7. Perundungan

3 0 0
                                    

DISCLAIMER:

Cerita dalam novel ini terdapat banyak adegan kekerasan, sadis, dan kata-kata kasar. Para pembaca diharap bijak dalan menyikapinya.

Menseki jiko免責事項
Kono shosetsu no monogatari ni wa, boryoku, sadizumu, kibishi kotoba no shin ga kazouku fukuma rete imasu. Dokusha wa kore ni kenmei ni oto suru koto ga kitai sa remasu.この小説の物語には、暴力、サディズム、厳しい言葉のシーンが数多く含まれています。読者は

Reyna dan Kizami sama-sama hendak keluar ke halaman depan sekolah

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Reyna dan Kizami sama-sama hendak keluar ke halaman depan sekolah. Mereka saling bercengkrama dan merencanakan kegiatan sepulang dari sekolah nanti. Mereka punya banyak PR, dan berencana mengerjakannya sama-sama di tempat kesukaan mereka.

Lalu, Reyna teringat sesuatu. "Kizami, kotak bekalku ketinggalan di laci meja. Kuambil dulu, ya."

Kizami menganggukkan kepala. "Aku akan menunggumu di sini."

Reyna pun segera kembalimasuk ke gedung sekolah.

*

Reyna pergi menuju ke kelasnya yang berada di lantai dua. Benar saja, kedua kotak bekal makan siangnya tertinggal di dalam laci meja. Ia pun mengambilnya, memasukkannya ke tas sekolah.

Tiba-tiba, sesuatumemukul kepalanya dari belakang, Reyna pun jatuh pingsan.

Sementara itu, Kizami masih menunggu di depan sekolah, sambal memainkan dedaunan yang gugur dari pohon. Sampai, seorang siswi datang padanya, dan memberi tahukan sesuatu.

"Reyna dipanggil oleh Bu Nohara. Sepertinya mau membahas sesuatu dan akan cukup lama. Dia berpesan, supaya kau pulang lebih dulu." Begitu kata siswi tersebut. Setelah itu dia pergi.

Kizami agak ragu maumeninggalkan Reyna. Tidak biasanya begini. Sepayah-payahnya Reyna dalam halbelajar, tidak pernah punya masalah pada nilai pelajaran.

Siswi barusan adalah Mina Yokoshiro. Ia merasa lega, karena Kizami tidak hafal kalau dirinya adalah teman Asano. Setelah memastikan Kizami pulang tanpa merasa curiga, ia pun kembali ke sekolah, bersama teman-temannya.

*

Di dalam gudang sekolah yang gelap, pengap, dan lembab itu, aroma kotoran tikus dan debu saling bersinggungan menciptakan bau aneh dan menjijikkan. Reyna mendapati dirinya terduduk dengan tubuhnya terikat pada kursi. Ia tidak bisa mendengar suara siapapun. Ia mulai sadar ini seperti penyekapan. Ia pun berteriak. Teriakan sia-sia.

Kemudian, ada yang datang dengan membawa lampu senter. Cahayanya begitu menyilaukan matanya.

Yang datang adalah Naomi, Haruto, dan Mina.

Haruto meletakkan senter besar itu di tempat yang agak tinggi, sehingga dapat menerangi seisi gudang kecil itu. Mereka tidak bisa menggunakan listrik sekolah untuk menyalakan lampu.

Biarpun senter ini tidak terlalu terang juga, namun cukup bagi Reyna melihat wajah sadis mereka. Mereka bertiga yang terlihat begitu senang hati hendak menyiksa Reyna.

"Dasar, gadis sok cantik!" Naomi mencemoohnya. "Kau begitu berani menolak seorang Asano Madochi. Seharusnya kau senang, karena dia memilihmu. Malah... kau lebih memilih si aneh Kizami Hanekawa itu!"

Reyna mencebik. "Jadi, semua ini gara-gara Asano?" Kepalanya terasa pusing, saat bicara. Ia pun teringat, sebelum pingsan, kepalanya dipukul sesuatu dengan cukup keras.

