11. Kembaran sekaligus luka

7.9K 766 111
                                    


"L-Lo, Ashel?"

Raka bangun dari tidurannya, dia malas menatap wajah Ashel yang sangat menyebalkan menurutnya, terakhir kali dia di pukulin Vino sampai mimisan gegara dirinya dituduh membully Ashel.

"Ngapain lo samperin gue, ada urusan?" Raka menatap jengah Ashel yang berdiri didepannya.

Ashel tersenyum tipis. "Lo tahu aja, sebenarnya gue gabut terus lihat lo langsung gue samperin deh. Kayak nya seru kalo gue lakuin suatu hal." Ujar Ashel dengan senyum misterius.

"Ck, Lo mau fitnah gue lagi? Udah deh, gue tahu akal busuk Lo. Gue gak akan takut. Sebenarnya apa sih yang lo mau dari gue?"

"Simple aja sih, gue mau satu sekolahan ini benci sama lo!" Jawab Ashel dengan tangan bersedekap dada.

Raka mengerutkan keningnya. "Punya masalah apa lo sama gue, segitu nya lo gak suka sama gue sampe ngajak-ngajak orang."

"Raka~Raka, Lo itu bodoh atau kelewat bodoh ya, gue pikir otak lo bisa digunain sedikit, ternyata--lo manusia bodoh yang pernah gue temuin."

Raka sedikit aneh dengan Ashel, pertama kali dia bertemu dengan Ashel saat itu dia langsung mendapatkan masalah, Raka merasa  dulu ada sesuatu yang terjadi antara Arvie dengan Ashel, atau jangan-jangan Ashel bukan lah korban pembullyan Raka melainkan Raka yang selalu difitnah membully Ashel. Ini semakin memperkuat keyakinannya.

"Terus terang aja, dulu gue salah apa sama Lo?"

Ashel mengepalkan tangannya, terlihat raut wajah yang sedang emosi. "Gue bener-bener benci sama Lo, Raka. Semudah itu lo lupain kesalahan lo. Hah?! Lo enak-enak hidup tentram, sedangkan gue?" Ashel menatap Raka dengan air mata yang sudah bercucuran.

Raka semakin bingung dengan ucapan Ashel. Kesalahan apa yang Arvie perbuat dahulu? 'gue bingung Vie, kenapa lo gak kasih semua ingatan lo sama gue?'

"Sekarang gue ingin hidup lo yang tersiksa gue gak mau lo hidup bahagia. Jangan pura-pura gak inget  Raka, lo--harus ngerasain apa yang dulu gue rasain." Ashel menghapus kasar air matanya, dia tersenyum miring. "Gue yakin setelah ini lo bakalan semakin dibenci semua orang."

Raka terdiam dia memikirkan ucapan Ashel, apa mungkin dulu Arvie melakukan sesuatu hal yang membuat Ashel dendam seperti ini. Belum selesai Raka dari keterdiamanya Selanjutnya Raka dibuat terkejut dengan perbuatan Ashel.

Ashel melukai tubuhnya sendiri, dia membuka bajunya dengan kencang sehingga kancing seragam nya banyak yang terlepas. Dia juga menampar keras pipi nya berkali-kali sampai memerah dia belum lepas dari itu dia mengambil batu yang berada didekat kursi yang sedang Raka duduki.

Raka sungguh shock selebihnya Shik Shak Shok, dia dengan cepat menahan tangan Ashel  agar Ashel tak melakukan tindakan lebih jauh. "Lo mau mati. Hah?! Segitu nya lo mau bikin orang-orang benci sama gue? Gila Lo!"

"Lepas! Lo harus ngerasain apa yang dulu gue rasain, Lo harus dibenci bahkan keberadaan lo gak boleh di terima semua orang." Ashel berusaha melepaskan tanganya dari cengkraman Raka. "Lepas tangan gue sial*n!"

"Lo udah gak waras, anjir. Lo pikir dengan lakuin hal kaya gini bisa bikin hidup lo bahagia? Yang ada lo celaka karena ulah lo sendiri." Raka kesulitan memegang tangan Ashel yang terus memberontak.

Ashel tertawa kencang. "Iyaaa! Gue bahagia liat Lo menderita, gak peduli walau harus ngorbanin diri gue sendiri."

Raka tidak habis pikir dengan pemikiran orang yang satu tahun dibawahnya ini, ada yah orang seperti itu, dikehidupan nya dulu tidak ada orang yang rela melukai dirinya sendiri agar orang yang tidak disukainya dibenci semua orang.

Transmigrasi                                                  Raka AndreafaWhere stories live. Discover now