15🤍 Meet

246 29 16
                                    

"Cancer Hospital"

Ada rasa sesak di dada Haruto ketika membaca tulisan besar yang ada di atas gedung megah di hadapannya. Gedung tersebut masih bagian dari Samsung Medical Center yang dikhususkan untuk pengobatan kanker. Tak pernah terlintas di benaknya barang sedikitpun, gadis seceria Wonyoung akan menjadi salah satu pasien di tempat itu.

Haruto menghela napas lalu melangkah masuk mengikuti petunjuk jalan menuju kamar rawat Wonyoung. Yujin sudah memberi tahu tadi.

Nafas lelaki itu tercekat setiap kali berpapasan dengan pasien di sana. Penampilan mereka terlihat sungguh memprihatinkan. Ada yang tubuhnya sangat kurus, ada yang kulitnya sangat pucat seperti tidak ada aliran darah yang melewati kulitnya, dan tidak sedikit yang botak di antara mereka.

Ia jadi kepikiran, bagaimana dengan kondisi Wonyoung sendiri saat ini. Sekedar membayangkan saja, Haruto tak sanggup. Sungguh tidak rela jika senyum cerah Wonyoung hilang dari wajah cantiknya.

Akhirnya Haruto berhasil menemukan kamar Wonyoung. Ia mengatur napas terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu kayu berwarna cokelat di hadapannya.

Tok tok

"Masuk."

"Anyeonghaseyo..."

"Ommo, Haruto-ssi? Masuk-masuk."

Haruto tersenyum dan membungkuk hormat pada wanita paruh baya yang sepertinya adalah ibu Wonyoung. Tapi ia bingung kenapa beliau tau dengan namanya?

"Silahkan duduk."

Haruto mengangguk dan duduk di sofa yang ada di sebelah kiri pintu setelah menaruh strawberry yang dibawanya ke atas meja. Ia mengedarkan padangan. Ternyata hanya ibu Wonyoung yang ada disana.

"Wah... Ternyata aslinya lebih tampan." Ibu Wonyoung terkekeh dan duduk di depan Haruto.

Haruto sungguh malu mendengarnya. Ia tertawa kecil saja sambil mengangguk.

"Maaf imo, saya baru bisa menjenguk Wony sekarang."

Ibu Wonyoung mengibaskan tangannya, "Gwenchana." Senyum beliau perlahan mengendur. Tergantikan dengan ekspresi sendu.

"Tapi bagaimana kamu tau Wony dirawat disini?"

"Sebelumnya saya minta maaf, saya memaksa Yujin-ssi agar memberitahu keadaan Wony yang sebenarnya." Haruto menundukkan kepalanya.

"Nggak apa-apa. Wony juga sering menceritakan kamu sama imo."

Haruto tertegun dan mengangkat wajahnya menatap ibu Wonyoung yang kini kembali tersenyum.

"Dua bulan ini, dia sudah cukup menderita dengan penyakitnya." Tatapan ibu Wonyoung kembali menyendu. Teringat tangis kesakitan Wonyoung saat dikemo yang membuat gadis itu ingin menyerah.

"Dengan datangnya kamu kesini, imo harap kamu bisa mengembalikan semangat Wony untuk sembuh."

Haruto mengangguk mantap, "Saya gak akan membiarkan Wony menyerah dengan penyakitnya, imo."

"Tapi dimana Wony?" Ia menatap ke arah ranjang Wonyoung yang kosong.

"Oh iya, Wony lagi jalan-jalan ke taman sama kakaknya. Tiap jam segini dia suka lihat kupu-kupu disana."

"Ini kamu. Indah seperti kupu-kupu tapi kokoh seperti batu karang."

Haruto sontak teringat ucapan Wonyoung saat mereka di pantai.

Ceklek

Pintu di sebelahnya tiba-tiba terbuka. Berhasil membuat jantung Haruto berdegup kencang karena mengira itu adalah Wonyoung. Tapi ternyata ia salah.

We Got 'Love' ||WONRUTO|| Место, где живут истории. Откройте их для себя