4.) Partnership

500 56 11
                                    

Aiyoo... It's weekend, gaes.

Nomin back with TWWYE yang semakin kesana semakin sweet..

Happy reading, All!

Vote & Commentnya ditunggu...

_______________________________

Tentu saja aku menolak ajakan pulang Mas Satya kemarin.

Alasannya? Tidak perlu dipertanyakan lagi kan?!

Yang pertama adalah Renata, kalau dia tau bisa-bisa geger dunia pergosipan YMB. Untung saja dia tidak mendengar ucapan ngawur Mas Bupati idolanya.

Yang kedua tentunya ini di ruang publik, lebih heterogen lagi orangnya daripada acara open house Pak Radja.

Terakhir, aku dan Mas Satya tidak punya hubungan apa-apa selain sesama anak dari orang tua yang bersahabat.

Bukannya aku tidak menyadari flirting tipis yang Mas Satya lemparkan. Tapi selama belum ada ungkapan secara langsung, aku tidak mau kegeeran sendiri.

"Mbak Kaal, mau ke kantor bupati jam berapa?" tanya Rama.

Aku mengerjap tersadar. Kulirik layar macbook yang masih setia menunjukkan halaman yang sama seperti di awal kubuka.

Sudah berapa lama aku melamun?

Kubiarkan file pekerjaan yang tidak kukerjakan tersebut dan beralih melirik arloji di pergelangan tangan yang menunjukkan pukul 10.30 pagi

"Sekarang saja, Ram. Daripada nanti habis jam makan siang malah pada susah ditemui." jawabku. "Udah disiapin semua kan filenya?"

Rama menepuk tasnya bangga. "Aman, Mbak. Tinggal berangkat."

"Yaudah, yuk! Berangkat. Renata, Santika sama Yudha jaga markas dulu yaa. Ntar makan siang kalau mau pesan online, pesan aja. Bill-nya jangan lupa kirim ke aku."

Setelah meninggalkan pesan ke anak-anak yang lain, aku segera melangkah keluar diikuti oleh Rama yang kali ini mendampingiku kunjungan ke kantor bupati. Rama terpilih karena ia sudah cukup sering keluar masuk area kantor pemerintahan kabupaten. Jabatannya sebagai wakil ketua di karang taruna tingkat kabupaten membuatnya banyak mengenal orang-orang penting yang menduduki kursi pemerintahan saat ini.

"Bantu arahin jalan yang jelas ya, Ram."

Untuk saat ini YMB belum memiliki mobil yayasan serta sopirnya. Karena mobilitas anggotanya yang masih cukup luang dan bisa memanfaatkan kendaraan pribadi masing-masing apabila ada kepentingan mendesak. Akan tetapi, aku selalu meminta anak-anak untuk menggunakan mobilku terlebih dahulu untuk kepentingan yayasan. Jika terpaksa harus menggunakan kendaraan pribadi, aku meminta mereka untuk selalu reimburse uang transportasi ke yayasan.

Memasuki gerbang kantor bupati, Rama mulai mengarahkan jalan menuju gedung yang kami tuju. Lokasi kantor bupati ini berupa kompleks kantor pemerintahan, dengan 5 gedung bertingkat tiga yang berisi dinas-dinas pendukung pemerintahan, serta 1 gedung utama sebagai kantor kerja bupati dan wakil bupati.

Rama memintaku memarkirkan mobil di area parkiran selatan lapangan yang terletak di depan gedung utama. Sembari berjalan, Rama menjelaskan berbagai dinas yang berkantor di kompleks kantor bupati ini.

"Di sini ada 5 gedung yang penamaannya ngambil dari tokoh pewayangan pandawa 5, Mbak. Mulai dari kita masuk tadi ada gedung Puntadewa, Werkudara, Janaka, Nakula, Sadewa. Bahkan gedung utamanya, dimana Bupati dan jajarannya berkantor itu nama gedungnya Pandawa Bharata."

"Yang akan kita temui hari ini Pak Rawat, Mbak Kaal. Beliau Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata. Untuk kantornya bukan di kompleks ini, ada di Jalan Pemuda, depannya stadion itu."

The World Where You ExistWhere stories live. Discover now