chapter 4

56 41 6
                                    

happy reading 📌

ruang kelas 11 - 1

"dasar anak pungut."

dugh

untuk terakhir kalinya seseorang menendang orang yang sedari tadi mereka bully.

"cabut." suruh kepada kedua temannya keluar kelas.

orang yang sedari tadi mereka bully hanya duduk terdiam menahan rasa sakit ditubuhnya yang memar-memar akibat pukulan dan tendangan dari orang itu karena sudah biasa dia diperlakukan seperti itu, jadi dia tidak melawan. percuma jika dia melawan ia tidak punya kuasa apapun.

sekolahpun ia hanya anak beasiswa, jadi jika dia melawan maka semakin parah. tidak ada yang berani membelanya bahkan berteman pun mungkin tidak ada yang mau.

tapi kecuali

"kamu gapapa del?."tanya kira (teman Delia) khawatir tadi dirinya hanya bisa melihat di bangkunya Delia dibully tanpa bisa menolong.

ia takut akan berakhir sama seperti Delia yang dibully habis-habisan oleh gengnya fanya (orang yang sering membully delia).

Delia Anastasya merupakan gadis baik, cantik, pintar, pendiam dan lemah. gadis yang beruntung mendapatkan beasiswa disekolah ini.

sekolah yang sangat bergengsi dan populer yang jarang sekali orang-orang bisa dengan mudah masuk sekolah ini, bahkan untuk disuap pun agar anaknya bisa masuk sekolah ini dengan uang tidak akan bisa, karena hanya orang-orang yang mampu tes lolos seleksi yang bisa berada disekolah ini.

"aku gapapa ra." senyum meyakinkan Delia membuat kira sedikit lega.

akan tetapi ia tahu Delia hanya bisa pura-pura kuat padahal mungkin Delia sudah capek dan sakit dibully terus-terusan sama geng fanya.

"yaudah yu aku bantu berdiri nanti aku bantu obatin luka kamu."

"iya ra."

kira membantu delia berdiri dengan pelan-pelan dan hati-hati setelah itu membawa Delia menuju uks untuk diobati.

"kamu kuat banget del aku hanya berharap semoga kamu bisa cepat-cepat mendapat keadilan dan fanya bisa mendapatkan balasannya." gumamnya dalam hati.

seseorang yang sedari tadi melihat kejadian itu akhirnya pergi dari sana setelah melihat Delia dan temannya keluar kelas untuk membawa Delia ke uks mengobati lukanya.

kira yang tidak sengaja melihat seseorang pergi dari arah luar kelasnya hanya bisa bertanya-tanya dalam hati karena orang itu yang mengenakan Hoodie yang ditutupi kepalanya oleh tudungnya membuat ia tidak terlihat. membuat langkahnya berhenti.

"siapa ya? apa tadi orang itu merhatiin Delia ya? gak tau lah mungkin orang lewat kelasnya." gumam kira dalam hati.

"kenapa berhenti ra?"

membuat kira tersadar menoleh cepat kearah Delia lalu tersenyum.

"hah gapapa yu lanjut jalannya ke uks."

⛓️🗝️⛓️

"Lo liat si cupu gak? kenapa dia gak masuk? mana pr gue masih di dia lagi." tanya beruntun Zeri ke arah temannya yang berada dikelas yang bangkunya depan angkara.

membuat atensi azel teralihkan karena Zeri yang bertanya kepadanya, sedari tadi ia sedang membaca buku membuat ia mendongak menatap ke arah zeri.

"gak." jawabnya singkat lalu meneruskan membaca buku.

"ck dasar kemana si tuh anak? nyusahin gue aja." decaknya kesal

"apa gue samperin aja ya kerumahnya? dari pada gue dihukum dikelas karena gak bawa buku mending sekalian aja gue gak masuk pelajarannya tuh guru."

Zeri melempar buku ke arah azel membuat azel mendongak kepalanya kesal. lagi dan lagi membuat kegiatan membacanya terganggu apa tidak bisa diam Zeri ini.

"apa?." geram azel

"Lo bisa diem gak si ganggu gue baca aja."

"gue cuma mau nanya rumah si kara dimana?."

membuat azel mengambil handphone disaku celananya lalu mengirim alamat rumah kara ke zeri.

"gue udah kirim jangan ganggu gue lagi." tekan azel

"ck iya gak bakal ganggu gue cuman nanya itu." decaknya

"thanks."

"hm" dehem azel.

sesudah berterima kasih Zeri langsung keluar kelas menuju parkiran motor dan mengendarainya langsung ke rumah kara.

"awas aja tuh anak ketemu gue abis Lo." pikiran kejam langsung memenuhi otaknya.

sesampainya dirumah kara, Zeri langsung menghentikan motornya. ia melihat kearah sebuah rumah yang terhalang pagar hitam tinggi.

ini benar rumah si cupu?

melihat pagar yang terbuka membuat Zeri meminggirkan motornya, seorang satpam menggeser pagar itu lalu mobil keluar dari balik pagar itu.

melihat pagar yang akan ditutup kembali Zeri langsung menghadangnya, satpam yang akan menutupnya membuat urung tidak jadi menutup dan menatap siapa yang menghalanginya.

"aden siapa? nyari siapa? ada keperluan apa?." tanya satpam itu penasaran.

"oh angkaranya ada pak? saya Zeri temannya kara, saya ada keperluan sama dia."tanyanya sopan.

giliran satpam aja sopan terus ngaku-ngaku teman lagi emang bener teman? mana ada teman ngebully. dasar pas sama angkara aja kejam giliran satpam???.

ck ck zeri zeri

"oh den kara ya? dari kemarin belum pulang den gak tau kemana." jawabnya bingung.

"belum pulang?"heran zeri dalam hati

"oh kira-kira biasanya belum pulang kemana ya?."

"ga tau deh bapak, Aden mending tanya langsung aja sama den kara nya bapak ga tau kemana."

"yaudah pak makasih ya kalau gitu saya pamit dulu permisi pak." ujar Zeri berpamitan.

"iya den sama-sama, hati-hati di jalannya ya den." ucap satpamnya dan kembali menutup gerbangnya.

melihat gerbang sudah ditutup Zeri langsung menuju motornya, lebih baik ia pulang dari pada capek-capek mencari kara si cupu itu. ia akan tidur saja di apartemennya rasanya ia butuh istirahat.

Zeri melajukan motornya menyusuri jalanan dengan kecepatan tinggi menuju apartemennya.

saat dipertengahan perjalanan lebih tepatnya di jembatan yang sepi, jalanan yang jarang dilalui orang. ia melihat seorang lelaki sedang berdiri diujung jembatan menghadap sungai yang arusnya sangat deras sedang menatap kosong sungai itu.

"dia lagi ngapain." gumam zeri dalam hati.

lelaki itu sudah mengangkat kakinya satu ke arah udakan besi jembatan itu. Zeri yang melihat itu sontak kaget, langsung memberhentikan motornya dan mematikannya.

ia bergegas menghampiri orang itu dan.

"tunggu." teriak Zeri keras.

terimakasih sudah membacanya📌

jangan lupa vote, komen dan follow ya🔥

ANGKARAWhere stories live. Discover now