4. Roller Coaster

6 3 8
                                    

DISCLAIMER:

Cerita dalam novel ini terdapat banyak adegan kekerasan, sadis, dan kata-kata kasar. Para pembaca diharap bijak dalan menyikapinya.

Menseki jiko免責事項
Kono shosetsu no monogatari ni wa, boryoku, sadizumu, kibishi kotoba no shin ga kazouku fukuma rete imasu. Dokusha wa kore ni kenmei ni oto suru koto ga kitai sa remasu.この小説の物語には、暴力、サディズム、厳しい言葉のシーンが数多く含まれています。読者はこれに賢明に応答することが期待されます。

Reyna mengajak Kizami bersenang-senang di taman hiburan, sepulang sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Reyna mengajak Kizami bersenang-senang di taman hiburan, sepulang sekolah. Tempatnya berada di pusat kota Yokohama. Ada beberapa wahana permainan yang menguji adrenalin. Salah satunya adalah roller coaster. Wahana itu menjadi pilihan yang paling menantang. Semua penumpangnya berteriak-teriak tegang dan ketakutan. Termasuk Reyna dan Kizami. Teriakan senang, bahagia, dan konyol. Teriakan Kizami terdengar riuh. Bercampur gelak tawa.

Ketika mereka turun dari wahana itu, kedua lutut mereka masih lemas. Kizami belum berhenti tertawa.

Untuk beberapa saat, Reyna terkesima dengan tawa Kizami. Terdengar merdu memasuki seluruh relung pendengarannya. Ia jadi terpesona. "Aku mencintaimu, Hanekawa," ucap Reyna.

Tawa Kizami berangsur berhenti. Mereka berdua memang berpacaran. Tetapi belum pernah ada kalimat seromantis itu terucap. Semuanya terlihat dari Tindakan. Saling membela dan melindungi satu sama lain. Perasaan tidak ingin kehilangan mengikat kebersamaan mereka. Kizami sungguh tidak menyangka, Reyna bakal menciumnya di... bibir.

Ini adalah ciumanpertama mereka. Mereka bahkan tidak peduli jadi tontonan orang. Di dunia ini,rasanya cuma ada mereka berdua.

 Di dunia ini,rasanya cuma ada mereka berdua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gambar: hpnonline.org

Fakta, bahwa membunuh sudah jadi naluri hidup Kizami, tidak membuatReyna takut. Ia tidak peduli pada sebutan psikopat pada pria ini. Ia sungguhmenyayanginya. Cinta pertamanya berlabuh pada seorang Kizami Hanekawa.

Bagi Kizami sendiri, Reyna adalah segalanya. Satu-satunya manusia didunia ini yang ingin dijaga, dilindungi, dan disayanginya. Di saat semua orangmeninggalkannya, hanya Reyna yang bersedia tetap berada di sisinya. Tanpapernah beranjak, bahkan tidak pernah merasa bosan selalu menemaninya. Ini sudahtahun keempat kedekatan mereka, sejak SMP kelas 3.

*

Reyna Sawajiri adalah putri sulung dari keluarga yang sederhana. Ayahnya bekerja di bank, sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga nan bersahaja. Dalam satu saudara, Reyna punya seorang adik perempuan yang masih SMP. Namanya Reiko.

"Reyna-chan." panggil Hana, ibunya.

"Ya, Bu?" Reyna menjawab panggilan ibunya dengan sopan. Sore itu, ia sedang membantu Hana melipat pakaian yang baru disetrika, juga menggantung seragam sekolah miliknya dan milik Reiko yang akan dikenakan besok.

"Apa kau masih berteman baik dengan anak lelaki yang tinggal di ujung jalan sana?" tanya Hana. Yang dimaksud adalah Kizami.

"Maksud Ibu, Kizami Hanekawa?" Reyna memastikan ibunya tidak salah bertanya.

Hana mengangguk,membenarkan.

"Iya, Bu," jawab Reyna dengan wajah merona. "Kami berteman sangat baik."

Hana bisa melihat itu. Ia juga sering memperhatikan keakraban merekaberdua. "Ibu juga merasa kasihan padanya," ujar wanita berusia hampir paruh baya itu. "Dia hidup sendirian di sana."

"Hmm... Bu, kami berencana ke universitas sama-sama." Bagi remaja Jepang, kalau sudah bertekad hidup bersama sejak masa kuliah, artinya hubungan mereka memang serius. Itulah yang terjadi di antara Reyna dan Kizami.

"Kau sudah yakin?" tanya Hana, sekali lagi.

Reyna menganggukkan kepala. "Yakin, Bu," jawabnya tanpa ragu sedikit pun.

*

Asano dan teman gengnya yang tersisa, Nakashima Haruto, Hatari Naomi, dan Yokoshiro Mina merasa ada yang aneh dengan kejadian yang menimpa sahabat mereka, Yuna.

"Aku yakin, Satoshi tidak mungkin sebodoh itu," kata Asano. "Berswafoto sampai terpeleset begitu." Ia mengelus dagunya sendiri.

"Aku juga berpendapat demikian." Mina mengamini. "Kemarin aku pergi ke rumah Satoshi. Ibunya jadi sakit-sakitan."

Lalu, Naomi menceritakan sesuatu. "Aku juga sempat ke sana sepulang sekolah. Aku merasa curiga, dan masalah ini menggugah jiwa detektifku." Mereka semua menyimak cerita Naomi. "Aku iseng masuk ke kamar Satoshi. Sepertinya kesempatan emas datang kepadaku. Aku melihat ponselnya di meja. Ponsel yang dipakainya berswafoto saat kejadian itu. Kubuka galeri fotonya. Foto-foto terakhirnya. Kalau diperhatikan, ada satu foto yang aneh. Mimik wajahnya seperti orang yang terkejut. Tersimpan paling akhir. Aku menyalinnya ke ponselku." Ia menunjukkanfoto mencurigakan itu. "Ini..." Ia menunjukkan foto yang dicurigainya.

Satu per satu, mereka melihat foto tersebut.

"Mungkin saja, Satoshi didorong seseorang?" Haruto menganalisa sekenanya.

"Tetapi dari hasil penyelidikan, tidak ada sidik jari mencurigakan dipakaiannya, atau di badannya," tampik Mina.

Asano tidak tahan lagi dengan pembicaraan ini. Ia sedih, karena kehilangan Yuna. Ia juga memperhatikan foto yang diperlihatkan Naomi. "Hari itu, kita merundung sepasang sejoli culun itu," tutur Asano. Yang ia maksud adalah Kizami dan Reyna.

"Apakah kau mencurigai mereka?" tanya Mina.

"Entahlah." Asano menundukkan kepala. Dirundung bingung. "Perasaanku mengatakan, ini semua ada hubungannya dengan mereka." Ia sungguh merasa geram.

The Bloody Secret (Tamat)Where stories live. Discover now