11🤍 The Reality

287 28 11
                                    

Wonyoung sampai di rumahnya dan langsung disambut oleh sang ibu.

"Ommo, Wony? Akhirnya kamu pulang juga, nak." Wanita paruh baya yang masih tetap cantik itu memeluk sang anak yang tak pernah dilihat hampir dua bulan ini.

"Eomma, kangen~" Manja Wonyoung pada ibunya. Di kala sedih seperti sekarang, hanya pelukan sang ibu yang mampu menenangkannya.

"Anak nakal." Sang ibu memukul pelan lengan anak bungsunya. "Siapa suruh gak pernah pulang."

Wonyoung menyengir, "Hehe... Wony kan sibuk, eomma." Ia mengajak sang ibu masuk ke dapur. "Laper, eomma."

"Eomma sudah feeling kamu akan pulang, jadi eomma masak makanan kesukaan kamu."

Mata Wonyoung berbinar melihat banyaknya makanan yang tersaji di atas meja makan. Rasa laparnya yang tadi hilang seketika tergugah. "Wah... Eomma yang terbaik." Wonyoung mengacungkan kedua jempolnya.

Wanita itu terkekeh dan mengusap rambut anaknya, "Ganti baju dulu gih, biar lebih nyaman kamu makannya."

"Okay."

Wonyoung berbalik ke arah tangga yang menuju kamarnya di lantai dua. Baru saja akan menaiki anak tangga pertama, ia merasa ada yang menetes dari hidungnya.

"Gue mimisan lagi?" Gumam Wonyoung mulai takut.

Tiba-tiba pusing menghantam kepalanya.
Wonyoung memegang kuat ujung trali tangga saat pusing itu berubah menjadi sakit.

"Eomma..." Pandangan Wonyoung berubah memuram, hal terakhir yang ia dengar adalah teriakan sang kakak sebelum sebelum semuanya menjadi gelap.

"WONY!!"

Jang Jinyoung atu yang dikenal publik sebagai Jang Daah berlari ke arah adiknya yang sudah tergeletak di lantai.

"Eomma, Wony pingsan!" Ujarnya panik seraya memangku kepala sang adik di pahanya.

Wonyoung segera dilarikan ke rumah sakit oleh Daah dan ibunya. Ternyata dokter yang sedang jaga adalah dokter yang menangani Wonyoung saat pingsan sebelumnya.

"Dia pingsan lagi?" Tanya dokter wanita itu seraya mengecek detak jantung Wonyoung dengan stetoskop.

Ibu dan kakak Wonyoung yang mendengarnya terkejut. Tidak tau kalau Wonyoung sudah pernah pingsan sebelumnya.

"Apa dia pernah pingsan sebelumnya, dokter?" Ibu Wonyoung bertanya khawatir.

Dokter bernametag Shin Yena itu mengangguk, "Dua hari yang lalu saya dipanggil untuk memeriksanya di gedung Starship."

"Dia hanya kelelahan dan mengalami gejala anemia. Sepertinya dia tidak meminum obat penambah darah yang aku berikan, sehingga tekanan darahnya masih rendah." Jelas Dokter Yena seraya melihat angka yang muncul di tensimeter digital.

"Tapi tadi hidung Wonyoung mimisan waktu saya menemukannya pingsan." Ujar Daah yang baru ingat.

"Mimisan?" Dokter Yena terdiam seolah ada yang sedang ia pikirkan. Daah dan ibu Wonyoung menjadi semakin cemas.

"Biarkan dia istirahat disini satu atau dua hari. Saya akan memberikan vitamin dan obat melalui infusnya." Dokter Yena pergi mengambil peralatan infus.

Tak lama ia datang lagi dengan seorang perawat. Saat dokter Yena menaikan lengan baju Wonyoung, gerakannya terhenti ketika melihat memar di bawah pergelangan tangan kiri gadis itu.

Dokter Yena bernapas gusar. Ia bergerak memeriksa bagian tubuh Wonyoung yang lain dan mendapati memar yang sama di lengan kanan, perut dan kaki gadis itu.

We Got 'Love' ||WONRUTO|| Where stories live. Discover now