8. Gang Salvorios

5.9K 513 6
                                    


Beberapa orang pemuda saling pandang, mereka menunggu seseorang bangun dari pingsanya. Dan mereka mengikat orang itu di kursi.

"Lo ngerasa aneh gak sih, sama dia?" Tanya pemuda yang berada di dekat Raka, dan orang yang mereka ikat adalah Raka.

"Gue juga, semenjak dia kecelakaan waktu itu. Gue ngerasa dia berubah banget, walaupun sekolah kita beda tapi gue tahu pergerakan dia selama ini." Ujar Agam.

"Bukan itu aja, gue rasa dia gak inget kita. kalo dia inget kita mungkin waktu dia sadar dari kecelakaan dia bakalan langsung nyariin motornya, tapi ini bahkan udah sampe berhari-hari tapi dia gak inget sama motornya, apalagi sama kita." Rayen pemuda itu adalah inti dari geng Salvorios.

Leo mengangguk pelan. "Gue setuju sama opini lo, aneh aja gitu setelah semua yang dia perbuat. Bahkan sampe nyelakain Garel yang sampai saat ini masih koma gara-gara dia, dan dengan santainya dia lari kesalahan, dia kaya orang yang gak punya dosa. Gue benci sama sikap dia." Leo pemuda itu memperhatikan Raka dengan penuh kebencian.

Resi orang yang tadi berada dekat dengan Raka memainkan pipi Raka dengan mencubitnya. "Tapi kok sekarang dia imut yah, pengen gue karungin sumpah."

"Jangan sampe lo terbuai sama dia, inget kita jadiin dia wakil ketua karena mau manfaatin dia, mana sudi gue dengan cuma-cuma setuju Raka jadi wakil ketua, gue tahu dia itu orang yang sangat licik." Dion berjalan penuh angkuh, dia berhenti didepan Raka yang terikat dikursi.

"Lo orang yang pengen gue hajar habis-habisan, Lo tahu? Garel koma udah 4 bulan" Dion terkekeh. "Kenapa lo gak ngaku kalo lo yang nyabotase motor Garel supaya Garel kecelakaan dan lo jadi ketua, gitukan mau lo?"

Awalnya mereka menerima jika jabatan ketua diberikan pada Raka, karena Raka memang wakil ketua namun saat kemarin Raka kecelakaan semuanya terungkap jika yang membuat Garel terbaring dirumah sakit adalah Raka, dia melakukan itu karena Raka ingin menjadi ketua, Raka atau lebih tepatnya Arvie dulu adalah tipe orang yang licik dan tidak ingin diatur.

Brukk!

Dion menendang kursi itu sampai Raka terjengkang kebelakang.

"Yon!! Jangan keterlaluan." Larang Agam, dia tahu kesalahan Raka tidak bisa dimaafkan, namun memukuli orang yang sedang pingsan sama saja jadi seorang yang pecundang menurutnya.

"Orang kaya dia ini gak usah dikasihani, bahkan gue setuju banget kalo dia dipukulin ayahnya, ternyata selama ini yang salah itu dia bukan ayahnya, gue sampe terhasut sama dia, playing victim banget lo Raka gue gak nyangka padahal kita temenan udah lama. Gue kecewa sama Lo." Dion melihat wajah tenang Raka.

Resi merasa kasihan dengan posisi kursi Raka seperti itu, dia berniat membetulkan posisi kursinya. Saat Resi bersiap membetulkan kursinya. Raka terbangun.

Rasa pusing yang pertama kali Raka rasakan, mungkin bekas pukulan di kepala nya pikiran Raka langsung terpaku pada adiknya. "Adek gue dimana? Lo semua siapa?!" Raka berusaha membuka ikatan.

"Lo jangan khawatir, adek lo tadi udah Agam bawa kerumah sakit. Dan dia udah panggil orang tuanya." Jawab Resi.

Raka memandang kosong mereka semua. Apa ayah nya sudah tahu? Gawat dia akan terkurung di ruangan  tempat Raka sering dihukum.

"Lo kenapa?" Tanya Rayen melihat keterdiaman Raka.

"Adek gue gak papa, kan?" Tanya Raka berharap adiknya itu tidak apa-apa, tapi mustahil terakhir kali dia melihat darah berlomba-lomba keluar dari kepala adiknya itu. Rasa khawatir menyerang hati Raka.

"Lo pikir setelah ketusuk meja, dia bakalan baik-baik aja? Gimana seru kalo gue lihat lo disiksa abis-abisan." Leo senang melihat ekspresi khawatir dari wajah Raka.

Transmigrasi                                                  Raka AndreafaWhere stories live. Discover now