21| The Struggle

229 27 4
                                    

_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____

Entah kenapa atmosfer di dalam kamar ini terasa canggung. Padahal sederhananya ia tinggal mengenalkan satu sama lain saja. Namun lagi-lagi, tidak sengaja netranya menangkap raut Agam yang mendadak dingin dan tanpa diduga mengundang perasaan merinding di sekujur tubuh Kaila.

Sekar berdehem pelan. Menetralkan tenggorokannya yang mendadak kering. "Jake, ini Agam. Sahabat kita, rumahnya juga cuma di depan. Agam, ini Jake, pacarnya Kaila." katanya memperkenalkan mereka. Sedikit merasa terseret atas kecanggungan situasi ini.

Jake mengangguk, berohria tanpa suara. Wajah tampan itu juga tidak setegang tadi saat penuturan Sekar terdengar. Jake berdehem pelan. "Salam kenal, bro."

Agam tampak angkuh di kursinya. Kemudian membalas uluran tangan Jake singkat. Tidak bersuara sama sekali.

"Gue balik dulu." Agam berdiri dari kursi lalu pergi meninggalkan mereka bertiga yang mengeluarkan raut heran.

Memilih untuk tidak memikirkan aneh-aneh. Sekar pun kembali mencairkan suasana. Beramah tamah dan berbincang cukup lama. Mulai dari kenapa Kaila bisa sakit sampai ke ranah percintaan dua love bird ini. Sekar anak yang memang kelewat aktif. Tidak ada kata canggung dalam kamus hidupnya. Kalau kata Kaila— Sekar itu seperti laut lepas.

Hidupnya tidak tunduk pada aturan manusia manapun. Semua dapat ditampung oleh wanita ini.

"Kamu gak mau ke rumah sakit aja?" tanya Jake yang duduk di kursi. Sekar yang berada di tepi ranjang turut menatap Kaila.

Gadis itu menggeleng pelan. "Gak lah. Gak perlu. Besok paling juga udah enakan."

"Makanya Kai. Jangan OSIS mulu yang diinget. Kesehatan lo tu tetap yang utama." omel Sekar.

Kaila mendengus pelan. "Kayaknya yang anaknya Ibu Ratna tu lo deh."

"Terus aja terus. Tiap dinasehatin begitu mulu." Sekar menggeleng pelan sambil mengelus dada sabar.

Kaila tersenyum tipis. "Kalian ngapain kesini? Sorry, bukan gak menghargai usaha kalian. Tapi kan gue lagi sakit, mendingan pulang aja, ntar malah ketularan sakit." katanya khawatir.

"Tunggu Ibu kamu pulang," ucap Jake.

"Emang berani? Kamu kan belum pernah ketemu sama Ibu." ujar Kaila pada Jake. "Lagian Ibu tu kalau belanja lama. Udah gak papa, kalian pulang aja. Mau tidur nih," Kaila mendorong Sekar agar beranjak dari tepi kasur.

"Jake," panggil Kaila. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan bertanya. "Pulang." lanjut Kaila.

Jake melirik jam tangan. Sudah menunjukan pukul dua belas lewat. Berdiri dari kursinya dan hendak mendekat ke arah Kaila.

"Berhenti di sana. Udah dibilangin juga, jangan deket-deket nanti ketularan." ancam Kaila.

Jake terkekeh kemudian mundur selangkah. "Fine. Kali ini aku ngalah,"

The Apple of My EyeWhere stories live. Discover now