24| The Journey

302 40 0
                                    

_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____

10 Maret 2026

Prancis. Atau yang biasa dikenal dengan sebutan Paris. Negara wilayah metropolitan yang terletak di Eropa Barat, berbatasan dengan Belgia, Luksemburg, Jerman, Swiss, Italia, Monako, Andorra, dan Spanyol.

Setelah menghabiskan waktu empat tahun untuk mengambil jurusan fashion di Amerika Serikat. Tepatnya di Fashion Institute of Technology. Kaila sukses menjadikan Prancis sebagai tempat transit kehidupannya. Kini telah masuk paruh waktu tahun kedua ia hidup di sini.

Seperti ucapan yang pernah terlontar beberapa tahun silam. Angan itu sudah menjadi kenyataan. Terlebih sekarang, ia sudah berhasil menjadi personal assistent dari salah satu fashion designer ternama. Tentunya tidak mudah untuk Kaila berhasil sampai di tahap ini.

Pada tahun pertama, ia habiskan untuk kursus bahasa Prancis langsung di tempatnya. Walaupun sempat merasa tertekan saat tengah beradaptasi dengan lingkungan dan bahasa baru, realitanya sekarang Kaila sudah sangat merasa nyaman.

Lalu di pertengahan tahun, ia bertemu dengan Sebastian— pria yang tampak seperti pria macho luar dalam, padahal aslinya sangat gemulai. Bahkan lebih gemulai dari pada Kaila si wanita tulen.

Sebastian sendiri merupakan seorang pria blasteran Indonesia London. Pertemuan mereka juga tidak disengaja. Kala itu saat ada ajang fashion week, suasana yang cukup ramai membuat kaki jenjang Kaila yang mengenakan boots tidak sengaja menginjak kaki Sebastian.

Awal yang sangat mengenaskan, namun patut Kaila syukuri. Karena dari sana lah ia memiliki teman tetap di sini. Terlebih mereka memiliki tujuan yang sama, ingin mengabdikan diri pada dunia fashion. Dari sana pula mereka banyak menghabiskan waktu bersama, bekerja dengan keras hingga sukses berdiri di titik ini.

Tetapi, satu hal yang perlu diingat bahwa sang Ibu lebih dulu terjun ke industri fashion. Memiliki relasi yang luas. Ratna tidak ingin membiarkan anak semata wayangnya luntang lantung di negeri orang tanpa denah yang jelas. Oleh karena itu, Ratna membuka jalan sedikit lebih lebar bagi Kaila untuk meraih keinginannya.

Jadi, bisa dikatakan bahwa koneksi-koneksi dari sang Ibu lah yang turut mendorong Kaila untuk sampai di tahap ini.

Dalam setahun, Kaila hanya pulang ke Indonesia 2 kali. Kadang kala, Ratna yang menjenguk anak sematawayangnya di sini. Itu semua tergantung situasinya.

"Lambreta bingbing sih, wak. Kerontangan nih eike nungguinnya."

Semakin mengenal Sebastian, semakin luas pula pengetahuan bahasa Kaila. Gadis itu menghentikan langkah tepat di hadapan Sebastian, menyerahkan satu paper bag berisikan pastry. "Ya ini lama karena ngantri buat dapetin pesenan lo." desis Kaila.

"Bercanda keleus." balas Sebastian akhirnya.

Mereka berdua kini berada di depan toko bakery. Mamiche. Tempat yang selalu menjadi pelarian Kaila saat breakfast tiba.

The Apple of My EyeWhere stories live. Discover now