"Sekarang, rasakan saja siksaaan dari kami!" Mina menampar wajah Reyna tanpa aba-aba. Sampai pipi gadis itu memerah.

Reyna berteriak kesakitan. Rasanya begitu panas dan membekas.

Sedangkan Naomi mencubiti lengan tangan dan pahanya, sampai membuat bekas biru. Reyna hanya bisa menjerit kesakitan, tanpa bisa melawan.

"Ini yang lebih keren..." Haruto baru menyulut rokok. Mengisapnya beberapa kali, dan api yang tersulut masih menari-nari di antara tembakaunya yang mongering. Tiba-tiba, disundutkannya ujung rokok itu ke paha Reyna.

Lagi-lagi, Reyna hanya bisa menjerit sembari menahan panas menggigit dan sakit perih karena kulitnya yang mulus itu terbakar. Sundutan rokok itu meninggalkan bekas hitam bulat kecil yang menyakitkan di sana.

Belum cukup sampai di situ.

Naomi mengambil sesuatu dari tas milik Haruto yang berisi alat penyiksaan. Ia memotong asal-asalan rambut panjang Reyna menggunakan sebuah gunting besar. Helaian rambutnya jatuh ke pundak, pakaian, hingga ke lantai.

Mina memoleskan cat kuku berwarna hitam ke wajah Reyna. Mendandaninya hingga jadi buruk rupa.

Haruto naik ke atas meja. Ia membuka resleting celananya, mengeluarkan penisnya dari sana, dan mengencingi korbannya itu.

Air kencing Haruto yang hangat membasahi kepala, rambut, wajah, hingga leher dan pakaian Reyna. Tangannya yang terikat tidak bisa menepis air kencing yang juga masuk ke mulutnya, terpaksa tertelan. Padahal, ia sudah sekuat tenaga menutup rapat bibirnya.

"Apa yang kau minum, Haruto?" teriak Naomi sambal tertawa. "Huh! Bau sekali gadis jelek ini!" ejeknya kemudian. "Sekarang, kalau sudah buruk rupa begini, siapa yang mau menjadikanmu pacar? Mungkin si aneh itu juga enggan melihatmu." Yang ia maksud adalah Kizami.

Reyna sendiri sudah lemas. Ia tidak sanggup berteriak lagi. Suaranya habis.

Tetapi penyiksaanrupanya belum usai. Mereka mengeroyok tubuh Reyna. Memukuli, menendang,mencubiti, menampar, menyundutkan kembali rokok ke bagian tubuh yang lain.Sampai gadis itu akhirnya tidak sanggup lagi bertahan, dan hilang kesadaran.

*

Di dalam, Kizami sedang belajar. Ia mendengar suara seorang wanita di luar. Ia pun membuka pintu. Melihat ibunya Reyna ada di hadapannya, firasat buruk langsung merenggut semua ketenangannya malam itu. "Ya, Bibi?"

"Apakah... Reyna ada di sini?" tanya Hana. Wanita itu berusaha melihat ke dalam rumah, mencari-cari putrinya.

Pertanyaan tersebut sontak benar-benar merundung pikiran Kizami dengan rasa khawatir. "Reyna?" Ia menelan ludah. Lalu berkata, "Dia tidak ada di sini."

Hana pun tidak bisa lagi menahan rasa khawatirnya. "Reyna belum pulang dari sekolah sama sekali. Tolong, bantu cari putri kami."

"Saya akan mencarinya." Kizami segera memakai jaket dan sepatunya. "Bibi tunggulah di rumah."

Rasa khawatir bercampur takut seolah berdisko bersama firasat buruk itu. Terakhir kali melihat Reyna ya di sekolah tadi, ketika mau pulang, gadis itu mengambil kotak bekal yang tertinggal, tetapi malah ditahan guru.

Sebentar! Ditahanguru? Mungkinkah urusannya dengan guru belum selesai? Kizami pergi ke sekolah.Memulai pencariannya di sana.

The Bloody Secret (Tamat)Место, где живут истории. Откройте их для себя