chapter 2

69 40 1
                                    

happy reading 📌

pada saat membuka mata hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamar.

ia memegang kepalanya sambil mengingat - ngingat apa yang terjadi saat itu, kepalanya rasanya sangat pusing. saat ia beranjak untuk duduk ia ingat tadi dia pingsan makanya sekarang ia disini.

menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, ini sepertinya dikamar seseorang tapi siapa dan ia ingat ini kamar mamahnya.

ceklek

ia menoleh ke arah pintu saat mendengar knop pintu yang di tarik lalu terbukalah,keluarlah seorang wanita paruh baya yang ternyata mamahnya.

"sayang kamu udah bangun nak?" ujar mamahnya sambil berjalan menghampiri Angkara.

ya benar seseorang yang disebut-sebut adalah angkara adityarius.

mamahnya yang bernama Indira duduk dipinggiran kasur samping angkara lalu mengusap lembut surai kepala angkara.

Angkara menjawab."udahmah kepala kara pusing banget."

"yaudah kalau gitu kamu istirahat aja ya mamah biar tidur dikamar kamu" jawab mamahnya.

ia beranjak dari duduknya lalu menyelimuti kara yang sudah kembali berbaring dan memejamkan matanya.

"tidur yang nyenyak ya sayang. mamah minta maaf ya belum bisa jadi mamah yang baik buat kara." sambil mengusap lembut rambut kara.lalu ia keluar dari kamar tersebut.

                      ⛓️🗝️⛓️

pagi hari pun tiba kara yang sudah siap-siap keluar dari kamar sambil menenteng tas di punggungnya beserta hoodie hitamnya yang seperti biasa ia pakai.

ia menuruni anak tangga lalu ia melihat mamahnya sudah ada dimeja makan, sedang makan sendirian sambil melamun.

kara menghampiri mamahnya lalu merangkul pundak mamahnya."mah mamah kenapa ngelamun? masih pagi"

"eh udah bangun kara? mamah gak ngelamun tadi cuman lagi mikirin sesuatu aja. sini duduk kamu sarapan dulu abis itu baru berangkat sekolah." jawab mamahnya.

"gak usah mah kara mau langsung berangkat ke sekolah aja, nanti sarapannya disekolah aja takut telat." ucapnya terburu-buru lalu ia meraih tangan ibunya untuk dicium lalu langsung berpamitan dan pergi untuk ke sekolah.

sesampainya disekolah ia hanya menundukkan kepalanya dengan tudung hoodie yang menutupi kepalanya,sambil berjalan di lorong. banyak teman-temannya yang berbisik-bisik mengenai dirinya tapi ia hiraukan.

setelah sampai dikelasnya kemudian ia masuk dan duduk di kursi paling belakang sendirian karena teman-temannya pun tidak ada yang mau duduk sebangku dengannya.

baru saja ia duduk di bangkunya  sudah ada yang menghampirinya. ya seperti biasanya setelah ini pasti dirinya akan diganggu.

"hey cupu udah dateng aja nih" ucap seorang lelaki yang sudah berdiri dihadapan kara sambil menggebrak meja kara.

"beliin gue sarapan sana gue belum sarapan tadi" ujarnya lagi sambil melempar uang ke muka angkara.

padahal dalam diri angkara tidak ada satupun tanda-tanda ia cupu hanya saja sikapnya yang pendiam seolah-olah menjauh dari orang-orang jadi selalu dianggap remeh dan orang-orang menganggapnya cupu.

ia ganteng, tinggi, putih. dengan alis tebal mata tajamnya, idung mancung beserta bibirnya yang tebal. tapi sayang ia selalu menundukkan kepalanya seolah takut untuk menatap wajah orang-orang disekelilingnya jadi hanya sedikit orang yang melihat wajahnya.

lalu orang yang diajak bicara hanya diam menunduk tidak menjawab sama sekali.

orang yang mengajak bicara pun geram, kesal karena perintahnya tidak segera dilakukan  lalu ia meraih kerah hoodie angkara membuat angkara berdiri dari duduknya dan ia langsung melayangkan kepalan tangannya.

bugh bugh

"lo berani ngelawan ya sekarang cepet beliin sarapan buat gue. cepetan gak pake lama!"

lalu ia menghempaskan Hoodie angkara membuat angkara sedikit terhuyung ke belakang. Angkarapun langsung berlalu dari sana untuk melaksanakan perintah lelaki tersebut.

ia tidak mau membuat keributan lagi apalagi pasti jika dia tidak segera menuruti perintah lelaki tersebut pasti akan menjadi panjang masalahnya.

lelaki tersebut hanya tersenyum smirk saat melihat perintahnya langsung dituruti dan berlalu ketempat duduknya kembali.

orang-orang yang melihatnya seolah tidak melihat ataupun tuli karena tidak ada yang berani untuk menegurnya seolah itu hal biasa bagi mereka untuk dilihat.

                         ⛓️🗝️⛓️

setelah membeli suruhan lelaki tersebut angkara langsung kembali kekelasnya sekalian tadi dirumah ia belum sarapan jadi ia sekalian sarapan dikantin.

sesampainya dikelas ia langsung menyimpan makanan dimeja lelaki itu saat dirinya meneruskan langkahnya dirinya dicekal lengannya. saat menatap siapa yang mencekal lengannya ia langsung dihadiakan pukulan yang bertubi-tubi.

bugh bugh bugh

kemudian ia dilempar badannya ke ujung dan tangannya diinjak oleh lelaki tersebut.

brak krekk

kemudian lelaki tersebut jongkok didepan kara." gimana? sakit gak?" sambil menatap kara datar.

lalu ia menjambak rambut kara karena kesal orang yang sedari tadi diajak bicara hanya menunduk kemudian kepala kara mendongak menatap lelaki itu sembari menatapnya tak kalah datar.

"itu akibatnya perintah gue Lo anggap remeh gue suruh Lo beli dengan cepat tapi Lo lama belinya. gue udah gak mood sarapan ambil makanannya lalu buang atau Lo mau gih ambil."ujarnya remeh kemudian melepaskan jambakannya dari rambut kara.

setelah melihat lelaki tersebut kembali ketempat duduknya. ia berusaha bangkit berdiri lalu kemudian ia kembali duduk dibangkunya.

karena guru sebentar lagi pasti akan datang jadi sembari menunggu guru datang ia merebahkan kepalanya dimeja.

ting

bunyi notif pesan masuk membuat ia urung untuk tidur. kemudian ia membuka ponselnya saat ia buka pesan itu ia membulatkan matanya.

deg

seakan dunia berhenti berputar.

terimakasih 📌

jangan lupa vote, komen dan follow ya

ANGKARAWhere stories live. Discover now