunduk, Mulai mengangkat kepalanya untuk mulai melangkah masuk, tapi untuk beberapa saat Ketika ia kembali mengangkat kepalanya, Seorang Pria Yang cukup Berumur dan seorang wanita dengan Dandanan mewahnya membuat Vincent cukup terkejut dengan membulatkan matanya sempurna.

Wanita itu memandanginya dengan senyum cantik di wajahnya, sangat sempurna seolah olah Tidak ada beban di pundaknya.

Berdehem singkat, Tanpa membalas sapaan senyum tersebut, Vincent mulai melangkah masuk. duduk di samping wanita itu dengan wajah tanpa ekspresi, duduk diam dengan menoleh ke arah Mamanya yang saat ini berada di sampingnya. Benar, Wanita cantik yang ia sebutkan tadi adalah mamanya, Wanita yang sangat jarang di rumah. Lalu kenapa dia di sini sekarang?.

"Mama di panggil, Tenang saja mama percaya kamu." Kata kata singkat yang mampu menenangkan membuat Vincent kembali melihat ke arah depan tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Baiklah Nak vincent, Kita tunggu beberapa guru dulu ya."Ujar seorang pria yang melihat nya dengan tatapan Ramah tanpa ada ekspresi menyudutkan di wajahnya.

Vincent menganggukkan kepalanya singkat, Tak ada suara dan obrolan yang terdengar, tiga orang yang berada di ruangan itu sama sama diam dengan melakukan Kesibukan mereka masing masing, begitupun juga Vincent yang hanya memainkan benang yang tanpa sengaja ia temukan.

Untuk beberapa saat, ketukan pintu mulai terdengar dan juga beberapa orang guru dan satu orang siswa yang membullynya tadi juga berada di sana, bahkan sepasang suami istri yang berada di samping Pemuda itu membuat Vincent yakin kalau kedua orang itu adalah Kedua orang tuanya.

"Maaf kami terlambat pak." perkataan Maaf itu membuat Kepala sekolah yang bernama Pak harto itu menganggukkan kepalanya dengan tersenyum. "Baik, Silahkan duduk."

Tanpa menunggu lama, dengan Waktu yang terus berjalan Semua orang yang ada di ruangan itu langsung duduk di sofa kosong yang ada di sekitarnya, Vincent hanya mengamati situasi sekelilingnya, Dimana Pria yang tadi membullynya itu masih saja menatapnya benci.

Vincent sungguh heran, Apa yang membuat Pria itu seperti itu sekarang?. Dia yakin, Sama sekali dia tidak mengenal pria itu lalu kenapa Kedua orang tuanya juga ikut bersamanya?.

"hekhem."

Deheman singkat yang membuat Atensi Semua orang yang berada diruangan itu langsung menoleh ke arah sumber suara, Melihat ke rah kepala sekolah yang bersiap untuk mengatakan pokok permasalahannya.

"Sebelumnya terimakasih sudah hadir di tempat ini sekarang, sebelum saya persingkat pertemuan ini. seperti di masing masing siswa yang ada di sini sekarang, mungkin sudah tahu apa yang membuat mereka berdua berada disini sekarang."

Ekspresi yang awalnya ramah dan santai kini mulai tampak wajah tegasnya, menatap Vincent dan Pria yang satu nya lagi dengan Tatapan Tajam.

Vincent yang di tatap seperti itu tanpa gentar menatap Balik dengan tatapan biasanya, berbeda dengan yang lain... pria itu langsung menunduk..

"Atas Nama Skyler Vincent. Saya sedikit menyayangkan apa yang terjadi pada kamu sekarang, kami sebagai Guru, Sudah nencari tahu tentang hal ini."

Vincent diam, mendengar kata sepatah kata yang di ucapkan oleh Kepala sekolah tersebut, tak ada yang menbantah juga tak ada yang menyela, seolah olah mereka setuju dengan apa yang Pria itu katakan.

banyak kata yang di ucapkan Dengan banyak juga nasehat nasehat yang di berikan kepadanya membuat Vincent diam, mendengarkan.

Hingga beberapa saat, nasehat yang panjang sudah di ucapkan, Pria itu terdiam sebentar dengan menghela nafas.

"Sebagai hukuman tentang apa yang di lakukan Oleh Pytra Adiyarama, Kami akan menskorsing siswa selama Satu bulan, dengan kasus bullyan dan perlakukan sewena wenanl di lingkungan sekolah."

Seperti yang Di duga, Pria yang membully Vincent tadi membulatkan matanya sempurna, Bahkan sepasang Suami istri di sampingnya juga ikut terkejut mendengarnya.

"Maaf sebelumnya, Bukanhkan itu sangat berlebihan bagi anak saya?. Emang apa salahnya dengan apa yang Anak saya lakukan?. Bukankah itu wajar?. Kalau negara tidak bisa menghakimi hal yang bertentangan seperti itu, Maka Ketika anak saya melakukannya bukan kah itu hal yang bagus?." Wanita itu mungkin mengucapkan hal yang sopan, tapi bagi pelaku yang melakukan hal seperti, Vincent merasakan tatapan dingin dan menusuk.

"Ibuk, Mungkin itu benar. lagipula bukan maksud saja membela, Anak Ibuk juga tidak berhak menghakimi. Maka dari itu, Lebih baik ibuk dengarkan dulu apa yang mau saya katakan, dan tentu saja keputusan saya tidak bisa di bantahkan. kalau ibuk tidak menerima, silahkan ibuk bawa anak ibu kembali. kami akan menyerahkannya."

Ucapan tegas yang menusuk itu membuat Wanita itu langsung terdiam, Bagaimana tidak siapa yang akan mau membawa kembali anaknya ketika masuk ke sekolah yang sangat susah di masuki seperti sekolah ini?. Vincent yakin kalau hal itu tidak mungkin terjadi.

ketika di rasa suasana tegang tadi sudah mereda, Pak Harto kembali mengedarkan pandangannya Sampai tatapan itu berhenti ke arah Vincent.

"Dan Untuk Skyler Vincent. kami terpaksa Untuk Mengeluarkan Kamu dari sekolah ini."



TBC

REWRITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang