19🤍 Only |M|

542 23 26
                                    

Recommended to listen while reading
Lee Hi - Only

🤍🤍🤍

Haruto memandang lurus dengan tatapan kosong. Apa yang terjadi tiga bulan lalu masih terbayang jelas di benaknya. Bagaimana rasa takut itu meremas jantungnya kuat-kuat serta melemaskan seluruh sendi dan tulangnya.

Lelaki itu berbalik, menghapus air mata yang sejak tadi menerobos untuk keluar. Kemudian kembali memutar tubuhnya ke depan. Senyumnya tertarik menatap gadis yang kini melangkah anggun menuju altar di dampingi sang ayah.

Wonyoung, gadis itu terlihat sangat cantik dalam balutan gaun putih dengan model off shoulder. Untuk kesekian kalinya, Haruto kembali terpesona pada gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

Ya. Hari ini adalah pernikahan Haruto dan Wonyoung yang digelar secara privat di Aston House di Hotel Grand Walkerhill Seoul.

Tatapan mereka bertemu, keduanya lalu saling melempar senyum bahagia. Ketika langkah Wonyoung semakin dekat dengan altar, Haruto melangkah menjemput calon istrinya, pun dengan ayah Wonyoung yang kini mengulurkan tangan sang anak untuknya.

"Kuserahkan putriku padamu, bahagiakan dia seperti aku membahagiakannya selama ini. Kalau perasaanmu berubah padanya, jangan sakiti dia. Kembalikan dia padaku." Nasehat ayah Wonyoung sebelum menyerahkan tangan anaknya.

Haruto membungkuk dan menerima tangan Wonyoung. "Nde, abeoji. Saya akan membahagiakan Wony lebih dari apapun di dunia ini dan tidak akan pernah merubah perasaan saya terhadapnya ataupun menyakitinya." Jawabnya menghapus kekhawatiran sang calon mertua.

Wonyoung tersenyum haru mendengar percakapan dua lelaki yang paling ia sayangi di dunia ini.

Haruto tersenyum menatap Wonyoung seraya berujar, "Kamu cantik banget."

Wonyoung hanya tersenyum malu mendengar pujian calon suaminya. Keduanya lalu melangkah bersama menuju altar.

Kini Haruto dan Wonyoung berdiri di hadapan pendeta. Upacara peneguhan pernikahan mereka pun dimulai. Pendeta mengajukan beberapa pertanyaan kepada Haruto dan Wonyoung secara bergantian, untuk mengetahui kesungguhan mereka dalam memasuki bahtera pernikahan.

"Watanabe Haruto, bersediakah engkau mencintai Jang Wonyoung sebagai pasangan hidupmu dalam suka dan duka, untung dan malang seumur hidup?"

"Saya bersedia." jawab Haruto lantang.

"Jang Wonyoung, bersediakah engkau mencintai Watanabe Haruto sebagai pasangan hidupmu dalam suka dan duka, untung dan malang seumur hidup?"

"Saya bersedia."

Keduanya kini dipersilahkan untuk saling berhadapan dan saling bepegangan tangan seraya mengucapkan janji suci pernikahan di depan para undangan yang hadir.

"Saya Watanabe Haruto, membawa engkau, Jang Wonyoung, untuk menjadi istri saya. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormatimu sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita." ujar Haruto tanpa ada keraguan atau kegugupan sedikitpun dalam suaranya.

Wonyoung lantas menjawab.

"Saya Jang Wonyoung, membawa engkau, Watanabe Haruto, menjadi suami saya. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormatimu sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita."

Keduanya kembali melempar senyum ketika sesi pengucapan janji telah selesai. Haruto dan Wonyoung lalu kembali menghadap pendeta yang kini meneguhkan pernikahan mereka dengan lantunan doa.

We Got 'Love' ||WONRUTO|| Where stories live. Discover now