13. Akhir Kisah Ini

2 0 0
                                    

DISCLAIMER:

Cerita dalam novel ini terdapat banyak adegan kekerasan, sadis, dan kata-kata kasar. Para pembaca diharap bijak dalan menyikapinya.

Menseki jiko
免責事項

Kono shosetsu no monogatari ni wa, boryoku, sadizumu, kibishi kotoba no shin ga kazouku fukuma rete imasu. Dokusha wa kore ni kenmei ni oto suru koto ga kitai sa remasu.
この小説の物語には、暴力、サディズム、厳しい言葉のシーンが数多く含まれています。読者はこれに賢明に応答することが期待されます。

Sebuah kusarigama telah menancap pada dinding dengan berlumuran darah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah kusarigama telah menancap pada dinding dengan berlumuran darah. Kusarigama sendiri adalah sebuah senjata tajam yang sungguh mematikan dan efektif untuk perkelahian jarak jauh. Ia merupakan senjata kombinasi antara sabit tajam dan dikemas dengan rantai.

Reyna melihat seseorang sudah berdiri tidak jauh darinya. Orang yang melempar kusarigama itu. "Ki-kizami?"

Pria itu memegang sebuah gunting rumput di tangan kirinya. Ia sudah siap mencincang Asano yang begitu berani menyentuh kekasihnya. Perlahan, wajahnya terkena bias cahaya rembulan yang menembus melalui celah-celah jendela. Sebelah wajahnya itu... rusak. "Kau baik-baik saja, kan?" tanyanya. Seolah tidak punya rasa sakit, dan mengabaikan luka parah di wajahnya.

 Seolah tidak punya rasa sakit, dan mengabaikan luka parah di wajahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Reyna mengangguk. Air matanya mengalir. Kizami mendekat. Ia mengulurkan tangan kanannya pada Reyna. Hendak membantunya berdiri. Gadis itu langsung menerima uluran tangan tersebut.

Ketika sudah berdiri, Reyna baru bisa menatap wajah Kizami baik-baik. Seluruhnya...

"Apakah kau takut?" Pertanyaan Kizami malah membuat Reyna menangis. "Aku sudah buruk rupa. Aku cacat. Aku... tidak pantas..."

Tidak disangka, Reyna memeluknya. "Asal bisa bersamamu, aku tidak peduli apapun." Ia dapat merasakan dekapan Kizami yang masih hangat. "Aku mencintaimu, Kizami Hanekawa."

"Aku juga." Dekapannya semakin erat. Tidak peduli, bahwa masih ada nyawa yang mengerang kesakitan dan menyaksikan kemesraan mereka dengan hati yang juga terbakar cemburu.

The Bloody Secret (Tamat)Where stories live. Discover now